Share

Bab 4 - Pertemuan Inara dengan Bram

Sesuai janji, Inara pun pergi ke perusahaan Rizky setelah bersiap-siap sejak pukul 4 pagi.

Kini, sebuah gedung pencakar langit di daerah bisnis Jakarta menyambut Inara.

Perempuan cantik itu terdiam.

Perusahaan milik Rizky tampak jauh lebih besar dari milik keluarga mantan suaminya dulu. Hal ini membuat Inara semakin gugup kala mengingat bahwa dia akan menjalani hari pertama bekerja di sana.

Namun, dia menguatkan diri. Dengan elegan, dia menuju ke bagian resepsionis.

"Permisi Mba, saya sepupu Pak Rizky. Apa saya bisa bertemu dengannya?" sapa Inara sopan.

Sang resepsionis memperhatikan Inara yang tampak cantik dan seksi, serta barang-barang branded melekat di tubuhnya.

Ada kekaguman di mata resepsionis itu pada Inara. Namun, gadis itu tak terlalu menyadarinya.

"Sebentar ya, Kak. Pak Rizky belum sampai kantor," jelas sang resepsionis cepat.

Inara pun menganggukkan kepalanya

Untungnya, tak lama kemudian Rizky datang.

Pria tampan itu mengajak Inara masuk ke ruangannya.

Sesuai dengan rencana, mereka berdua harus berakting seperti sepupu di depan semua karyawan di perusahaan itu.

"Oh, iya. Sebentar lagi, aku panggilkan HRD di sini. Namanya Pak Andi. Ingat, kenalkan diri kamu sebagai Felisa. Bilang saja, kamu sepupu jauh aku dari mamaku!"

“Baik.”

Inara pun mengiyakan ucapan Rizky. Mereka mendiskusikan beberapa hal, sebelum ketukan di pintu mengalihkan atensi keduanya.

“Permisi, Pak Rizky, ” ucap seorang pria yang diyakini Inara sebagai HRD di kantor Rizky.

“Selamat pagi, Pak Andi. Perkenalkan ini Felisa, sepupu saya.”

Inara pun tersenyum membuat Pak Andi sedikit terpesona.

"Mulai hari ini, saya ingin Felisa menjadi sekretaris pribadi saya. Untuk gaji awal, saya akan membayar gaji dia delapan juta rupiah," jelas Rizky kembali.

Pak Andi pun sadar. Ia segera memproses kontrak Inara.

Untungnya, tak butuh waktu lama, Inara atau Felisia telah resmi menjadi sekretaris Rizky.

"Sabtu ini, ada pertemuan para pengusaha di Jakarta. Aku yakin, mantan suami kamu itu datang ke acara itu. Apa kamu sudah siap bertemu dengannya? Pertemuan ini diadakan 1 tahun sekali, dan boleh membawa pasangan," ujar Rizky kepada Inara cepat.

"Iya, aku sudah siap bertemu dengannya."

Inilah saat dia merencanakan pembalasan kepada mantan suaminya. Dia akan tampil cantik dan menggoda mantan suaminya.

Bram pasti tak akan mengenali mantan istrinya yang sudah sangat berubah!

Di sisi lain, Rizky tak berkedip menatapnya. Dia begitu terpesona pada Inara.

“Kenapa kamu menatapku seperti itu?” panik Inara kala menyadari tatapan Rizky, “Aneh ya? Apa terlalu seksi pakaianku? Atau mungkin, make-upnya terlalu tebal?”

Entah mengapa, pendapat Rizky begitu penting untuknya.

Padahal, dia sungguh percaya diri. Namun, perbedaan reaksi Rizky membuatnya khawatir.

Alih-alih menjawab, pria itu justru berkata, "Sudah, tak usah dipikirkan! Lebih baik, kita berangkat sekarang. Aku sudah tak sabar, ingin melihat reaksi mantan suami kamu. Kita lihat nanti, dia akan datang dengan siapa!"

"Saat dia menghampirimu, anggap saja, kamu tak mengenal dia!" tambahnya lagi.

Inara mengerutkan dahinya bingung. Namun, memilih mengangguk. “Baik.”

Tak lama, mereka pun sudah dalam perjalanan menuju tempat acara berlangsung.

Rencana pembalasan akan mulai dilakukan.

Suasana tegang menghampiri Inara. Dia merasa canggung bertemu dengan orang-orang kelas atas.

"Dia datang. Setelah ini, kamu tengok ke sebelah kiri!" bisik Rizky.

Inara tersenyum sinis. "Ternyata, dia datang bersama wanita murahan itu. Aku ingin lihat, gimana reaksi dia jika aku mendekati Bram nanti."

Sementara itu, Bram yang melihat senyumannya, tak berkedip sama sekali. Dia begitu terpesona dengan kecantikan wanita di hadapannya.

"Mas!" Monika memanggil Bram sedikit keras.

Dia merasa kesal, karena kekasihnya tak berkedip memandang wanita cantik di hadapan mereka. Mata keranjang Bram benar-benar tak bisa dikontrol.

Sadar menjadi pusat perhatian, Bram mendelik tajam.

"Kamu ini apa-apaan sih? Buat malu saja!" ucapnya sedikit membentak Monika.

Berbeda halnya dengan Monika, yang merasa malu diperlakukan seperti itu oleh Bram.

Inara justru tersenyum puas dalam hati. Dia yakin, akan berhasil menghancurkan hubungan Bram dengan Monika.

"Ayo, kita ke sana!" ajak Rizky tiba-tiba.

“Kenapa?” panik Inara menyadari pria itu menggandeng tangannya pergi meninggalkan Bram yang sedang bertengkar dengan Monika.

"Tenang saja! Aku lakukan ini, hanya untuk melancarkan rencana kamu! Bukan untuk mencari kesempatan," ucap Rizky pelan. Namun, masih bisa terdengar Inara.

Benar saja, kepergian Inara tersebut tak terlepas dari pandangan Bram.

Dia bahkan memperhatikan saat Rizky dan Inara berpisah.

Rizky bergabung dengan pengusaha lainnya, sedangkan Inara akan pergi mengambil minuman dan juga cemilan.

"Oh, jadi wanita itu kekasih laki-laki itu? Pantas, aku baru melihat dia. Aku kira, dia seorang pengusaha wanita. Penampilannya begitu anggun, wajahnya sangat cantik. Monika kalah jauh darinya. Sayang, dia kekasih laki-laki itu," gumam Bram dalam hati.

"Bram!” Teriakan Monica menghancurkan konsentrasi Bram.

Pria itu sontak memutar bola matanya malas.

“Aku menyesal mengajakmu ke sini kalau kamu ribut terus! Sudah sana, lebih baik kamu pulang! Jangan permalukan aku di depan para kolegaku" usir Bram kejam pada Monica–seolah wanita itu bukanlah alasannya sampai tega menghabisi nyawa mertua, istri, dan bahkan menyakiti sang papi.

"Oh, kamu sudah berani mengusir aku? Pasti karena ingin mendekati wanita itu 'kan? Aku gak mau pulang!"

Bram hanya menghela napas panjang.

Mau tak mau, dia harus menuruti kekasihnya. Namun, saat Monika ke toilet, Bram langsung mengambil kesempatan mendekati Inara–untuk berkenalan.

"Hai, sendiri saja. Kasihan wanita cantik, dibiarkan sendiri seperti ini. Dia kekasih kamu atau suami kamu?" ucap Bram to the point dengan senyum khasnya.

Comments (7)
goodnovel comment avatar
Ristiana Cakrawangsa
wwkkwkwkw Bram Bram ngakak sumpah
goodnovel comment avatar
Risty Hamzah
Ini baru permulaan bram dan monica tenang saja siap² menunggu pembalasan inara.........
goodnovel comment avatar
Risty Hamzah
Ternyata gampang ya mau menghancurkan s bram cwok mata keranjang baru ngelihat cwe cantik aja udah mau kena umpan
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status