Share

Bab 10 : Telepon

Deg!

Meski sudah mempersiapkan diri, tetap saja suara ketus Bi Eli membuatku terkejut.

Untungnya, aku dapat mengendalikan diri. Dengan cepat, kuraih dan kucium punggung tangan yang ia sodorkan ke arahku.

"Apa kabar, Bi?" tanyaku basa-basi.

"Ya seperti kamu lihat ini. Tiaaap hari repot. Untung aja si Hendi itu rajin, bantuin ngejemur pakaian. Ngarepin tuh, dua anak gadis, susaah banget, deh. Heran! Jam segini aja belum bangun. Matahari sudah tinggi begini," cerocos Bi Eli.

Aku hanya bisa tersenyum mendengar celoteh bibiku itu. Aku sudah sangat paham. Memang kedua anak gadisnya bisa dikatakan malas bangun pagi. Habis shalat subuh, mereka dipastikan akan tidur kembali. Di masa sekolah aja begitu, sampai kadang terlambat, apa lagi kalau sedang libur begini.

"Sini aku yang goreng ikannya, Bi," ujarku menawarkan bantuan pada bibi.

Tanpa ba-bi-bu Bi Eli langsung saja menyerahkan sutil yang ia pegang kepadaku. Kemudian ia mendaratkan bokongnya di kursi meja makan sembari menghela napas.

"Ikan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rosa Rasyidin
tak kruwes cangkem eli
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status