Share

Bab 2. Tak Akan

"Ceraikan aku, Mas," lirih Hana tapi masih jelas terdengar di telinga Adam.

"Yes! Inilah yang aku harapkan," ucap Alya sangat pelan hingga tak dapat terdengar oleh Adam dan Hana.

Kalimat yang tak pernah dibayangkan akan dia ucapkan pada Adam. Hana terpaksa melakukannya karena dia tidak siap dipoligami. 

Hana sekuat hati menahan agar air matanya tidak keluar. Walaupun di dalam hatinya, dia hancur berkeping-keping. Belum lama dia sembuh dari rasa sakit akibat operasi dan kehilangan anak, kini luka itu kembali mengangga akibat perbuatan Adam suaminya.

"Tidak akan! Sampai kapanpun kamu akan tetap menjadi istri pertamaku," balas Adam tegas. 

"Kenapa kamu begitu egois, Mas? Aku sangat terluka oleh sikapmu ini," ucap Hana menahan tangis. 

"Aku masih sangat mencintaimu, Hana. Dan itu tidak akan pernah berubah sampai kapanpun," sahut Adam. 

Hana pun mencebik, dia tidak percaya dengan ucapan Adam. Buktinya, Adam tega melakukan pernikahan lagi tanpa berterus terang kepadanya. 

"Turuti saja kemauan Mbak Hana, Mas. Toh dia sendiri yang memintanya," celetuk Alya yang mulai gregetan karena suami istri itu tidak ada yang mau mengalah. 

"Diam kamu, Al!" bentak Adam dengan mata melotot tajam ke arah Alya.

"Bukankah kita sudah sepakat soal ini sebelumnya? Tak ingatkah kamu, Al?" sambung Adam yang membuat Alya diam dengan bibir cemberut karena tak suka dibentak di depan Hana. 

"Tapi, kan, ini Mbak Hana sendiri yang meminta, Mas," sahut Alya.

"Diam, kamu!" Lagi, Adam membentak Alya. 

"Benar apa kata istrimu itu, Mas. Jujur saja, aku tidak sanggup jika harus dimadu." Hana mengucapkan kalimat itu dengar tegar walaupun hatinya teriris. 

Lagi, Adam meraih tangan Hana dan menggenggamnya erat. Dia mencium tangan istri yang sudah tiga tahun menemaninya itu. Adam pun tak sanggup jika harus kehilangan Hana. 

Dia menikahi Alya hanya karena bentuk rasa tanggung jawabnya kepada anak yang dikandung Alya. Bahkan, selama menikah dengan Alya, Adam tak pernah berhubungan badan lagi dengan Alya sampai saat ini. 

"Percayalah padaku, Sayang, aku akan adil pada kalian. Aku tak sanggup kehilangan salah satu dari kalian. Anak yang ada dalam kandungan Alya, nantinya juga akan menjadi anakmu, Han," kata Adam sampai menatap mata Hana penuh cinta. Kalimat itu membuat Alya semakin membenci Hana. Dia bertekad akan membuat Hana keluar dari rumah itu agar dia jadi satu-satunya istri dari Adam. 

Tak pernah berubah sedikitpun rasa cinta Adam kepada Hana walaupun kini dia memilik Alya juga. Alya memang tengah mengandung anaknya. Tapi, cinta Adam tetap untuk Hana. 

Dia hilang akal dan kendali sehingga mabuk-mabukan di sebuah klub malam. Pertemuannya dengan Alya membuatnya lupa diri dan melakukan hal yang seharusnya tidak dia lakukan. Itu pun Adam tidak begitu yakin. Tapi saat itu, saat Adam terbangun, Adam dan Alya memang sudah dalam kondisi yang tanpa busana. Itulah yang membuat Adam yakin jika anak yang dikandung Alya adalah anaknya. 

Satu bulan setelah kejadian itu, Alya mencoba mencari keberadaan Adam karena dia tengah mengandung. Kesalahan satu malam membuat Adam harus menanggungnya hingga keduanya menikah siri. 

"Sejak kapan kalian berhubungan?" tanya Hana dingin. Dia menarik tangan yang digenggam oleh Adam. 

"Ini hanya sebuah 'kecelakaan' yang tidak disengaja, Han. Bukan hanya kamu saja yang terpuruk saat kita kehilangan Kanaya, tapi aku juga." Adam mencoba menjelaskan kepada perempuan yang memakai piyama dan juga jilbab hitam itu. 

Hana mencebik dan berkata, "Terpuruk? Kalau terpuruk, kenapa harus ke pelukan perempuan lain, Mas?" 

Sebuah ucapan yang berhasil membuat Adam tak memiliki jawaban. Semua terjadi begitu saja dan tidak dapat diputar kembali. Adam memang salah dan tidak seharusnya ke tempat itu. 

"Maafkan aku, Han! Percayalah padaku sekali ini saja, Han. Aku mohon!" iba Adam. Dia juga tidak tega meninggalkan Alya di apartemen sendirian dalam kondisi hamil besar. 

"Apakah aku juga harus menerima dia tinggal di sini? Luka seperti apa lagi yang harus aku terima, Mas?" 

"Tolong aku, Han. Untuk sementara ini, Alya akan tinggal bersama kita sampai dia lahiran. Kasihan dia tidak punya saudara di sini, Han. Mas harap kamu bisa mengerti itu. Ini salah satu bentuk tanggung jawabku kepada dia, Han. Kamu ngerti, kan?" ucap Adam. 

Hana bangkit dan berjalan ke arah kamar tanpa merespon ucapan Adam. Dia menutup kamar dan mengunci pintunya dari dalam. Betapa hancurnya hatinya saat ini melihat suaminya ternyata memiliki istri yang lain. 

"Kenapa, Mas? Kenapa?!" Hana menangis dibawah guyuran air di dalam kamar mandi. 

"Apa karena aku belum memberikanmu anak lagi, Mas? Ini juga bukan kemauanku, Mas. Aku sakit, Mas! Perih di sini," rintih Hana yang semakin merasakan sesak di dada. 

Pernikahan yang baru tiga tahun berjalan, kini menghadapi situasi yang sangat pelik. Hana sadar dia memiliki kekurangan. Tapi, pengkhianatan Adam ini sungguh sangat menyakiti hatinya. 

***

Sementara itu, Adam membantu Alya ke salah satu kamar yang tak jauh dari kamarnya dan juga Hana. Dia sangat berhati-hati menuntun Alya serta membawakan barang bawaannya. 

"Kamu tidurnya di sini, Al. Kamarku dan juga Hana ada di sebelah situ," ucap Adam sambil menunjuk kamar Hana.

"Tapi kamu nanti tidur di sini, kan, Mas? Aku takut tidur sendirian," rengek Alya seperti anak kecil. 

"Aku harus menjelaskan semuanya dulu kepada Hana, Al. Aku harap kamu mengerti," tolak Adam. 

"Baiklah," jawab Alya lesu. 

"Nanti kalau kamu perlu apa-apa, tinggal bilang saja sama Mas atau Hana, ya. Setiap pagi akan ada Bi Imah yang bantu-bantu di rumah. Kamu bisa juga minta bantuan Beliau." Alya mengangguk paham.

"Sekarang kamu istirahat dulu. Mas mau ke kamar Hana dulu. Ingat, kalau butuh apa-apa, panggil Mas, ya!" kata Adam sebelum keluar dari kamar Alya. Alya pun mengangguk pelan. 

Cup! Sebuah kecupan hangat dia berikan untuk Alya. Awalnya memang Adam tak bisa menerima kenyataan ini. Tapi, setelah dipikir-pikir, Adam juga sangat menginginkan seorang anak. Akhirnya, Adam mau menikahi Alya secara siri. 

"Akhirnya kamu masuk juga perangkapku, Mas. Tunggu saja Mbak Hana, tak lama lagi, kamu akan diusir Mas Adam dari rumah ini!" kata Alya dengan senyum kecil di bibirnya. 

Komen (4)
goodnovel comment avatar
amymende
cerita klise
goodnovel comment avatar
Neil Lita
baru jg baca udh emosi hahahah......kl aq jd hanna terima aja dulu tuh pelakor sambil bikin rencana tuk pindahin aset2 atas nama hanna, lalu bikin deh tuh pelakor keguguran, kl perlu racunin kek, puaaasss hahahaha
goodnovel comment avatar
Hersa Hersa
lagi² pelakor luknut meraih kemenangan ya thor ... seharusnya pelakor jahanam dihempaskan aja thor karna kenyataannya pelakor luknuttt emang balangsakkkk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status