Share

Bab 9. Khawatir

Hana memandang punggung abahnya dari belakang. Ya, Beliau tidak tahu kalau datang karena posisi mereka berlawanan. Setelah beberapa detik, Hana mengucap salam.

"Assalamualaikum ..." seru Hana dengan mengukir senyum di bibir.

"Waalaikumsalam!" Abah Hasan menoleh dan melihat putri semata wayangnya berdiri tepat dibelakangnya.

"Hana? Ini beneran kamu, Nduk?" tanya Beliau sambil menghentikan aktivitasnya.

"Iya, Bah, ini Hana. Hana kangen, Bah," sahut Hana sambil menghampiri Abah Hasan dan mencium punggung tangan Beliau.

"Ya Allah, Nduk ... Abah juga kangen. Bagaimana kabarmu? Sehat, kan? Kamu datang sama suamimu?" Rentetan pertanyaan keluar dari mulut Abah Hasan.

Hana menggeleng pelan. "Mas Adam lagi ada sibuk, Bah. Tapi Hana sudah izin kok mau ke sini.

"Hem begitu, ya. Tapi kalian gak ada apa-apa, kan? Usaha suamimu juga lancar?" Pertanyaan yang sangat sulit dijawab oleh Hana.

Jika boleh jujur, Hana sekarang sedang berada di posisi yang tidak mengenakkan. Adam yang tiba-tiba
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Eddy Agus P. Simanjuntak
lanjutkan....
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status