Share

bab 2

Penulis: Aldalin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-13 20:54:05

Wanita Lain Dihati Suami

Aku yang tak pernah menuntut apapun pada suami, membuat lelaki yang membersamaiku seringkali berucap bosan. Entah wanita seperti apa yang ia inginkan.

Malam hari dihiasi taburan bintang yang menawan, Arya yang tengah asyik memainkan ponsel miliknya, tanpa disengaja Yunita melihat percakapan pesan singkat yang menghiasi ponsel milik suaminya.

Ia tak segan-segan untuk membuka ponsel itu saat sang suami pergi ke kamar mandi, dengan perasaan tak karuan, Yunita membuka dengan cepat ponsel yang tergeletak diatas nakas dekat tempat tidur.

Nomor ponsel dengan nama si pengguna yang mencurigakan bernama Samid, foto profil seorang wanita dengan dandanan yang terlihat menor dan lebih tua. Yunita terbelalak kaget dengan setiap isi chat sang suami dengan nomor yang bernama Samid, rupanya Arya bermain api dibelakang Yunita.

*****

Satu minggu sudah Yunita mengetahui pengkhianat yang dilakukan Arya, ia masih terus mengumpulkan banyak fakta, namun kerapkali Yunita termakan janji manis yang dilontarkan Arya, ia kembali percaya pada suaminya.

Yunita yang sangat mencintai Arya dijadikan tameng oleh suaminya sendiri, ia merayu sang istri dengan berbagai macam cara agar tetap percaya padanya.

"Aku cape dan bosan, hidup seperti ini terus. Tak ada perubahan." Ucap Arya dengan wajah kusut.

"Maksud mas Arya apa ? perubahan seperti apa yang mas harapkan ?."

"Aku membayangkan setiap pulang kerja disambut senyuman hangat oleh anak, tapi ternyata semua hanya khayalan semata. Aku enggak bisa mewujudkan itu, entah sampai kapan Tuhan memberikan cobaan seperti ini, cape."

Yunita menarik nafas panjang. "Bukan mas aja yang bosan menjalani hidup seperti sekarang, aku juga merasakan kesepian luar biasa. Bahkan kadang siang hari aku menangisi nasib buruk ini, maafkan aku yang belum bisa memberimu keturunan."

"Sudahlah, sayang. Semuanya kehendak Tuhan, yang penting kita sudah berusaha. Pasrahkan saja semuanya, mas juga cape sebenarnya, tapi mau gimana lagi."

"Peluk aku mas, kehangatan saat di dekatmu membuat ku merasa tenang." Arya memeluk Yunita, keduanya larut dalam kesedihan.

*****

Pagi hari tiba, meja makan sudah dihiasi sarapan. Dress berwarna putih dengan rambut sepinggang membuat kecantikan Yunita kian bertambah, kulit putih nan mulus membuat nya terlihat cantik sempurna.

"Sarapan dulu, mas."

"Iya, sayang. Mas akan menyusul."

Yunita berjalan menuju pintu kamar, rambutnya menjuntai nampak indah saat berjalan menyusuri setiap anak tangga. Ada keanehan di pagi hari, biasanya sang suami akan pergi sarapan berbarengan, bahkan berjalan beriringan untuk menuju ruang makan, namun kali ini Arya justru tengah sibuk memainkan benda pipih dikamar seorang diri.

Sepuluh menit sudah Yunita menunggu kehadiran Arya dimeja makan, ia berdecak kesal, mulutnya yang tipis terlihat sebal. Sarapan yang biasanya ditemani sang suami, kali ini hanya seorang diri. Entah kemana Arya, ia tak kunjung turun dari kamar. Yunita memutuskan untuk sarapan lebih dulu, ada hal lain yang harus ia kerjakan di butik miliknya.

Dua puluh menit sudah dilaluinya, sarapan seorang diri, suami yang tak kunjung keluar kamar. Selesai sarapan, Arya nampak menuruni anak tangga dengan mengenakan jas berwarna hitam. Ia terlihat jalan terburu-buru, berdiri dengan meneguk susu yang sudah disiapkan asisten rumah tangga.

"Rotinya makan dulu, mas."

"Enggak bisa, sayang. Mas buru-buru mau pergi ke kantor, maafkan mas. Enggak bisa sarapan sama kamu."

"Oh, ya sudah. Hati-hati di jalan." Yunita mencium punggung tangan Arya.

Arya nampak terburu-buru dan langsung bergegas pergi meninggalkan rumah, seperti biasa sopir pribadinya yang sudah mengerti dengan segala kesibukan sang majikan.

Di kantor tempat ia bekerja, sudah menjadi rumah keduanya. Ia seringkali menghabiskan waktu, sampai lupa kehadiran istri tercinta di rumah yang selalu menantikan kepulangan dirinya.

"Iya, halo by ? kamu kemana aja ?." Suara wanita yang ada disambungan telpon begitu mendayu-dayu.

"Maafkan aku, tadi di rumah enggak sempat menghubungi kamu, by."

"Kamu takut sama istri mu ?."

"Enggak juga. Jangan bahas Yunita, aku enggak suka."

"Nanti malam aku ingin bertemu!, banyak hal yang ingin aku ceritakan padamu. Kalau sampai kamu tidak datang, aku enggak segan-segan bakalan datang ke rumah mu!."

Sambungan telpon terputus, suara wanita yang ada dalam panggilan itu membuat hati dan perasaan Arya semakin menggila. Pikirannya kerapkali kacau saat kekasih gelapnya itu memarahi dan tak mau menghubungi nya lagi.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
istri akan menjadi goblok klu kelewat bucin. bahkan semua bukti tidak akan cukup utk membuat otaknya sedikit pintar. percuma kaya klu tolol,dungu dan bodoh.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Wanita Lain Di Hati Suami   bab 47

    Wanita Lain Dihati Suami "Heh! Kamu ngomong sembarangan. Aku bukan wanita badut, aku csntik dan sexy! Bicaralah yang sopan padaku." Lusi semakin mendekat pada Yunita, ia sudah tak tahan ingin menampar istri pertama Arya.Yunita tertawa dengan sangat keras, suaranya terdengar menggema memenuhi ruangan, sorot matanya terlihat kentara wajahnya yang ia buat menguat."Hahaha, ngaca dulu kalau ngomong. Wajah mirip badut aja bangga! Silahkan saja ambil Mas Arya sesuka mu, aku tidak membutuhkan lelaki pengecut sepertinya." Telunjuk tangan Yunita terarah tepat didada bidang milik sang suami, ia menekan nya sembari melangkah pergi."Heh dasar wanita mandul." Umpat Lusi dengan nafas tersengal-sengal, wajahnya merah padam dengan rambut yang terlihat tak beraturan.Yunita berbalik badan saat tengah berjalan menyusuri tangga. "Bukan aku yang mandul, tapi Tuhan yang tak mempercayai Mas Arya untuk memiliki keturunan!." Lusi yang hendak menyusul Yunita di lantai dua, namun dengan cepatnya Arya menar

  • Wanita Lain Di Hati Suami   bab 46

    Wanita Lain Dihati Suami "Berani kamu mengusik rumah tanggaku, maka kamu harus menanggung akibatnya. Perbuatan yang selama ini kamu perbuat harus mendapatkan ganjaran yang setimpal." Lengannya ia kepal dengan kuat, wajahnya terlihat mengeras, emosi dalam dada semakin meletup-letup.Di lantai satu terlihat Lusi yang menatap tajam ke arah Yunita, wanita itu nampak menaruh kebencian yang teramat dalam, ia kini resmi menjadi madu yang akan tinggal satu atap dengan istri tua."Mas, aku cape, ambilkan minum untukku." Perintah Lusi pada Arya sembari menarik lengan sang suami dengan manja."Duduk lah dulu, aku akan ambilkan minum untukmu." Yunita pergi ke kamar setelah melihat madunya yang terlihat manja dihadapan dirinya, Lusi seperti tengah memamerkan kelihaiannya dalam merayu Arya.Pintu kamar ditutup dengan cepat, tak lupa ia kunci. "Lihat saja jamu Lusi, kamu sudah merebut apa yang selama ini aku pertahankan. Dan kamu Mas Arya, tega-teganya mendua dengan alasan tak pasti." *****Malam

  • Wanita Lain Di Hati Suami   bab 44

    Keesokan harinya Yunita melaksanakan rutinitas pagi, ia pergi sarapan seorang diri, di meja makan sudah tersaji roti dengan topping telor ceplok, tak lupa segelas susu hangat yang tak pernah ia lewatkan.Terdengar deru kendaraan mobil yang terparkir di halaman, Yuni tetap fokus memakan sarapan yang sudah disiapkan asisten rumah tangganya. Mulutnya terus mengunyah, ia tak mempedulikan siapa yang sudah datang.Pintu utama terbuka lebar, dua sosok yang tak asing datang ke rumah Yunita dan Arya. Tamu yang tak pernah diharapkan itu datang dengan hati yang berbunga-bunga, Yuni yang tak menyadari kedatangan Arya dan Lusi tetap fokus sarapan."Yunita." Ucap Arya diseberang sana."Sepertinya istri kamu pura-pura tak mendengar kedatangan kita, Mas." "Dia lagi sarapan, bisa saja tak mendengar nya."Arya menghampiri Yunita, ia menepuk pundaknya. "Sayang, aku datang."Yunita tersentak kaget, roti yang ia genggam jatuh ke meja makan. "Kamu mengagetkan ku saja." Ucapan nya terdengar ketus."Aku kes

  • Wanita Lain Di Hati Suami   bab 44

    Wanita Lain Dihati Suami "Mas, kamu di mana ? Aku kangen kamu. Bisa antar aku belanja tidak hari ini ? Hanya sebentar saja." Terdengar suara Lusi diseberang telpon, wanita itu terlihat aktif dan tak bisa bersikap elegan seperti yang dilakukan Yunita."Nanti aku pulang, hari ini aku ingin menghabiskan waktu ku sebentar saja dengan Yuni. Sore atau setelah dzuhur aku akan menemanimu." Telpon dimatikan sepihak oleh Arya, ia tak memberi aba-aba.Yunita yang kini tengah duduk diatas ranjang dengan memegangi ponsel, wajahnya terlihat tak mempedulikan kehadiran Arya. "Yuni, aku ingin mengajakmu pergi jalan-jalan. Sudah lama sekali kita tidak pernah menghabiskan waktu bersama, aku merindukanmu." Ajak Arya dengan tatapan sendunya."Aku ingin menghabiskan waktu ku di rumah, pergilah, ajak istri kedua mu pergi belanja. Aku hanya butuh istirahat.""Hanya sebentar saja, aku mampu berlaku adil padamu dan juga Lusi." Arya terlihat memohon."Kalau aku bilang tidak, berarti memang aku tidak ingin per

  • Wanita Lain Di Hati Suami   bab 43

    Wanita Lain Dihati Suami Satu minggu sudah pernikahan Arya dan Lusi, tidak ada tanda-tanda Lusi untuk pindah rumah, wanita itu masih terus mencoba dengan sangat keras, membujuk sang suami untuk cepat bisa memboyong nya ke rumah utama yang ada di Jakarta."Mas, aku ingin pindah dari sini. Ini rumahnya kurang besar, tidak seperti rumahmu yang ada di Jakarta."Arya menghembuskan nafas kasar, ia yang tengah menyisir rambutnya di depan cermin rias. "Lusi, tunggu waktu yang tepat untuk aku berbicara empat mata dengan Yunita.""Kapan ? Kamu takut padanya ? Sampai-sampai harus menunggu persetujuan dia, bukankah semuanya milikmu, Mas ?.""Rumah itu aku buat khusus untuk Yunita, ia yang merancang semuanya. Aku harus meminta izin terlebih dahulu untuk membawamu tinggal di sana, aku harus berlaku adil."Terlihat jelas raut wajah istri kedua itu menandakan ketidak sukaan nya pada Yunita, alis hitamnya terlihat kentara dengan lipstik merah yang begitu menyala."Aku harus sabar seperti apa lagi, Ma

  • Wanita Lain Di Hati Suami   bab 42

    Wanita Lain Dihati SuamiKamar yang sudah dihiasi dengan bunga, ranjang besi yang ditaburi bunga mawar merah, membuat kesan syahdu dan malam pertama semakin lekat."Mas, aku bahagia banget bisa nikah secara resmi denganmu, dan sekarang, aku resmi menjadi nyonya Arya." "Iya, sayang." Keduanya saling berhadapan di atas tempat tidur yang sudah dihias. Hembusan nafasnya kian terasa hangat memenuhi wajah Lusi, Angga tanpa henti menatap kedua sorot mata sang istri, begitu lekat, lengangnya dengan sigap menyentuh wajah yang sudah dipoles make-up."Apakah aku cantik ?.""Cantik." "Lebih cantik aku dibanding Yunita ?.""Iya, sayang." Seolah terhipnotis dengan suguhan yang ada dihadapannya kini, Angga menuruti semua yang dikatakan sang istri."Kalau gitu, ajak aku tinggal di rumah utama mu, sayang." Lengan lentik itu menyentuh bibir tipis milik sang suami."Iya, tenang saja, sayang. Malam ini aku hanya ingin melakukan hubungan denganmu, jangan membahas hal lain."Seolah sudah mengerti dengan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status