Share

Bab 47

Sejak Dava memimpikan Nara, sejak saat itu juga hatinya merasa gusar. Tidak berhenti ia memikirkan makna dari mimpi itu apa, hingga akhirnya ia pun menghubungi sang sahabat bernama Haris untuk mengutarakan kegusarannya, bertukar pikiran dengan harapan mendapatkan jalan keluar terbaik.

"Di mana?" tanya Dava dalam sebuah pesan.

Tidak lama ia pun langsung mendapatkan balasan. "Di kantor. Kenapa?"

"Bisa ketemu sekarang?"

"Di mana?"

"Kafe depan kantor lu aja."

"Oke, lu bisa datang ke sini satu jam lagi. Gue lagi nanggung kerjaan nih."

"Oke, kalau udah nyampe gue kabarin lagi."

"Sip."

Setelah berbalas pesan dengan sang sahabat, Dava menyeruput kopinya, lalu mengetik pesan untuk dikirim kepada Hanum.

"Assalamualaikum, Num."

"Waalaulaikumsalam. Ada apa, Mas?"

"Kamu lagi apa?"

"Lagi di butik. Kenapa, Mas? Mas Dava mau pulang sekarang?"

"Nggak. Aku mau izin pulang ke rumah Nara, boleh?"

Lama tidak mendapatkan balasan, Dava meletakkan handphonenya di atas meja. Sambil menunggu, dia menyandarkan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status