Share

PULANG KERUMAH

Author: Telang Ungu
last update Last Updated: 2023-07-07 11:45:19

"Jelaskan padaku apa yang terjadi?" Raga bertanya seraya menatap Anin penuh selidik.

Sebelum menjawab pertanyaan Raga, Anin menghela napasnya panjang.

"Aku memutuskan untuk membatalkan pertunanganku dengan Kak Leon," ucap gadis itu sendu.

"Apa yang telah diperbuat si Bodoh Leon padamu?" tanya Raga penuh emosi.

"Tapi aku ingin kakak berjanji satu hal padaku, jika aku menceritakannya." Anin menatap Raga serius.

"Oke," jawab Raga singkat.

"Jangan putuskan hubungan persahabatan kakak dengan Kak Leon, dan aku mohon jangan memukulnya, Kak!" seru Anin sambil menggenggam tangan Raga. Raga pun mengangguk tanda setuju.

Lalu aku mulai menceritakan apa yang terjadi pada hari itu dengan mata yang berkaca-kaca.

"Leon Brengsek!" Raga emosi, tangannya mengepal erat kemudi mobil yang sedang melaju. "Berani-beraninya dia!" Raga menahan amarah yang bergejolak didadanya.

"Kak, tolong jangan melakukan apapun padanya," Anin mengiba. "Tolong jangan ceritakan masalah ini ke ayah dan ibu, juga ... tante Rena," ucap Anin kembali.

Raga menatap adik kesayangannya itu dengan sendu.

"Aku sendiri yang akan berbicara kepada mereka nanti," sambung Anin.

"Baiklah, kalau itu mau mu." Raga menghela napasnya. "Katakan jika kamu butuh pertolongan, Kakak akan membantumu!" Raga mengusap rambut Anin dengan sayang dan menatapnya penuh iba.

Anin hanya menganggukan kepalanya lalu dia mencoba tersenyum dihadapan kakak laki-lakinya itu.

*****

Hari masih sore saat kami tiba dijakarta.

Aku mengucap salam dan melangkah menuju ke dalam ruang tamu.

"Wa'alaikumussalam!" jawab Ibu dari dalam.

Aku menghampiri ibu yang terlihat sibuk di dapur. "Hmm ... wangi banget, Ibu lagi bikin kue?" tanyaku memasang wajah semringah.

"Iya, Ibu lagi manggang kue kesukaan kamu nih," jelas beliau.

"Makasih, Bu." Aku memeluk ibu erat.

"Mulai sekarang, Ibu kayanya harus rajin masak makanan kesukaan kamu deh," celoteh orang tua itu. "Kalau gak, nanti kamu kabur ke rumah Nenek lagi," sindirnya.

"Ibu ... iiih!" Aku pura-pura merajuk.

Ibu hanya mencebikkan bibirnya.

"Maafin Anin ya, Bu," ucapku sembari menatap wanita istimewa yang sangat menyayangiku itu. "Anin cuma lagi kangen makan masakan Nenek." Aku tersenyum menatapnya.

"Ya sudah, kamu makan dulu sana! Raga mana?" tanya ibu.

"Tadi katanya, Kak Raga ada urusan sama temannya, jadi langsung pergi lagi." Aku menjelaskan.

"Oh ... Ya sudah," sahut ibu sambil terus mengurusi kue di hadapannya.

"Ayah belum pulang, Bu?" tanyaku.

"Ayahmu sedang ada pekerjaan di luar kota," jawab Ibu. Lalu beliau menatapku dengan tatapan penuh selidik. "Semua baik-baik aja kan, Nin?" tanya ibu memperhatikanku.

"Baik-baik aja kok, Bu," jawabku sambil berusaha terlihat setenang mungkin.

"Gimana Leon? Ibu kira kamu mau lama di tempat Leon." Ibu menatapku penuh lekat.

"Kak Leon juga baik-baik aja, Bu." Aku tersenyum menatap orang tua itu.

"Syukurlah ... Ibu kira kamu sama Leon lagi berantem," Ibu menghela napas lega.

"Anin mau makan dulu Bu, udah laper nih," ucapku mengalihkan pembicaraan.

"Kamu makan duluan. Nanti Ibu nyusul, mau angkat kue dulu," serunya.

Setelah selesai makan dan membantu ibu mencuci piring juga membersihkan dapur. Aku pamit pergi menuju ke dalam kamar.

"Anin istirahat dulu ya, Bu," pamitku.

Sebelum berlalu, ibu memanggilku lagi. "Oh iya, Nin. Tante Rena nanyain kamu terus lho, kangen sama calon menantu katanya," ujar Ibu. "Besok kita kerumahnya ya!"

"Mmm ... liat besok ya, Bu. Kalau Anin ga capek," jawabku sambil tersenyum. Aku pun mempercepat langkah kaki ini, berharap Ibu tidak melanjutkan pembicaraan.

Setelah sampai di dalam kamar, kurebahkan tubuh di atas ranjang. Kuhela hirup udara dalam-dalam dan mengembuskannya perlahan, aku coba memejamkan mata. Tapi yang terbayang olehku hanyalah wajah Kak Leon.

Aah ... betapa rindunya aku pada lelaki itu. Walau hatiku masih terasa sakit, jujur aku tak bisa membencinya. Aku berpikir mungkin dia memang benar telah dijebak oleh seseorang. Tapi tetap saja aku tidak bisa menerima, jika ada wanita lain melakukan hal seintim itu kepada calon suamiku.

Kuambil hape yang memang sudah seminggu ini tidak aktif, karena lowbat. Setelah terpasang charger, aku melangkah menuju kamar mandi.

Selesai mandi, aku memeriksa hapeku. Ada beberapa pesan yang masuk dan panggilan tak terjawab dari Kak Leon. Aku langsung memblokirnya, karena aku merasa belum siap untuk berbicara dengannya lagi.

Setelah membalas beberapa pesan lain yang masuk, aku membuka sebuah halaman youtube yang judulnya membuat aku penasaran ingin mengetahuinya.

"Perempuan-perempuan yang buruk untuk laki-laki yang buruk. Dan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik juga." ucap seorang ustadz.

Aku mengernyitkan dahi mencoba mencerna apa yang ustadz tersebut sampaikan.

"Ada pun Jodoh itu ibarat cermin. Bagaimana sifat cermin? Sifat cermin itu memantul, apa yang kamu lihat di dalam cermin adalah serupa atau sama.

Tapi, cermin juga bersifat terbalik, jika kamu melihat di cermin, tangan kananmu akan berada disebelah kiri cermin dan tangan kirimu ada di sebelah kanan cermin. Begitu pun bagian tubuh yang berpasangan lainnya.

Jadi, ada juga jodoh yang kita dapatkan berbanding terbalik dengan diri kita. Misal, istri suka pedas, suami ga suka pedas. Suaminya pendiam, istrinya cerewet. Atau hal-hal sebaliknya.

Dan sebaiknya, dalam rumah tangga, apalagi yang memiliki pasangan yang berbanding terbalik dengan pasangannya ini harus lebih bersabar, bisa menahan diri , saling memahami, saling mengerti. Selama pasangan kita tidak melakukan hal hal yang dilarang agama.

Ataupun ketika pasangan sudah keluar dari jalur agama, kita harus sabar dalam menasihati. Kemudian membimbingnya serta mendoakannya untuk kembali ke jalan yang benar.

Ketika pasangan suami istri sama-sama mencari ridho Allah, maka akan terciptalah rumah tangga yang sakinah, mawadah warohmah." Ustadz tersebut pun mengakhiri kata-katanya.

Lalu setelahnya, aku melihat beberapa video dakwah yang berkaitan tentang hijrah.

Hijrah adalah meninggalkan sesuatu yang buruk karena Allah dan merubah diri menjadi lebih baik untuk mendapatkan cinta-Nya. Entah mengapa aku merasa asyik menyimak itu semua.

Sampai akhirnya aku pun tertidur. Kemudian terbangun di sepertiga malam. Untuk pertama kalinya aku bermunajat kepada Tuhan di malam yang hening itu.

Aku menangis dan mengadukan segala masalah yang sedang dihadapi. Aku memohon jalan keluar yang terbaik dan juga memohon untuk bisa berubah menjadi hamba yang lebih baik.

Pagi harinya, Ibu mengajak aku pergi ke salah satu butik pakaian muslimah. Ibu ingin mencari pakaian muslimah untuk dipakai saat ia umroh nanti.

Setelah sampai di sana, aku tertarik dengan sebuah abaya dengan set hijab panjangnya yang berwarna hitam, terlihat sederhana. Ibu memilih abaya berwarna putih, yang terlihat sangat cocok dipakai Ibu untuk ibadah Umroh.

Aku pun mencoba abaya yang kupilih tadi di ruang ganti. Ketika menatap pantulan diriku di depan cermin, entah mengapa ada perasaan haru yang membuncah di dalam dada ini. Jantungku terasa bergetar. Aku pun keluar dari kamar ganti sambil memakai abaya hitam dan hijab panjangnya.

Ibu membulatkan kedua matanya. Beliau tertegun menatapku dengan penampilan yang berbeda. Lalu tatapannya melembut ke arahku. Kemudian aku pun menghambur ke arahnya dan memeluknya erat.

Entah mengapa tiba-tiba aku meneteskan air mata. "Bu, Anin mau hijrah!" ucapku lirih. "Anin mau jadi perempuan baik-baik, Bu," tangisku pecah seketika.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sri Handayani
MasyaAllah...aku jadi ikut terharu.. dengan hijrahmu Anin
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Wanita Masa Depan CEO Muda   Akhir yang manis

    "Setelah Papahnya Kak Leon meninggal dunia, ia dan Mamah Rena mengalami cobaan yang berat, aku rasa mungkin kamu juga sudah pernah mendengar ceritanya bukan dari ibumu atau mamah Rena." ucap Anin."Dan ternyata setelah semua cobaan yang dialami Kak Leon, Allah mempertemukan kembali denganku, saat itu aku sudah tinggal di Madinah bersama bibiku dan kuliah disana. Sedangkan saat itu Leon dan mamahnya baru habis menjalankan ibadah umroh, keduanya mampir kerumah bibiku, karena ternyata Leon adalah sahabat baik Kak Hasan, kakak sepupuku, anak dari bibiku itu. Begitulah cara Allah mempertemukan kami kembali. Tidak ada yang menyangkanya bukan." Anin terkekeh kembali mengingat semua kejadian demu kejadian dihari itu."Dan aku tidak bisa membohongi diriku bahwa aku masih mencintainya, walaupun kami sudah terpisah selama hampir tiga tahun, dan begitu juga dengan Kak Leon masih mencintai didalam hatinya.""Wah, sangat indah ya Kak cara Allah mempertemukan kembali kak Anin dan Kak Leon, andai ak

  • Wanita Masa Depan CEO Muda   Cerita Masa Lalu 3

    "Jadi, maukah kamu memaafkan kebodohanku ini?" tanya Leon serius menatap Anin. "Maukah kamu tetap menjadi tunanganku?" Ia menatap Anin penuh harap.Lama Anin terdiam dan berpikir. Sampai akhirnya ia berbicara."Aku ... Aku sebelumnya ingin meminta maaf karena telah menuduhmu saat itu," ucap Anin pelan syarat dengan penyesalan."Aku sudah memaafkanmu, tapi ..." Anin menjeda ucapannya. "Maaf, Aku ... tidak bisa menjadi tunangan mu lagi, Kak," ucap Anin menatap Leon dalam-dalam. "Maaf," lirihnya lagi.Leon terlihat kecewa, dia menghela napas panjang untuk menenangkan dirinya."Saat ini, aku sedang mencoba memperbaiki diriku menjadi wanita yang lebih baik." Anin mulai berbicara lagi.Leon masih setia mendengarkan wanita yang sangat dia cintai itu berbicara."Menikah adalah ibadah terpanjang. Dan aku ingin melakukannya bersama dengan lelaki yang memiliki tujuan yang sama denganku," ucap Anin kembali. "Aku ingin bersamanya tidak hanya di dunia, tapi juga sampai ke surga." Anin mengucapkanny

  • Wanita Masa Depan CEO Muda   Cerita Masa Lalu 2

    FlashBack Anin Saat itu aku dan Leon sempat bertemu dan membicarakan kejadian di apartemen Leon." Anin mulai bercerita lagi pada Dewi tentang masa lalunya.Selesai dari butik pakaian muslimah, Anin dan Ibunya menuju kediaman Rena mamahnya Leon.Setelah sampai, keduanya mengucapkan salam, dan disambut dengan hangat oleh sang Tuan Rumah." Anin! Kamu cantik banget ... Tante sampe pangling lho," Rena terkejut menatap Anin yang mengenakan pakaian syar'i.Anin dan Ibunya hanya tersenyum mendengar perkataan wanita itu."Ceritanya, tadi Anin kan ku ajak ke butik cari abaya buat aku umroh. Eh, dia langsung suka sama abaya hitam itu, pas dicoba ternyata cocok." Mira ibunya Anin menjelaskan dengan semringah."Cantik banget lho, Nin," ucap mamahnya Leon."Makasih, Tante," ucap Anin malu-malu."Mari masuk!" sambung Rena mempersilakan keduanya. "Kita keruang makan aja, sekalian cicipin kue buatan Tante ya, Nin!" seru Rena bersemangat.Anin hanya menanggapi dengan senyum manisnya."Leon pasti kage

  • Wanita Masa Depan CEO Muda   Cerita Masa Lalu 1

    Flashback AninPintu apartemen Kak Leon—tunanganku—terbuka setelah aku menekan password-nya. Aku memperhatikan seisi ruangan yang sepi. Tunggu! Aku mendengar sayup-sayup suara dari arah kamar. Aku lalu berjalan pelan menghampiri pintu kamar itu. Sebelum pintu kubuka, aku mendengar suara yang membuat jantungku berdebar kencang. "Anin ... Anin ...." Kak Leon mendesahkan namaku. Ada apa dengannya?"Leon ... Sayang ...." Deg!Itu ... itu suara seorang wanita dari dalam kamar. Jantungku berdegup kencang. Kak Leon bersama siapa?Suara-suara itu kini membuat tubuhku gemetar, jantung ini bertalu kian kencang, lututku lemas. Ya, Tuhan, apa Kak Leon telah ...?Namun, sebisa mungkin aku mencoba untuk tidak panik dan bergerak perlahan-lahan. Anin kamu bisa, batinku menenangkan. Kutarik napas panjang sebelum membuka pintu kamar itu dengan kasar.Braakk!Pintu beradu dengan dinding kamar.Mata ini melebar ketika di hadapan terlihat seorang wanita berambut pirang, berpakaian setengah telanjang b

  • Wanita Masa Depan CEO Muda   Dewi dan Vladimir

    Leon memandang Vladimir dengan serius, lalu menyeringai."Dia sepupuku baru saja datang dari Indonesia, menggantikan Devano untuk sementara, karena istrinya akan melahirkan." terang Leon pada kedua tamunya."Ups, Sorry ... aku tidak tahu. Tapi dia sungguh cantik." Vladimir berkat jujur, saat pertama kali melihatnya tadi ia sudah merasa tertarik. Wajahnya yang putih, make up yang tipis membuatnya terlihat sederhana dan cantik.""Namanya Dewi, baru aja lulus kuliah di Kota Bandung, Indonesia." jelas Leon lagi seraya tersenyum."Aku gak keberatan kalau kamu niatnya serius sama dia, tapi kalau untuk main-main. Silahkan cari yang lain, Orang tuanya menitipkannya padaku untuk menjaganya, Vla." sambung Leon lagi. "Aku serius!" ucap Vladimir dengan wajah tenang."Seperti yang kalian bilang kan, aku harus segera menikah lalu punya keluarga sendiri. Aku memang berniat mencari istri juga ikut Yuri ke sini." Vladimir mengatakannya sambil terkekeh."Tapi Yuri malah berburuk sangka padaku, bagaima

  • Wanita Masa Depan CEO Muda   Tamu dari Moskow

    Anin sedang memasak, ketika mendengar keramaian didepan rumahnya. Kali ini ia tengah membuat bakso sapi, karena request dari Leon dan Noah, tentu saja Anin pun dengan senang hati membuatkannya karena sudah cukup lama mereka tidak memakannya. Apalgi disantap saat musim dingin, bisa untuk menghangatkan badan sekaligus mengenyangkan perut."Bundaaaa ... Bibi Helen dataaaang!" Noah menghampiri sang bunda ke dapur dengan berteriak begitu lantang seraya berlari."Astagfirulloh Noah, bunda sudah bilang berapa kali jangan suka berteriak dsn berlarian seperti itu," oceh Anin pada putranya."Siapa tadi yang datang?" tanya Anin lagi."Bibi Helen dengan suaminya juga yang lainnya Bun!" terang bocah laki-laki itu menerengkan, matanya berbinar.Anin pun segera memakai cadarnya dan berjalan menghampiri tamu yang Noah katakan tadi. "Maa syaa Allah, Helen! kenapa gak bilang mau main kesini, Mari masuk semuanya!" Anin pun menggandeng tangan adik iparnya itu lalu memeluknya. Yuri dan Vladimir yang mem

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status