Layla cukup tercengang dengan cerita Jack tentang Logan. Ia juga begitu penasaran dengan sosok Lucy yang menurut Jack begitu berarti bagi Logan. Perasaan cemburu sedikit menyentilnya, mengetahui bahwa ia bukanlah wanita pertama bagi Logan, juga karena Logan pernah begitu mencintai wanita selain dirinya."Aku benar-benar tidak tahu apa-apa tentang suamiku," sesal Layla."Jika saat ini Tuan Logan belum membuka seluruh jati dirinya pada anda, saya rasa ada dua kemungkinan sebabnya. Yang pertama, Tuan Logan belum siap bercerita pada Anda. Atau yang kedua, Tuan Logan memang tidak ingin menceritakan masa lalunya pada anda karena ingin berfokus pada masa depannya bersama Anda dan bayi yang tengah Anda kandung." Jack berusaha membesarkan hati Layla."Aku masih penasaran dengan insiden yang hampir membahayakan nyawamu, dan juga penyebab mantan kekasih Logan itu meninggal dunia." "Itu..., sebenarnya saya malu mengakuinya. Saat itu kondisi perekonomian saya sedang sangat buruk. Saya mempunyai h
"baiklah hukuman pertama, kamu harus memijat punggungku," ucap Layla dengan senyum licik. "Itu mudah." Logan pun sibuk mencari minyak gosok untuk memijat Layla. Namun kemudian logan berhenti dari aktifitasnya sejenak karena melihat Layla bukannya berbaring dan menunggu Logan, tapi justru berganti pakaian renang two piece berwarna merah yang hanya menutupi sebagian kecil saja dari tubuh indahnya."Ayo tuan Logan, kau ini jadi memijatku atau tidak?" Layla dengan santainya melenggang keluar dari kamar tanpa memakai kimononya."Sa... Sayang... Kamu mau kemana? Pakai Kimonomu sebelum sampai di kolam renang. Ini masih siang, banyak orang di luar." Logan begitu panik, karena mengingat dokter Ashley, Miki, dan Benny masih tinggal dirumahnya dan tidur di paviliun yang berada tepat di tepi kolam renang. Layla tak peduli dengan celotehan Logan. Ia justru meninggalkan suaminya itu dengan acuh.Logan seketika mengejar Layla yang terlihat menuju ke arah kolam renang. "Sayang tunggu, kamu sedang
Tok... Tok... Tok..."Ohhh, shit kau tidak menutup pintunya Log." Layla spontan menarik selimut untuk menutupi tubuh polosnya yang basah dengan peluh."Ha-ha-ha, tenang sayang itu hanya Jack yang mengantar makanan untukmu," ujar Logan yang tak tahu malunya berjalan begitu saja kearah pintu untuk mengantar troli makanan Layla sembari bertelanjang tanpa sehelai benangpun."Kau gila, kenapa bertelanjang seperti itu. Memalukan!" gertak Layla kesal."Tadi bukankah kau melakukan hal yang sama?" Logan menarik troli yang telah ditinggalkan oleh Jack dan menutup pintu kamarnya."Enak saja! Itu tidak sama, aku melakukannya karena tidak tahu bahwa disana ada tamu yang menginap. Sedangkan kamu, kau tahu ada Jack diluar dan tetap saja berpenampilan bugil seperti itu, memalukan!" elak Layla."Ha-ha-ha, Jack tidak akan tinggal jika tahu kita sedang bersenang-senang. Dia hanya mengetuk untuk memberi tahu bahwa makanan telah tiba." Logan sungguh tidak menyadari bahwa kegiatan panasnya telah dinikmati
Derit pintu yang terbuka kasar membangunkan Logan dari mimpi indahnya. Tak lama kemudian terdengar suara wanita yang telah membersamainya selama dua tahun terakhir. Layla Johnson, seorang cucu dari keluarga Johnson yang terkenal. Keluarga besar yang cukup terkenal dengan reputasi yang cukup baik. Meski bukan keluarga terkaya di kota Metro, Namun pengaruh keluarga Johnson cukup kuat.Layla menyibak selimut Logan dan memulai ceramah paginya."Log, kamu harus mencari pekerjaan kali ini. Aku benar-benar lelah dengan ejekan orang-orang di pesta semalam." Layla benar-benar dibuat kesal oleh ketidakbergunaan Logan dalam hidupnya.Jika seseorang bisa membanggakan suami mereka di depan khalayak karena kehebatan suami-suami mereka, itu sama sekali tidak bisa dilakukan oleh Layla."Aku akan pergi bekerja hari ini, Sayang. Bukankah semalam aku sudah katakan padamu jika kini tak akan ada yang bisa menghina kita lagi dengan pekerjaanku yang sekarang." Ucap Logan sambil menggeliat dan bangun dari sof
"Lupakan dan batalkan semua agenda tentang proyek ini, tarik kembali semua dana yang belum dialokasikan. Juga umumkan bahwa proyek ini akan kita hentikan." Titah Logan penuh keyakinan."Anda yakin?" Tanya Marry."Ini perusahaanku, aku tidak mungkin menghancurkannya hanya demi permintaan konyol mendiang kakekku." Jawab Logan tegas."Kakek anda telah mewariskan perusahaan ini ke tangan yang tepat." Puji Marry kemudian segera berlalu mengerjakan semua perintah Logan.Logan kembali berkutat dengan tumpukan berkas lain hingga terlewat jam makan siang. Terdengar suara perut keroncongan membuatnya tersadar untuk menyudahi dahulu segala kesibukan dihadapannya tersebut. Ia melihat handphone pemberian Layla istrinya. Ada beberapa pesan dari Layla yang mengatakan ia akan pulang terlambat sehingga sepulang kerja Logan tak perlu menyiapkan makan malam sebanyak biasanya. Ia cukup menyiapkan makan untuk dirinya dan kedua mertuanya saja.Logan tak membalas pesan istrinya itu, meski tentu saja ia akan
"Enak?" Tanya Logan.Logan mengajak Layla duduk di kedai es krim dan memesankan es krim coklat yang menggiurkan. Aroma coklat menguar di udara membuat pertahanan Layla roboh dan akhirnya memakan es krim itu hingga matanya terpejam."Ini alasan aku tetap mempertahankan pernikahan kita. Kamu selalu berhasil membuat gundah hatiku hilang begitu saja." Puji Layla tulus."Jangan berlebihan, aku hanya malas melihat wajah kusutmu." Goda Logan yang sebenarnya senang melihat usahanya berhasil."Menyebalkan!" Umpat Layla."Jangan lupa bayar itu, karena aku tak membawa uang." Ucap Logan santai kemudian melenggang santai keluar dari kedai."Apa?" Pekik Layla kesal."Dasar tak modal! Lain kali aku tidak akan tertipu lagi!" Geram Layla yang terdengar lucu di telinga Logan."Berapa pesananku tadi?" Tanya Layla pada pramusaji."Maaf Nyona, pesanan anda telah dibayar oleh tuan tadi." Ucap pramusaji itu menunjuk ke arah Logan yang tengah berdiri diluar kedai."Sial! Dia mengerjaiku lagi. Menyebalkan!" U
"Kau membeli mobil?" Tanya Layla ketika hendak pergi ke kantor."Iya, mulai hari ini aku akan mengantarmu dengan mobil ini. Meski tampilannya mobil tua, tapi tenang saja mobil ini tidak akan menyusahkanmu." Ucap Logan sembari mengelus bodi mobil tua yang baru saja ia beli. Ia sengaja membeli mobil yang tidak mencolok sama sekali namun telah direstorasi sehingga terasa mengendarai mobil baru."Berapa kamu membeli mobil ini?" Tanya Layla curiga, sebab mobil ini sangatlah rapi bahkan juga memiliki fasilitas yang umum pada mobil keluaran baru."Hanya beberapa puluh juta." Jawab Logan berbohong. Namun untungnya Layla tak begitu paham tentang otomotif sehingga ia banyak berkomentar lagi."Besok malam Nathan akan bertunangan dengan Aine. Jadi kita harus datang, aku juga ingin membeli sebuah hadiah." Layla memulai pembicaraan dengan pandangan keluar jendela."Ohh benarkah? Aine? Dia sekertaris Nathan bukan?" Logan memastikan."Ya, mungkin mereka terlalu sering bersama sehingga memilih untuk m
"Ada apa sayang?" Tanya Logan pada Layla."Tidak, aku hanya kasihan pada kakek. Di hari tuanya ia bahkan masih harus bekerja keras untuk keluarga ini. Sedangkan kami para anak cucu hanya bisa menghambur-hamburkan uangnya saja." Ratap Layla."Kamu, sangat mirip dengan si tua itu." Ucap Logan sambil tersenyum menatap wajah Layla sekilas."Apa kamu bilang?" Tanya Layla bingung dengan sedikit tersinggung."Hahahaha... Benar, kalian benar-benar mirip. Kamu dan kakekmu sama-sama seorang pekerja keras, tulus, namun bodoh." Logan masih tertawa-tawa melihat ekspresi Layla yang semakin kesal."Apa maksudmu?" Geram Layla."Lupakan, ayo sudah sampai. Kita turun!" Titah Logan tanpa menghiraukan lagi Layla yang terus mengomel. Ia melangkah masuk kedalam sebuah restoran yang letaknya tidak jauh dari rumah mertuanya."Aku sudah bilang Logan, aku tidak bisa menghambur-hamburkan uang. Perusahaan sedang kekurangan dana." Layla mencoba berjalan cepat mensejajari langkah suaminya."Perusahaan kalian yang k