"Sayang, Layla tampak pucat. Ada apa dengannya?" Tanya Aine pada Nathan.
"Entahlah, tapi semoga saja dia tidak merusak acara kita. Lagi pula aku juga kesal, kenapa kakek harus meminta waktu di momen bahagia kita. Kenapa tidak di waktu lain saja." Gerutu Nathan."Aku serius Sayang, sepertinya ia sedang sakit." Aine cukup khawatir dengan kondisi Layla yang menyandar pada tubuh Logan.Yugo mengekor di belakang Layla dan Logan. Mereka bertiga kini sudah berada di depan dimana seluruh mata tertuju pada mereka. Beberapa orang bahkan mulai menyadari bahwa Layla terlihat pucat dan tak ragu menunjukkan kemesraannya dengan Logan. Seakan rumor yang selama ini beredar tak benar. Yugo yang sedari tadi merasa percaya diri karena keluarga besar Johnson telah menerima lamarannya untuk Layla pun kini memandang penuh curiga pada pasangan Layla dan Logan."Lepaskan cucuku Logan!" Lantang kakek Robin Johnson."Kakek?" Tanya Layla heran, ia terkejut dengan te"Hari ini reputasiku benar-benar hancur." Ucap Robin kemudian memegang dadanya yang terasa sakit dan terhimpit, Robin terkulai lemah meski masih memiliki kesadaran."Ayah!" Teriak Bob yang terkejut melihat kondisi ayahnya yang nampak lemah di atas kursi rodanya."Bawa aku ke Rumah sakit." Pinta Robin."Tolong jangan bawa anakku." Teriak Nova Johnson sembari menarik-narik tangan Nathan yang telah melemah seakan menyerah pada takdir."Aku tidak menyangka, keluargaku bisa hancur dalam semalam karena ketamakan. Bagaimana kami harus menghadapi cemoohan orang-orang, besok atau bahkan saat ini pasti berita tentang pesta ini telah menyebar. Ohh Logan... " Layla terduduk di posisinya sambil tersedu melihat keluarga Johnson dipermalukan bahkan Nathan diseret paksa oleh pihak berwenang."Bangunlah Sayang, mari kita pulang." Logan menarik tangan Layla untuk bangun dan memapahnya untuk berjalan mengikuti Bob yang mendorong kursi roda Robin."Ayah sepertinya aku harus
"berhasil! Dia merespon." Teriak seorang yang tengah berkutat dengan komputer didepannya. Ia adalah Miki, seorang programmer yang tengah melakukan riset untuk menghidupkan kembali kenangan seseorang bernama Lucy yang sebenarnya telah mati. Karena jasadnya tidak lagi bisa untuk digunakan meski telah diawetkan, ingatan Lucy diprogram untuk ditanamkan di sebuah robot dengan kecerdasan buatan yang telah dipesan khusus sehingga memiliki tampilan persis seperti sosok Lucy."Apa?" Sahut beberapa orang lain di ruangan tersebut.Mereka berkerumun didepan layar komputer milik Miki."Dia bisa menjawab beberapa pertanyaan yang telah disiapkan oleh tuan Williams." Ujar Miki senang karena hasil kerjanya selama tiga tahun terakhir membuahkan hasil."Seandainya kita bisa mengakses otak dari Lucy, mungkin kita bisa menyelesaikannya lebih cepat." Tambah Miki."Ini progres yang bagus, kita harus segera menghubungi tuan Williams." Ucap seseorang bernama Benn
Layla tersipu mendengar pujian dari suaminya itu. Meski selama ini ia menutup diri dari Logan atas keinginan keluarganya, dalam lubuk hati Layla ia sebenarnya sangat menikmati kebersamaannya dengan Logan."Aku istrimu Log, kau bisa melakukannya padaku. Aku tidak akan menolak lagi, karena aku juga menginginkannya. Aku mencintaimu Log." Ucap Layla tanpa ragu, matanya berkaca-kaca menyiratkan kesungguhan hatinya . Ia sadar bahwa selama ini ia telah berbuat buruk pada suaminya demi keinginan keluarganya. "Baiklah, jika kau benar-benar telah merelakan dirimu padaku. Aku tentu tidak akan menolak. Semoga kamu tidak menyesalinya." Tegas Logan pada Layla."Tentu aku tidak akan menyesal, aku menyerahkan diriku pada lelaki yang aku cintai. Tunggu aku akan ke kamar mandi dulu." Ucap Layla dengan semangat. Seakan lupa bahwa selama ini ia telah menolak dan selalu merendahkan logan. Namun kini Layla sendiri yang menyerahkan diri bahkan mengemis untuk sentuhan Logan yang telah menyita seluruh jiwany
Layla meringis kesakitan ketika benda milik Logan mengoyak pertahanannya."Tunggu sedikit lagi, aku janji aku ini akan menjadi sangat nikmat. Bahkan kau akan sangat bersyukur dengan benda kebanggaanku ini." Ujar Logan menyombongkan miliknya yang berharga.Tak berapa lama Layla mulai melenguh tak karuan merasakan kenikmatan yang baru pertama kali ia rasakan seumur hidupnya. Sensasi luar biasa yang diberikan oleh Logan padanya."Ohh God,, what's this? why it's so good." Racau Layla yang mulai bisa menikmati serangan dari Logan.Logan mulai mempercepat tempo permainannya hingga membuat Layla mendesah tak terkendali. "Ooohhh... Apa ini Log, ini sangat nikmat... Ada apa denganku." Erang Layla seperti tertahan dan terbata-bata."Kurasa kau telah sampai. Baiklah sekarang giliranku." Ujar Logan kemudian membalik tubuh Layla menjadi posisi merangkak dan ia langsung mengisi Layla dari belakang. Kali ini ia tak peduli lagi dengan segala lenguhan dan desahan yang k
Aroma maskulin menguar di udara seketika setelah Logan membuka pintu kamar mandi."Ganti bajumu, ayo kita pulang ke mansion kita." Ucap Logan pada Layla, setelah seharian mereka hanya melakukan aktivitas diatas kasur dan berehat sekedar mengisi perut saja."Hemh, aku akan bersiap-siap." Balas Layla yang masih mengenakan lilitan handuk ditubuhnya dan tengah memoles wajahnya dengan makeup."Tapi tunggu, bukankah kamu melakukan reservasi untuk satu Minggu?" Tanya Layla heran."Hotel ini milikku, kita bebas masuk kapanpun kita mau. Dan penthouse ini khusus untukku, jika kamu memang suka tinggal disini kita bisa pindah saja kesini." Jawab Logan santai."Apa? Mimpi apa aku semalam. Setelah menikahi pria miskin selama dua tahun, pria itu berubah menjadi crazy rich yang misterius." Celetuk Layla."Ha-ha-ha... Anggap saja setelah kamu menyerahkan tubuhmu, kodok itu telah berubah menjadi pangeran. Kamu suka cerita princess kan?" Kelakar Logan."Iyuuuuhh, tidak mungkin aku melakukan itu dengan ko
Kriiiing... Kriiiing... Kriiiing..."Halo Bu." Sapa Layla dengan panggilan yang sengaja di set mode loud speaker."Dimana kamu? Apa kamu masih bersama pecundang itu?" Tanya Suzy dengan nada membentak dan marah.Layla memandang kearah Logan untuk membantunya menjawab pertanyaan dari ibunya itu."Kami sedang liburan bu, ibu membutuhkan kami?" Jawab Logan tenang."Apa kau bilang? Liburan? Omong kosong! Bisa-bisanya kalian berlibur ketika kondisi keluarga kita sedang terpuruk. Nathan sekarang mendekam dibalik jeruji besi. Kakekmu kritis dan Ayahmu kini harus pontang-panting menjaga kakekmu seorang diri. Saham kita jatuh, para investor menarik uang-uang mereka, media juga memberitakan keluarga kita sehingga terlihat memalukan. Kita telah hancur, dan kalian malah berlibur? Hah!" Damprat Suzy pada anak dan menantunya."Astaga, benarkah Bu? Apa aku harus pulang kerumah? Aku akan meminta ijin pada Logan." Layla tak menyangka keluarga besarnya sedang mengalami krisis yang tidak main-main."Sayan
Suzy tercengang mendapati Layla yang menutup panggilan secara sepihak. Matanya melotot dan mulutnya menganga sangking terkejutnya. "Dasar anak tak tau diri, wanita murahan! Bisa-bisa dia berikan tubuhnya untuk pria miskin seperti Logan. Aaarrrgghh! Bagaimana aku harus menghadapi keluarga Hasan? Ini sangat memalukan." Umpat Suzy seorang diri di rumahnya yang sunyi. Tak ada orang lain selain dirinya.Suzy terus saya merutuki hidupnya yang sial. Tetangga dan kawan-kawannya mencemooh padanya karena kesialan yang menimpanya. Bahkan ia tak berani keluar rumah, jika tidak benar-benar butuh keluar rumah dia lebih memilih untuk tetap tinggal di dalam rumah saja. Tapi hari ini sepertinya kesialan sedang jatuh cinta padanya, ia terus menempeli Suzy sepanjang waktu. Meski tak ingin keluar rumah ia tetap harus pergi karena ia kehabisan bahan makanan. Suaminya juga sedang di rumah sakit menjaga mertuanya yang semakin kritis semenjak kejadian yang menghancurkan reputasi keluarga besar Johnson kemari
Tut... Tut... Tut..."Halo, Tuan Dony Wong. Kau masih ingat padaku? Aku Suzy Johnson, menantu keluarga Johnson." Suzy meminta waktu untuk mengkonsultasikan perihal investasi yang ingin ia lakukan, dan berharap kenalannya itu dapat membantu. Mereka memutuskan untuk bertemu dan membicarakannya secara lebih rinci, karena Suzy berencana menginvestasikan seluruh tabungannya yang ia kumpulkan dari uang suaminya dan juga uang Layla.***"El, tolong lakukan sesuatu untukku." Ujar Logan dalam satu sambungan telepon dengan Elias Davis."Tentu tuan, apa yang bisa kulakukan untukmu." "Aku ingin kau membungkam media tentang berita keluarga Johnson. Dan juga, kondisikan Robin Johnson mendapatkan penanganan terbaik di kelas VVIP. Jangan sampai mengecewakanku." Titah Logan pada Elias."Baik Tuan." Ucap Elias hormat.Setelah menutup sambungan teleponnya Logan kembali ke kamarnya bersama Layla."Sudah kuselesaikan soal media, juga tentang pengobatan kakekmu. Sekarang apa yang bisa kamu berikan padaku