Home / Romansa / Wanita Milik Tuan Penguasa / bab 4 Tidak bisa boros

Share

bab 4 Tidak bisa boros

Author: Nefertiti
last update Last Updated: 2022-12-19 14:05:13

"Kau membeli mobil?" Tanya Layla ketika hendak pergi ke kantor.

"Iya, mulai hari ini aku akan mengantarmu dengan mobil ini. Meski tampilannya mobil tua, tapi tenang saja mobil ini tidak akan menyusahkanmu." Ucap Logan sembari mengelus bodi mobil tua yang baru saja ia beli. Ia sengaja membeli mobil yang tidak mencolok sama sekali namun telah direstorasi sehingga terasa mengendarai mobil baru.

"Berapa kamu membeli mobil ini?" Tanya Layla curiga, sebab mobil ini sangatlah rapi bahkan juga memiliki fasilitas yang umum pada mobil keluaran baru.

"Hanya beberapa puluh juta." Jawab Logan berbohong. Namun untungnya Layla tak begitu paham tentang otomotif sehingga ia banyak berkomentar lagi.

"Besok malam Nathan akan bertunangan dengan Aine. Jadi kita harus datang, aku juga ingin membeli sebuah hadiah." Layla memulai pembicaraan dengan pandangan keluar jendela.

"Ohh benarkah? Aine? Dia sekertaris Nathan bukan?" Logan memastikan.

"Ya, mungkin mereka terlalu sering bersama sehingga memilih untuk menjalin hubungan serius." Ucap Layla datar.

"Mereka menyewa seluruh Sky Lounge di Alhambra Resort." Tambah Layla, menampakkan wajah irinya. Karena Layla tak pernah mengalami pertunangan yang romantis. Pernikahannya saja hanya didepan ranjang rumah sakit dimana neneknya berbaring.

"Tenang saja Sayang, kita akan datang dan aku akan menyiapkan hadiah yang bagus untuk mereka." Logan menepuk pundak Layla.

"Baiklah, tolong jemput aku nanti ya. Rasanya aku sedang malas berdesakan di dalam bis." Pinta Layla.

"Tentu Sayang, aku akan jemput tepat waktu." Janji Logan.

"Sudah sampai sayang." Ucap Logan seketika setelah sampai di depan kantor Layla.

"Terimakasih." Layla melepaskan sabuk pengamannya dan melangkah keluar mobil kemudian melenggang masuk ke dalam gedung Johnson Architect.

Logan pun kembali memacu mobilnya kembali menuju sebuah hotel bintang lima miliknya. Ia memarkirkan mobilnya kemudian berjalan masuk menuju resepsionis hotel tersebut.

"Aku mencari Elias Davis, apa dia ada ditempat?" Tanya Logan pada resepsionis hotel tersebut.

"Dengan siapa? Apa anda sudah membuat janji?" Resepsionis itu bertanya kembali dengan pandangan menelisik.

"Tidak, aku tidak membuat janji dengannya." Jawab Logan santai.

"Mohon maaf jika anda membutuhkan pekerjaan, kami sedang tidak ada lowongan. Lagi pula jika ingin melamar pekerjaan anda tidak perlu menemui Tuan Elias. Cukup letakkan saja lamaran kerja anda disini." Resepsionis itu mulai meninggikan suara dengan nada mengejek.

"Maaf saya tidak ingin melamar kerja..." Kalimat Logan terpotong.

"Kalau begitu, kami tidak menerima sumbangan! Silahkan pergi dari sini." Ucap Resepsionis itu angkuh.

Logan segera mengeluarkan gawainya dan menelepon seseorang.

"Aku dibawah, dan di usir oleh pegawaimu. Sebaiknya jemput aku!" Ucap Logan sedikit kesal.

Tak perlu waktu lama Elias bersama beberapa orang body guard nya.

"Maaf Tuan Williams." Ucap Elias sedikit membungkuk di depan Logan. Kemudian ia berbalik kearah resepsionis itu.

"Marina?" Elias membaca name tag di dada resepsionis itu.

"Maaf Tuan saya tidak tahu jika tuan itu adalah kawan Tuan Elias." Ucap Marina ketakutan, tubuhnya gemetar dan terlihat keringat mengalir dari darinya.

"Kawan?" Tanya Elias sambil mengerutkan keningnya.

"Maaf Tuan, tolong maafkan saya." Marina kini terduduk di lantai sangking takutnya.

"Sudahlah Elias, jangan menakuti wanita seperti itu. Itu bukan tabiat kita, lepaskan dia." Ucap Logan santai.

"Baiklah Tuan." Balas Elias pada Logan.

"Mulai hari kau di pecat, dan pergilah ketempat dimana aku tidak akan menemukanmu atau nyawamu akan melayang saat itu juga!" Bentak Elias pada Marina.

Wanita itu pun segera pergi dari hadapan Elias tanpa berkata-kata lagi.

"Kau terlalu sadis Elias." Ucap Logan sambil terkekeh.

"Maaf Tuan Williams, mari saya antar ke ruangan saya." Ucap Elias merendah.

"Tak perlu bersikap seperti itu, karena aku tidak nyaman. Hanya musuh yang harus menundukkan kepalanya dihadapanku. Sebaliknya, jika kau berada di pihakku kau harus berdiri tegak dan membusungkan dada." Ucap Logan sembari berjalan sesuai arahan Elias.

"Baik Tuan Williams." Angguk Elias.

Sesampainya di ruangan Elias, Logan menghenyakkan tubuhnya di sofa ruangan itu.

"Apa ini sama seperti kedatangan anda menemui Ayah saya kemarin?" Tanya Elias.

"Kau benar-benar mirip dengan ayahmu hahahaha." Jawab elias sambil tertawa.

"Maaf Tuan." Ujar Elias takut jika ia telah melakukan kesalahan.

"Untuk apa minta maaf, aku suka kinerjamu. Sangat taktis dan tanpa basa-basi. Sama seperti ayahmu, kalian adalah aset berharga yang kumiliki." Puji Logan senang.

"Terimakasih Tuan." Ucap Elias senang.

"Kita adalah sepupu, panggil saja aku Logan seperti ayahmu memanggilku." Logan berbasa-basi.

"Maaf kalau soal itu, saya berbeda dengan ayah saya. Mungkin di rumah keluarga besar anda adalah kakak sepupu saya, tapi disini anda adalah atasan saya." Jelas Elias tanpa ragu.

"Baiklah, terserah kau saja." Angguk Logan.

"Aku ingin mengerjai Nathan, kudengar ia menyewa Sky Lounge untuk acara pertunangannya. Aku ingin kau putarkan foto-foto ini di saat acara klimaks." Logan menyodorkan sebuah flashdisk pada Elias.

"Apa ini?" Tanya Elias heran.

"Kejutan yang menyenangkan, Ayahmu yang memberikannya padaku semalam. Aku sudah memilih yang terbaik dan kusimpan disini." Jelas Logan enteng.

"Baiklah, saya akan lakukan yang terbaik untuk permintaan anda." Elias menerima flashdisk itu.

Setelah urusan dengan Elias selesai, Logan pun kembali kerumah mertuanya dan melakoni aktivitas seperti biasanya.

"Bu, aku akan menjemput Layla." Pamit Logan pada ibu mertuanya saat telah mendekati jam pulang istrinya itu.

"Ya, hati-hatilah jangan sampai terlambat menjemput Layla." Sahut Suzy yang tengah duduk di teras rumah, seperti biasanya.

Logan pun segera memacu mobilnya agar segera sampai ke tempat Layla Tengah menunggunya.

Dari persimpangan jalan nampak Layla yang tengah mengobrol dengan seorang pria. Tak lama kemudian Logan sampai didepan Layla.

"Sampai jumpa Tuan Hasan." Ujar Layla pada lelaki itu dengan senyum lebarnya yang sangat manis di mata Logan.

"Kita pulang sekarang?" Tanya Logan setelah Layla masuk ke dalam mobil.

"Tentu, lagi pula mau kemana kita jika tidak pulang kerumah?" Tanya Layla yang mendadak wajah ramahnya hilang begitu saja.

"Mungkin kamu ingin kita makan malam diluar?" Tanya Logan dengan pandangan terfokus kedepan.

"Aku tidak bisa boros, perusahaan sedang tidak baik-baik saja. Aku takut gajiku akan ditangguhkan atau paling tidak terlambat." Ujar Layla bersedih.

"Dan sepupumu bisa membuat pesta pertunangan mewah ketika perusahaan kalian sedang kekurangan uang?" Tanya Logan memancing.

"Entahlah, Nathan sangat beruntung mendapat wanita seperti Aine. Walaupun dia hanya bekerja sebagai sekretaris Nathan, namun sebenarnya ia seorang putri dari keluarga kaya raya." Layla mulai berhasrat untuk menggunjing.

"Kurasa pesta mewah itu dibiayai oleh Aine." Tuduh Layla dengan berbisik, meski mereka berdua pun tahu bahwa tidak akan ada yang mendengar pembicaraan mereka.

"Jangan menuduh seperti itu Sayang. Mungkin Nathan memang benar-benar punya banyak uang untuk acara itu." Logan masih mencoba mengorek informasi dari Layla.

"Entah," Layla berpikir sejenak.

"Benar, bisa saja itu terjadi. Semenjak ia memegang proyek dari Williams Skyworks sepertinya gaya hidupnya meningkat. Bahkan adik dan ibunya juga tak kalah hedonnya." Layla mulai menyadari kejanggalan tentang Nathan.

"Benarkah? Aku kira dia memang berbeda, dia dan keluarganya nampak lebih lebih berkelas daripada kau dan yang lainnya." Ucap Logan sengaja memanasi Layla.

"Benarkah? Kamu merasa seperti itu?" Tanya Layla nampak geram seakan baru menyadari bahwa Natan dan keluarganya mungkin telah berlaku curang.

"Aku harus tahu kebenarannya, Kakek telah bersusah payah meyakinkan perusahaan raksasa itu agar mau bekerjasama dengan kami. Bahkan uang yang telah kami terima belum sepeserpun kami gunakan untuk menjalankan proyek. Semua uang itu habis untuk membayar hutang-hutang perusahaan yang telah mendesak untuk di selesaikan." Wajah cantik Layla menampakkan raut frustasi.

"Kalian belum mengerjakan proyek itu?" Tanya Logan sekenanya agar nampak bahwa ia sangat bersimpati. Meski kenyataannya ia telah mengetahui semuanya. Layla menghela nafasnya,

"Aku sudah peringatkan kakek agar menggunakan dana yang ada untuk proyek sesuai kesepakatan. Tapi kakek benar-benar merasa terdesak saat itu." Seketika pandangan Layla menerawang.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Wanita Milik Tuan Penguasa    53 rahasia dokter Ashley

    Tok... Tok... Tok..."Ohhh, shit kau tidak menutup pintunya Log." Layla spontan menarik selimut untuk menutupi tubuh polosnya yang basah dengan peluh."Ha-ha-ha, tenang sayang itu hanya Jack yang mengantar makanan untukmu," ujar Logan yang tak tahu malunya berjalan begitu saja kearah pintu untuk mengantar troli makanan Layla sembari bertelanjang tanpa sehelai benangpun."Kau gila, kenapa bertelanjang seperti itu. Memalukan!" gertak Layla kesal."Tadi bukankah kau melakukan hal yang sama?" Logan menarik troli yang telah ditinggalkan oleh Jack dan menutup pintu kamarnya."Enak saja! Itu tidak sama, aku melakukannya karena tidak tahu bahwa disana ada tamu yang menginap. Sedangkan kamu, kau tahu ada Jack diluar dan tetap saja berpenampilan bugil seperti itu, memalukan!" elak Layla."Ha-ha-ha, Jack tidak akan tinggal jika tahu kita sedang bersenang-senang. Dia hanya mengetuk untuk memberi tahu bahwa makanan telah tiba." Logan sungguh tidak menyadari bahwa kegiatan panasnya telah dinikmati

  • Wanita Milik Tuan Penguasa    52 tidak sengaja ikut menikmati

    "baiklah hukuman pertama, kamu harus memijat punggungku," ucap Layla dengan senyum licik. "Itu mudah." Logan pun sibuk mencari minyak gosok untuk memijat Layla. Namun kemudian logan berhenti dari aktifitasnya sejenak karena melihat Layla bukannya berbaring dan menunggu Logan, tapi justru berganti pakaian renang two piece berwarna merah yang hanya menutupi sebagian kecil saja dari tubuh indahnya."Ayo tuan Logan, kau ini jadi memijatku atau tidak?" Layla dengan santainya melenggang keluar dari kamar tanpa memakai kimononya."Sa... Sayang... Kamu mau kemana? Pakai Kimonomu sebelum sampai di kolam renang. Ini masih siang, banyak orang di luar." Logan begitu panik, karena mengingat dokter Ashley, Miki, dan Benny masih tinggal dirumahnya dan tidur di paviliun yang berada tepat di tepi kolam renang. Layla tak peduli dengan celotehan Logan. Ia justru meninggalkan suaminya itu dengan acuh.Logan seketika mengejar Layla yang terlihat menuju ke arah kolam renang. "Sayang tunggu, kamu sedang

  • Wanita Milik Tuan Penguasa    51 hukuman dari Layla

    Layla cukup tercengang dengan cerita Jack tentang Logan. Ia juga begitu penasaran dengan sosok Lucy yang menurut Jack begitu berarti bagi Logan. Perasaan cemburu sedikit menyentilnya, mengetahui bahwa ia bukanlah wanita pertama bagi Logan, juga karena Logan pernah begitu mencintai wanita selain dirinya."Aku benar-benar tidak tahu apa-apa tentang suamiku," sesal Layla."Jika saat ini Tuan Logan belum membuka seluruh jati dirinya pada anda, saya rasa ada dua kemungkinan sebabnya. Yang pertama, Tuan Logan belum siap bercerita pada Anda. Atau yang kedua, Tuan Logan memang tidak ingin menceritakan masa lalunya pada anda karena ingin berfokus pada masa depannya bersama Anda dan bayi yang tengah Anda kandung." Jack berusaha membesarkan hati Layla."Aku masih penasaran dengan insiden yang hampir membahayakan nyawamu, dan juga penyebab mantan kekasih Logan itu meninggal dunia." "Itu..., sebenarnya saya malu mengakuinya. Saat itu kondisi perekonomian saya sedang sangat buruk. Saya mempunyai h

  • Wanita Milik Tuan Penguasa    50 Tentang Logan

    Layla mulai gelisah karena Logan tak kunjung pulang semenjak berpamitan tadi pagi. Layla berpikir keras, kira-kira apa yang akan dilakukan oleh Logan dengan penampilannya yang paripurna tersebut. "Dimana kamu Logan, kenapa belum juga pulang?" gumam Layla sembari menimang-nimang ponselnya karena bingung harus menelepon Logan atau tidak. "Masa bodoh, aku tidak akan peduli!" ucapnya kesal pada Logan namun tak bisa melampiaskan kemarahannya."Bahkan aku berdandan untuk kesia-siaan. Dasar bodoh, dan murahan!" oloknya pada dirinya sendiri."Apa yang kupikirkan hingga aku begitu bersemangat untuk merias diriku. Dasar wanita murahan." Layla begitu kesalnya hingga melampiaskan amarahnya pada pantulan dirinya sendiri di dalam cermin.Karena merasa malu dengan dandanannya yang sangat nampak berusaha menggoda Logan, dan sayangnya Logan sendiri justru sibuk dengan dunianya sendiri. Layla pun menghapus makeup yang menempel di wajahnya. Merapikan kembali seluruh lingerie

  • Wanita Milik Tuan Penguasa    49 keputusan Logan

    Setelah berhasil membodohi Layla dan kedua orangtuanya Logan menyusun rencana berikutnya dan kini melibatkan Dokter Ashley. Tentu Karena Logan Akhirnya memutuskan untuk menandatangani surat perjanjian pengaksesan otak Lucy. Logan merasa tindakan ini sangat mendesak untuk dilakukan mengingat ancaman dari komplotan musuhnya tentang Layla bukanlah ancaman kosong belaka. Logan tidak ingin mengulang kesalahan untuk yang kedua kalinya, yaitu abai dengan keselamatan orang terdekatnya. Logan berupaya bagaimana caranya segera mengetahui dalang dibalik kematian Lucy yang mungkin kini mengincar Layla. Ia sangat berharap, setelah berhasil mengakses otak Lucy dan mengetahui siapa penjahat itu, ia bisa segera bebas dari ancaman tersebut dan bisa berbulan madu dengan tenang bersama Layla. Mempunyai banyak anak dan menua bersama Layla.Logan telah berpakaian sangat rapi dengan menggunakan tuxedo seakan ia akan pergi menikahi seorang gadis. Namun nyatanya, ia berdandan serapi itu adalah untuk me

  • Wanita Milik Tuan Penguasa    48 membalas perlakuan Logan

    "Tuan Williams sangat membutuhkan Layla disisinya. Kami berjanji akan menjaga Nyonya Layla Johnson dengan baik. Juga, memberikan pengobatan yang terbaik pada Tuan Williams." "Bagaimana ini Bob?" Suzy panik."Ayah ijinkan aku, kini aku harus berbakti kepada suamiku, seperti ibu berbakti pada Ayah. Tolong jangan egois, aku sangat mencintai Logan." Layla yang tidak tahu menahu soal sandiwara Logan, begitu terbawa suasana hingga menangis tersedu-sedu.Karena hal itu dengan berat hati Bob dan Suzy mengantar anak dan menantu mereka ke bandara untuk penerbangan ke Singapura. Setelah pesawat yang ditumpangi oleh Layla dan Logan take off, Bob dan Suzy pun memutuskan untuk pulang ke rumah mereka. Namun, disisi lain setelah sesi drama antara Layla dan kedua orangtuanya, Logan dan Layla masuk untuk check in dan pemeriksaan. Kemudian barulah setelah itu, bukannya membawa Layla menuju ruang keberangkatan, justru Logan mambawa Layla menuju pintu keluar bandara."Log, harusnya kita

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status