Share

21. Kalung Berinisial A

Hari ini tanggal merah. Dapur jualanku seperti biasa tidak menerima pesanan. Selain untukku beristirahat, aku juga memberi libur kepada dua orang karyawanku. Sama seperti aku, mereka butuh berkumpul bersama anak-anak mereka sebab melimpahkan perhatian untuk keluarga lebih penting daripada bekerja yang tak mengenal waktu.

Pukul dua siang, aku berleha-leha di depan televisi sembari menemani Taksa menggambar di atas kertas putih menggunakan krayon.

Ponselku berdenting. Ada pesan masuk dari Freya. Ya, hubunganku dengannya semakin membaik. Jika sedang jenuh, kami saling mengirimkan pesan. Tak ada lagi rasa iri atau cemburu padanya seperti dulu semenjak aku mengikhlaskan takdir yang diberikan Tuhan untukku.

[Taksa lagi apa, ya? Main dong ke rumah Bunda Fre. Bunda Fre lagi sendirian nggak ada temen.] Pesannya disertai emot wajah sedih.

Ya, Bunda Fre. Taksa menyapanya dengan sebutan begitu. Awalnya aku mengajarkan putraku memanggil Freya dengan sapaan 'Tante.' N
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status