Share

22. Awal Baru (POV Abdu)

Kuraba bekas pukulan Ali tadi malam, masih perih terasa. Namun, tak ada rasa amarah sedikit pun atas perlakuannya padaku. Semua ucapannya benar. Bahkan benar sekali. Aku patut menerima itu. Mengingat semua yang terjadi karena kebodohanku.

Dengan malas-malasan, aku bangkit dari rebah. Terseret-seret langkahku menuju kamar mandi. Lama kupandangi wajah di cermin bundar besar yang menempel di atas wastafel. Setelah hampir dua tahun hidup sendiri, baru sekarang aku merasa risih melihat penampilanku, berantakan dan seperti tidak diurus.

Meraih krim untuk bercukur, kusemprotkan ke seluruh dagu. Meratakannya lalu kucukur hingga tak menyisakan jambang dan kumis sehelai pun.

Saat selesai mencuci dan menyeka wajah dengan handuk yang tersampir, ponselku berdering. Bergegas aku menghampiri benda pipih itu di atas nakas. Meraihnya, kulihat panggilan dari Pak Wirawan. Lagi-lagi dia menghubungi, membujuk agar aku kembali bekerja di perusahaannya.

"Ya, Pak Wirawan." Aku m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status