Share

Memaafkan

“Ibu butuh bantuan, cepat pulang!” perintah sang ibu terdengar ketika Hamzah berpaling dari istri beserta dua temannya itu.

“Gila! Super power banget, ya, mertuamu, Syif,” ceplos Imah bola matanya melirik suami sahabatnya yang tengah menepi tak jauh dari tempatnya ketiganya berdiri.

“Hust! Kalau ngomong jangan asal! Tapi, emang kaya gitu sih,” timpal Rahel menyunggingkan senyumnya kepada Syifa yang berdiri dengan gusar.

Ia merasa gelisah menghadapi kedua sahabatnya itu.

“Jujur aja Syif, kamu ada apa? Cerita aja! Kita ini sahabatmu! Bila perlu pasti kita bantu,” cetus Rahel di sambung dengan anggukan kepala Imah yang setuju.

Merasa terpojok dan tak punya alasan untuk berkilah, akhirnya Syifa menceritakan keadaannya sekarang yang tinggal berdua bersama sang suami.

“Tapi, aku merasa sangat tertantang dengan kehidupan baruku yang sekarang, kalian nggak usah khawatir. Aku baik-baik aja,” lanjut Syifa menjelaskan.

“Oke, Syif. Aku ikut senang kalau kamu bahagia dengan kehidupanmu sekarang,”
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status