Share

13. Nafkah Batin

“Mas,” ucap Hana lirih yang ketakutan saat wajah Andhika semakin mendekat ke wajahnya. Bahkan kini dahi mereka sudah menempel satu sama lain. Bahkan wajah Hana memanas terkena hembusan napas Andhika yang memburu. “Ingat perjanjian itu, mencium sama saja menyentuh.”

Andhika menatap wajah cantik sang istri yang putih bersih. Naluri lelakinya berontak.

“Aku lelaki normal, Han. Kini kita berdua sudah resmi sebagai pasangan suami istri. Aku ingin menuntut hakku sebagai seorang suami. Apa itu salah? Walaupun hanya mencium, apa salah?” ucap Andhika dengan mata yang terpejam. Menahan desakan yang begitu menyiksa. Menormalkan hormonnya yang kini menggila.

“Tapi, kita sudah terikat suatu perjanjian, Mas.” Hana kembali berkata lirih. Kali ini dia menggigit bibir bawahnya dengan tubuh yang bergetar karena takut diterkam suaminya, yang sudah diliputi gairah.

“Bagaimana...bagaimana kalau kita revisi perjanjiannya, Han,” bisik Andhika lagi.

“Hah?! Direvisi?” tanya Hana bingung.

“Iya, direvisi sebagi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status