Share

Chapter 7

“Ah Jack! Aku hanya ingin melihatnya.” Ucap Andira gugup.

“Lancang kamu! Yang boleh membaca buku itu hanya aku! Kamu sama sekali tidak berhak!.” Jack memaki Andira sampai Andira tak mampu berkata apapun.

“Kau memarahiku Jack?.” Andira bertanya dengan serius, lalu Jack mengernyit.

“Kamu pikir, setelah kita tidur satu ranjang semalam, aku akan bersikap peduli padamu? Hah?! Lebih baik buang harapanmu jauh-jauh!.” Jack mengambil buku itu dari tangan Andira dengan kasar kemudian keluar kamar.

BRAKK! Suara pintu itu membuat hati Andira terasa sakit, tak bisakah Jack memperlakukan istrinya dengan baik walaupun tidak ada cinta diantara mereka? 

“Baik, mungkin aku memang tidak seharusnya ada dihidupmu Jack.” Andira menghubungi Franky dan memintanya untuk menjemput dia dihotel ini.

Karena jarak yang ditempuh dari tempat tinggal Franky sangat jauh, ia berhasil sampai dalam waktu beberapa jam.

“Mau kemana kamu?!.” Tanya Jack, Andira sama sekali tidak menghiraukan pertanyaan itu, melainkan dia tetap berjalan lurus dan langsung keluar hotel.

“Istri macam apa kamu Andira?! Pergi tanpa izin!.” Jack mengejar Andira dengan penuh emosi, lalu melihat seorang laki-laki mendekati istrinya dengan lembut.

Jack melihat kepala Andira diusap, rasanya mereka berdua begitu akrab sehingga Jack tidak tahan dengan apa yang dia lihat.

“Brengsek!.” Jackson mendaratkan sebuah tinjuan diwajah Franky.

“Jack?!!!.” Andira menjerit dan menghentikan aksi bodoh suaminya.

PLAKKK!!! 

“Kurang ajar! Beraninya kau menampar Andira!.” Franky mendorong Jackson dan memegang bahu Andira.

“Kau baik-baik saja Ra? Jangan khawatir, aku akan membawamu pergi dari sini.” Andira meminta Franky memberinya waktu sebentar untuk bicara dengan suaminya.

“Aku pikir kau pria yang baik, namun aku salah! Kau adalah yang terburuk dari yang paling buruk!!!!!!.” Andira memaki Jackson tanpa henti, kemudian ia pergi meninggalkan Jack.

“Andira!!!.” Jackson memanggil istrinya berulang-ulang kali.

“Andira, kau harus tenang ya, aku akan antarkan kamu pulang ke rumah.” Franky berusaha menenangkan Andira yang sedang sedih saat ini.

Sesampainya dirumah, Andira segera menemui Mama nya.

“Mama!.” Reta kaget karena ini kedua kalinya dia melihat Andira datang sambil menangis, terlebih kali ini dia datang bersama Franky, bukan Jack.

“Ada apa Andira? Kenapa kamu menangis lagi?.” Reta sangat khawatir lalu menghapus air mata putrinya.

“Sudah Ma, aku tidak perlu menjelaskan seperti apa masalahku, boleh tidak aku tinggal disini?.” Kata Andira menatap Mama nya.

“Sayang, ini juga rumah kamu, tidak ada alasan untuk Mama menolak kamu disini.” Reta memeluk putrinya dan menenangkan nya, setelah Andira beristirahat Reta pun menemani Franky mengobrol sambil meminum teh panas.

“Terimakasih ya Franky, kamu selalu ada untuk Andira saat dia sedih seperti ini, tapi Tante mohon sekali untuk mengatakan padanya kalau dia tidak boleh terus menangis, Tante tidak tega melihatnya, kalau semuanya terus seperti ini, lebih baik Tante mengambil anak Tante kembali.” Jelas Reta.

“Jackson benar-benar keterlaluan! Tidak sepantasnya dia menampar Andira seperti tadi.” Franky kesal sehingga mengeluarkan semua unek-unek didalam hatinya.

“Kalau saja aku bagian keluarga kalian, sudah pasti aku tidak akan membiarkan Andira menikah dengan pria bajingan seperti itu!.” Reta tersenyum getir melihat kepedulian Franky terhadap putrinya.

“Sebenarnya ini semua salah Tante Franky, Tante sudah memaksa Andira menikah dengan Jackson.” Ucap Reta menundukkan kepala.

“Jika Tante butuh bantuanku, silahkan telepon kapan saja, aku akan selalu meluangkan waktu untuk keluarga ini.” Ucapan Franky membuat Reta menjadi sedikit lebih tenang, ia tersenyum pada pria muda didepan nya.

“Terimakasih banyak, datanglah kemari kapanpun kau mau, Tante sudah menganggap kamu seperti anak Tante sendiri.” Ucap Reta.

Setelah itu Franky pun pulang, Andira merasakan ponselnya terus berdering namun ia tak perduli bahkan sampai ribuan kali ia tak akan mengangkatnya.

“Angkat bodoh!.” Gumam Jack kesal.

“Aku tidak akan mengangkat teleponmu sampai kapanpun, jika waktunya sudah tepat, aku akan meminta cerai padamu Jack! Aku menyesal!!!!.” Andira menghapus air matanya dan tertidur.

...

Sore hari,

“Aku mau kalian mecelakai wanita ini.” Ucap seorang wanita sambil memberikan foto Andira kepada orang suruhan nya.

“Baik bos! Kami akan bekerja sebaik mungkin.” Kedua preman itu pergi mencari keberadaan Andira.

Diluar Andira sedang pergi bersama Jenyfeer, sepertinya mereka sedang bersenang-senang didalam mall.

“Ra, kamu yakin tidak belanja apa-apa? Masa sih kesini hanya untuk menemani aku.” ucap Jeny

“Yakin kok, lagi pula aku mau belanja apa, baju? Sudah banyak, tas? Sudah banyak, mending temani kamu saja.” Andira tersenyum.

“Aku senang deh Ra kamu udah baik-baik saja sekarang, ya walaupun aku hanya mengajakmu keluar dalam beberapa jam, tapi sepertinya sudah jauh lebih baik.” Jeny menghentikan langkahnya dan menatap Andira

“Makasih ya Jen, aku beruntung banget punya temen sebaik kamu.” Kata Andira.

Sewaktu mereka keluar dari dalam mall dan hendak menaiki mobil, tiba-tiba saja ada mobil dari arah lain yang ingin menabrak Andira.

“Andira awas!!!!!.” Jeny menarik teman nya dengan penuh kekhawatiran, lalu mereka berdua jatuh.

“Aaah.” Jeny menyadari tangan Andira terluka karena terkena aspal.

“Andira kamu gapapa?!!.” Jeny membantu Andira berdiri lalu mengajaknya pulang.

“Kita kerumah sakit sekarang.” Andira dibawa kerumah sakit oleh Jeny, setibanya disana, dokter langsung memeriksa luka Andira kemudian mengobatinya.

“Aw sakit Dok.” Andira terpejam karena merasa perih dibagian luka itu.

“Sekarang kamu sudah baik-baik saja, lain kali hati-hati ya.” Dokter cantik itu tersenyum sebelum mengizinkan Andira pulang.

Jeny menggandeng tangan teman nya keluar rumah sakit, namun aura penguasa seketika menghampiri mereka.

“Andira!.” pria itu memeluk wanita dihadapan nya, seketika Andira terdiam, lalu sadar dengan apa yang pria itu lakukan.

“Lepaskan aku Jack.” Andira mendorong Jack menjauh, dengan lembut Jack menangkup wajah istrinya.

“Aku dengar dari Mama kalau kau pergi ke mall, dan aku menyusul kesana, tapi semua orang bilang kau kecelakaan, apa kau baik-baik saja?.” Terlihat jelas sekali kekhawatiran diwajah Jack, tetapi Andira sama sekali tidak perduli.

“Kau pria yang jahat! Bagaimana mungkin temanku menikah dengan orang sepertimu.” Jeny marah.

“Pulanglah denganku.” Jack meraih tangan Andira dengan hati-hati.

“Aku tidak mau, sudah cukup untuk mengangguku lagi Jack.” Andira ingin beranjak pergi, tapi tiba-tiba Jack berlutut dihadapan Andira.

“Apa aku harus sampai berlutut seperti ini agar kau mau pulang denganku?.” Kini semua orang menatap ke arah Jack, hal itu membuat Andira bingung sehingga akhirnya ikut pulang bersama suaminya.

“Siapa yang ingin mencelakai istriku.” Gumam Jack.

Mereka pulang ke kediaman Queen, Reta merasa lega ketika melihat putrinya datang bersama Jack.

“Terimakasih ya Jack, kamu sudah menuruti kemauan Mama untuk tinggal disini sementara.” Ucap Reta.

“Sama-sama Ma, kalau begitu aku istirahat dulu ya bersama Andira.” Jack berjalan dan melihat Andira didepan nya, Jack sadar kalau lantai didepan Andira licin karena bibi sedang mengepel, tapi sepertinya Andira tidak melihat, wanita itu terpeleset dan akan jatuh, namun tangan yang sama memeluknya lagi hingga terhindar dari jatuh ke lantai.

“Jangan melamun, bibi sedang mengepel.” Ucap Jackson, wajah mereka begitu dekat.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status