"Masyaa Allah, Mbak cantik sekali."Nada menatap pantulan dirinya di depan cermin. Ya, Meisya benar. Ia memang cantik dalam balutan pakaian pengantin. Nada menghirup napas sebanyak-banyaknya untuk mengurangi kegugupan. Hari ini hari pernikahannya dengan Gibran. Sebentar lagi statusnya akan kembali menjadi seorang istri, tetapi dari pria yang berbeda. Semalam, Nada sudah memutuskan untuk melanjutkan pernikahan ini. Ia tidak ingin keluarganya dan keluarga besar Gibran menanggung malu. Untuk Attar ... Nada harus berusaha untuk bisa melupakan pria itu. Nada hanya bisa berdoa agar mantan suaminya segera siuman dan keadaannya makin membaik. "Mbak, kok Mbak malah murung? Senyum dong. Hari ini hari bahagia buat Mbak. Sebentar lagi Mbak akan menjadi istri dari Dokter Gibran. Apa ada yang mengganjal dalam pikiran, Mbak? Cerita sama aku biar perasaan Mbak sedikit lega," tutur Meisya seraya menggenggam tangan sang Kakak. Nada segera menghapus titik bening yang hampir keluar dari sudut netranya
"Siang Mas. Bagaimana kabarnya hari ini? Aku lagi ada sedikit masalah di tempat kerja. Mas mau denger cerita aku gak?"Nada membenahi selimut yang menutup tubuh Attar, kemudian duduk di samping ranjang tempat pria itu berbaring. Setelah dinyatakan koma oleh Dokter, sudah empat bulan Attar masih belum sadarkan diri. Nada sempat syok mendengar kabar ini dari Salma. Pasalnya kondisi Attar sempat drop dan Dokter menyatakan harapan hidupnya sangatlah tipis. Namun, Nada terus meyakinkan Salma agar jangan menyerah. Nada meminta Salma supaya tidak meminta Dokter untuk mencabut alat-alat yang menempel di tubuh Attar yang saat ini dijadikan penopang hidup pria itu. Nada yakin Attar masih mempunyai harapan dan selama apa pun itu, Nada akan dengan setia menungguinya. Nada terus bercerita. Mengajak Attar berbicara seperti yang disarankan oleh Dokter. Meski mata pria itu tertutup, tetapi Nada yakin dalam alam bawah sadarnya, Attar masih bisa mendengar suaranya. "Bangunlah, Mas. Apa kamu tidak ing
Wanita yang Mencuri Hati SuamikuPart 1"Pak--""Duduklah, temani saya makan siang.""Tapi--""Ini perintah, Naura."Wanita berambut sebahu itu akhirnya mengangguk kaku. Sebenarnya ia merasa gugup dan tidak nyaman jika harus berduaan dengan bossnya. Akan tetapi, ia juga tidak bisa mengabaikan perintah sang atasan.Bukan tanpa sebab, Naura selalu merasa gugup saat berdua dengan Attar. Pesona sang atasan yang tidak bisa ia tampik, selalu mampu membuat dadanya berdebar kencang jika sedang berdekatan. Attar, pria tampan dengan berjuta kharisma, yang mampu membius wanita mana saja yang melihatnya, tidak terkecuali dirinya. Namun sayang, Naura tidak boleh menunjukkan kertarikan itu karena ia sadar akan posisi. Bukan hanya karena ia hanya seorang bawahan, tetapi juga status Attar yang sudah tidak sendiri. Ya, Attar pria beristri. Itulah alasan mengapa Naura selalu berusaha menjaga jarak, meskipun sang atasan pun selalu berusaha meniadakan jarak itu. Tidak salahkah jika ia merasa, Attar pun
Wanita yang Mencuri Hati SuamikuPart 2Sarapan pagi ini mereka lalui dengan keheningan. Nada sesekali melirik Attar yang sejak semalam tidak berbicara padanya. Nada paham, Attar pasti kesal karena lagi-lagi ia menunda untuk mempunyai anak. Usia pernikahan mereka sudah jalan tiga tahun. Namun, Nada punya alasan mengapa ia menundanya. Dirinya masih terikat kontrak kerja dan ia tidak ingin terjadi masalah jika ia sampai hamil."Aku berangkat dulu."Perkataan Attar, membuyarkan lamunan Nada. Ia perhatikan suaminya yang tengah mengelap bibirnya dengan tissu. "Pulangnya gak malam, kan?""Belum tahu," jawab Attar sekenanya. "Baik-baik di rumah," imbuhnya setelah mengecup kening sang istri."Mas." Nada mencekal pergelangan tangan Attar. "Maaf soal semalam. Aku ... aku mengecewakan kamu lagi," imbuhnya dengan nada yang sarat akan penyesalan."Sudahlah, tidak usah dibahas lagi. Bukankah sudah biasa seperti itu?" sarkas Attar."Mas, aku kan sudah sering mengatakan alasannya. Aku minta kamu nge
Wanita yang Mencuri Hati SuamikuPart 3"Aku pulang, ya. Maaf kalau kedatanganku mengganggu kamu.""Kok kamu ngomong begitu?" Attar menatap Nada tak suka. Dari nada bicaranya, Attar tahu istrinya tengah kecewa karena ia tak acuhkan dari semalam."Soalnya kamu diam terus, gak seperti biasanya. Kamu juga kayak gak suka aku datang. Padahal, aku sengaja membawakan makan siang sebagai permintaan maafku karena kejadian semalam."Attar menghela napas kasar. Melihat wajah Nada yang murung seperti itu, hatinya seketika merasa bersalah. Ia pun tak tahu mengapa bisa bersikap demikian. Padahal, kejadian seperti semalam bukan hal yang pertama. Nada sudah terlalu sering mengatakan jika ia belum siap memiliki anak, dan Attar selalu mencoba untuk mengerti dan tidak mempermasalahkan. Namun sekarang, ia merasa kesal pada istrinya hingga mengabaikannya. Apakah karena ia sudah terlalu lelah?"Maaf, aku hanya sedang banyak pikiran." Attar mendekati Nada dan meraih jemari istrinya untuk digenggam. "Maaf, y
Wanita yang Merebut Hati SuamikuPart 4Suasana di dalam lift masih mencekam. Attar sibuk menenangkan Naura, sedangkan Nada terisak sambil duduk memeluk lutut. Menyaksikan langsung perhatian suaminya kepada wanita lain, Nada merasa tersisihkan sebagai istri. Apa Attar tidak sadar kalau saat ini ia pun berada di tempat yang sama? Ataukah karena terlalu khawatir pada Naura, ia sampai melupakan kehadiran Nada di antara mereka?Tak lama kemudian, lift akhirnya kembali menyala dan terbuka. Orang-orang sudah berkerumun di depan sana. Mereka langsung menyambut Attar yang membopong Naura dengan wajah panik."Mbak Naura kenapa, Pak?" tanya salah satu karyawan."Dia hampir kehabisan napas. Naura takut akan gelap. Saya harus segera membawanya ke rumah sakit." Attar melangkah cepat, tetapi perkataan karyawannya sukses membuatnya membeku di tempat."Pak, bagaimana dengan istri Bapak? Dia juga sepertinya terlihat syok."Teringat Nada, Attar berbalik ke arah lift, bergegas menghampiri Nada dengan Na
Wanita yang Mencuri Hati SuamikuPart 5"Terima kasih, Pak. Hari ini Bapak sudah banyak menolong saya," ucap Naura tulus. Saat ini mereka baru saja sampai di depan rumah Naura. Seperti janjinya, Attar menunggui sekretarisnya itu hingga diperbolehkan pulang oleh Dokter. "Tidak usah berlebihan, Naura. Sudah menjadi tugas saya untuk membantu. Kalau kamu masih belum sehat, besok tidak usah masuk kerja. Kamu boleh istirahat selama dua hari.""Ti-tidak perlu, Pak. Saya sudah baikan, kok. Besok saya pasti masuk kerja.""Kamu yakin?" Attar memastikan. "Sangat yakin. Bapak tenang, saya pasti baik-baik saja," jawabnya dengan senyuman."Ya sudah, terserah kamu. Sekarang, kamu masuk, gih! Istirahat.""Kalau begitu, saya masuk dulu. Sekali lagi te--""Jangan ucapkan itu lagi. Saya bosan mendengarnya," sela Attar cepat, membuat tawa Naura berderai indah dan Attar terpaku dibuatnya."Maaf," ucapnya di sela tawa. "Bapak juga hati-hati di jalan," imbuhnya.Attar hanya mengangguk. Ia pun berjalan men
Wanita yang Mencuri Hati SuamikuPart 6Attar menatap punggung Nada yang tidur membelakanginya. Semenjak pertanyaan yang istrinya lontarkan tidak bisa ia jawab, Nada mediamkannya sampai saat ini. Attar bingung dengan perasaannya sendiri. Seharusnya ia menjawab dengan tegas bahwa Nada lah pemilik hatinya. Namun, sebagian dari dirinya kini tidak mengatakan demikian. Ada nama wanita lain yang diam-diam menyusup dan menggeser posisi Nada.Kenyamanan yang ia rasakan bersama Naura dan tidak bisa Nada berikan, membuatnya sulit menampik jika sebagian hatinya kini berpaling kepada sekretarisnya itu."Nad, kamu sudah tidur?" Tidak ada jawaban, tetapi Attar tahu Nada masih terjaga. Isakan kecil yang lolos dari bibir istrinya sesekali terdengar, menandakan Nada belum bisa memejamkan mata, seperti dirinya."Nad, aku minta maaf. Jangan marah lagi, ya."Nada tetap bergeming tanpa berniat menjawab. Attar pun akhirnya pasrah. Ia akan memberikan kesempatan pada Nada sampai kemarahan istrinya mereda. S