Donny baru saja melewati gerobak bubur mang Ajis untuk ketiga kalinya saat tiba tiba tukang bubur langganannya yang mangkal di simpang tiga jalan rumahnya itu berteriak karena melihat sebuah mobil Jeep melaju kencang ke arah Donny.
“MAS DONNY AWAS!!”
Kerasnya teriakan itu membuat Donny refleks langsung menyingkir dari jalan. Jadi kakinya tidak melangkah maju tapi melangkah ke kanan untuk naik ke trotoar jalan. Tiba tiba tubuhnya terlempar ke samping trotoar, lalu terdengar suara bedebum keras yang bahkan membuat telinganya pengang.
BRAKK!!!
Suara tabrakan itu terdengar sangat kencang di pagi hari yang masih tenang.
Donny syok melihat mobil jeep yang hampir menabraknya itu sekarang menabrak pohon dengan suara begitu kerasnya, hingga pohon itu bergetar dan membuat tanah tempatnya terduduk sekarang ikut bergetar karena efek dari kuatnya tabrakan itu. Tubuhnya pasti remuk terhimpit jika tadi mobil itu menabraknya lalu
Hari itu dihabiskan Donny di rumah. Pak Andreas menghubunginya menyuruhnya untuk istirahat hari ini walaupun Donny sudah berusaha menjelaskan kondisinya yang baik baik saja. Mungkin pria itu khawatir, mengingat awal pertemuan mereka juga karena kecelakaan. Dan sebagai karyawan yang baik tentu saja Donny menurut walaupun dengan berat hati.Apa yang harus dia lakukan di rumah untuk menghabiskan waktu? Padahal dia butuh pengalih perhatian dari pikirannya yang terus menyasar ke wanita milik pria lain. Mau seperti di film film yang berusaha merebut wanita yang dicintainya? Lah di film kan biasa tunangan atau suami pemeran utama wanita ternyata penjahat, jadinya si pemeran utama pria bukannya salah karena merebut si wanita tapi malah jadi pahlawan karena menyelamatkan si wanita. Yah dia hanya harus pasrah pada nasibnya, mungkin dia memang tidak akan menikah.Namun di sore hari, Donny benar benar mendapatkan pengalih perhatian saat Pak Tony Jayden, asisten Pak Andreas d
Keesokan harinya Donny sudah mulai bekerja lagi. Dia meminta Jaya sang bodyguard yang mengikutinya berpakaian seperti karyawan, dia bermaksud memperkenalkannya sebagai asisten pribadi. Donny tertawa kecil memikirkan hal itu, sekarang dia merasa seperti menjadi orang penting.Sekarang ada empat orang bodyguard yang menjaga mereka, rumahnya dijaga oleh dua orang bodyguard dan ada dua orang lagi yang bertugas mengawal Donny dan Morin. Pada saat penghuni rumah ada keperluan keluar, maka salah satu penjaga yang stay di rumah akan pergi bersamanya. Jadi rumah Donny akan sangat ramai di pagi dan malam hari. Dua pembantu, satu pengasuh, dua supir dan empat pengawal. Khusus untuk pengawal Morin adalah wanita agar bisa menemani saat anak itu mau ke toilet dan area wanita lainnya.Sesampainya di kantor, Donny meminta karyawannya untuk menyiapkan satu meja lagi di dalam ruangan kantornya untuk asisten barunya. Jaya menghabiskan waktu di hari itu untuk berkeliling kantor.
Morin sedang menunggu di ruang tamu rumahnya dengan gelisah. Hari ini hari jumat dimana seharusnya dia bertemu dengan tante Monika di salah satu restoran di mall jam lima sore. Tetapi karena dia wajib berada dalam jarak satu meter dari si bodyguard, dia membatalkan janji bertemu di mall dan meminta Tante Monika untuk datang ke rumahnya saja. Dia ingin membicarakan ibunya dengan tante Monika dan dia tidak ingin si bodyguard mendengar pembicaraan mereka.Tante Monika menyetujui permintaannya dan meminta Morin untuk mengirimkan alamat rumahnya. Namun sekarang sudah jam enam sore dan tante Monika belum tiba, chatnya juga belum dibalas sedari tadi.Donny yang sudah sampai rumah dari setengah jam lalu menjadi penasaran mengapa Morin jalan bolak balik di ruang tamu. Itu adalah kebiasaan anak itu jika sedang gelisah, tidak bisa diam dan jalan bolak balik seperti gosokan. Jadi Donny menghampiri Morin untuk mencari tahu.“Morin” panggilnya. Dan anak itu
“Don, bawalah Morin pergi sejauh mungkin. Bersembunyilah” kata Monika dengan tubuh bergetar dan air matanya mulai mengalir.“Apa maksudmu?” Donny terkejut melihat Monika menangis. Donny membalas genggaman tangan Monika, mencoba memberi rasa tenang pada wanita itu. Dia tidak mengerti mengapa wanita ini menyuruhnya membawa pergi Morin?“Jeffry.. Jeffry menginginkan Morin. Pria itu tidak waras. Dia meminta ayah dan ibu untuk mengambil hak asuh Morin darimu.” Donny menegang mendengar kata kata Monika. Dirinya tahu dia tidak memiliki dokumen resmi untuk mengurus Morin. Karena Mariska meninggal saat itu juga, bahkan tidak ada surat wasiat atau dokumen apapun. Dan dia tidak bisa apa apa jika keluarga Mariska mau mengambil Morin.“Jeffry Wirawan maksudmu? Tunanganmu” Donny mencoba tenang saat menyebutkan nama pria itu di depan Monika walaupun dalam hati panas.“Iya, tapi dia bukan tunanganku” sangg
“Jika aku membawa Morin pergi. Bukankan dia akan marah? Selain menghancurkan keluargamu, dia pasti juga akan menghancurkan keluargaku. Di satu sisi aku menyelamatkan Morin tapi di sisi lain keluargaku yang menjadi korban.”Monika terdiam, wajahnya semakin pucat. Dia tidak berpikir sampai kesana. Dia hanya berpikir untuk menyelamatkan Morin. Betapa egoisnya dia! hingga mau mengorbankan keluarga Donny. Padahal harusnya keluarganyalah yang bertanggung jawab atas Morin dan menyelesaikan masalah mengenai gadis itu.“Maafkan aku.. Aku.. aku tidak bermaksud seperti itu.. Aku.. Aku…” Monika tergagap, dia bahkan sulit menemukan kalimat yang pas untuk menjelaskan maksudnya. Otaknya sudah buntu.“Tidak apa, aku mengerti kamu sedang panik. Yang kumaksud adalah kita harus mencari jalan keluar lain. Aku akan coba bicara pada Om Aksa. Dia pem
Setibanya di rumah sakit, Monika langsung menuju ruang perawatan ayahnya. Ibunya masih menunggu di depan ruang perawatan. Para dokter dan suster masih sibuk di dalam. Monika menghampiri ibunya yang sedang menatap nanar ke ruang perawatan, masih terlihat jejak air mata di wajahnya.“Bu” panggil Monika. Wanita itu menoleh padanya.“Apa yang harus kita lakukan sekaran Monik?” kata ibunya tanpa mengalihkan pandangannya.“Bagaimana kondisi ayah?” Monika juga sedang menatap kaca di depannya, terlihat tiga dokter dan empat suster sedang mengelilingi ranjang ayahnya.“Sekitar satu jam lalu dokter mengatakan kalau kondisi ayah sudah tidak berbahaya, jadi dipindahkan ke kamar rawat biasa. Awalnya ibu pikir ayah masih tertidur, jadi ibu biarkan ayah beristirahat. Namun tidak lama kemudian mesin disebelahnya tiba tiba berbunyi, lalu suster dan dokter datang. Mereka menyuruh ibu menunggu diluar. Kemudian dokter keluar da
Tidak lama setelah para staff Volle Group keluar, pintu penghubung lain di ruang tersebut terbuka dan masuk seseorang dari pintu itu, diikuti seorang lagi dibelakangnya. Sosok yang tidak pernah Donny kira akan ditemuinya disini. Donny yang kaget langsung bangkit dari duduknya.Dia langsung menghampiri ibunya yang hari ini tampak berbeda dari biasanya. Pakaian dan dandanannya sangat berkelas.“Ma..?” Donny menghampiri ibunya dan memeluknya. Di belakang ibunya ada adiknya, Darren.“Mengapa mama kesini?” tanya Donny bingung saat melepas pelukannya.“Tentu saja untuk membereskan masalahmu dan Morin” jawab Rosaline.“Bagaimana bisa?” Donny mengalihkan tatapannya bingungnya pada Aksa. Apakah omnya itu menceritakan masalahnya pada ibunya?“Tanyalah ibumu” jawab Aksa santai.“Hai bro” panggil Darren. Dia sudah melupakan adiknya yang sedari tadi dibelakang ibunya.
Donny langsung mengambil gelas kopi itu sesaat setelah Marno meletakan gelas itu di mejanya. Donny menghidu aroma kopi itu sebelum meminumnya, senyumnya terbit. Ah, aroma kopi kesukaannya memang selalu membangkitkan semangat…Dia menyeruput kopinya lalu memanggil Pak Marno yang hampir menutup pintu.“Pak Marno” Panggil Donny.“Iya Pak?” Pak Marno masuk kembali ke ruangan Donny.“Koq kopinya tidak panas?” tanya Donny.“Ah sudah tidak panas ya Pak? maaf tadi sempat mati lampu, jadi saya membantu pak Saipi dulu untuk menemukan Panel listrik. Saya ganti kopinya saja ya Pak” tawar pak Marno merasa tidak enak.“Boleh. Tolong gantikan kopinya dengan yang masih panas.” Donny meletakan kembali kopinya pada lepeknya.Pak Marno lalu mengambil kembali kopinya dan keluar dari ruangan Donny. Tidak lama Donny merasakan mual yang tidak tertahankan. Dia berlari keluar ruangann