Share

16. Gantian Marahnya

Nesta dengan cepat berlari menuju ruangan Viano. Begitu dia tiba, ekspresi wajah atasannya mirip dengan karakter antagonis dalam drama. Mengerikan, tetapi menawan.

"Apakah Bapak memanggil saya?" tanya Nesta segera setelah dia berdiri di depan Viano. Jika diteliti, kali ini tampaknya Viano benar-benar marah.

"Mengapa kamu masuk ke ruangan saya?"

"Oh, tadi Beny-"

"Apakah Beny yang memberikan kunci?" potong Viano dengan cepat.

Nesta mengangguk.

Tanpa melepaskan pandangan tajamnya dari Nesta, Viano menelepon Beny.

"Datang ke ruangan saya sekarang!" perintahnya, dengan gagang telepon yang menempel di telinganya.

Nesta berani bertaruh, berada di rumah hantu tidak akan lebih menyeramkan daripada melihat ekspresi datar Viano yang menimbulkan rasa takut. Untunglah hidungnya mancung.

Ah! Nesta menggelengkan kepala. Dia memaksa dirinya untuk fokus pada pekerjaannya. Jangan fokus pada setiap detail wajah Viano.

Viano mengetuk meja dengan jari telunjuknya. Suara itu semakin memperkuat suasana yang
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status