Keyra menutup pintu kamarnya dengan kencang sehingga menimbulkan sebuah dentuman yang cukup keras. Ia mendudukkan dirinya dilantai lalu menangis. Ia menangis sejadi-jadinya didalam kamar. Ia tak peduli Ardy mendengar tangisnya atau tidak. Hatinya benar-benar sakit. Keyra masih belum menerima kenyataan bahwa pernikahannya akan segera berakhir.
Keyra beranjak menuju meja rias, ditatapnya lekat-lekat wajahnya didalam cermin. Pantulan cermin menampilkan wajahnya yang sedikit berantakan akibat menangis. Mata sedikit bengkak dan hidung yang memerah. Sungguh ini bukan Keyra yang dikenalnya. Keyra yang dulu adalah gadis ceria yang tak mudah mengeluarkan air mata. Setelah menikah, kenapa ia jadi cengeng sekali?
Karena lelah menangis, tak sadar Keyra memejamkan mata. Dengkuran halus dan napas yang teratur terdengar, menandakan ia sudah menggapai alam mimpi. Ia tertidur diatas meja rias dengan posisi kedua tangan yang ditelungkupkan diatas meja untuk menopang wajahnya.
Beb
Seharian ini Keyra sengaja tidak mengaktifkan ponselnya. Ia butuh menenangkan diri untuk beberapa saat. Ia harus memikirkan kelanjutan pernikahannya dengan Ardy.Setelah sampai di kampus, Keyra segera turun dari mobil yang dikendarai Randy. Tak lupa juga ia mengucapkan terimakasih. Ketika hendak menutup pintunya kembali, tangan Keyra ditahan oleh Randy.“Aku tau kamu ada masalah saat ini. Kamu bisa cerita sama aku, Key. Aku siap jadi pendengar setiamu.” bisiknya pelan.“Makasih, Ran. But I’m OK right now. Terimakasih tumpangannya ya!” Keyra mengukir seulas senyum agar Randy tak perlu merasa menghawatirkannya lagi.Setelah mengucapkan itu, Keyra segera menjauh dari pandangan Randy.Randy hanya bisa menatap punggung Keyra sampai menghilang dari pandangannya.‘Aku tau kamu gak bahagia dengan pernikahanmu, Key. Aku akan rebut kamu lagi.’Setelah Keyra turun, Randy segera memutar mobilnya
“Lo gak kangen gw, Key?” Devan tiba-tiba sudah muncul dari belakang. Ia baru saja pulang dari kampusnya. Walaupun mereka satu kampus, tapi mereka jarang bertemu. Saat ini Devan sudah semester akhir, sedang menyusun skripsinya. Ia mengambil jurusanBussiness Managemen,berbeda dengan Keyra yang mengambil jurusanKedokteranseperti papahnya yang seorang Dokter.Kakek Bowo menyuruh cucu laki-lakinya mengambil jurusan itu untuk menggantikan posisi dirinya dalam memimpin perusahaan keluarga Susanto.Keyra melepaskan pelukan Sandra lalu membalikkan tubuhnya.“Kakak!” seru Keyra yang langsung menghamburkan pelukannya ke sang kakak.“Udah punya suami juga, masih aja manja.” Devan mengomeli adiknya itu seraya memeluk erat balik tubuh adiknya yang ia rasakan semakin kurus. “Kok kurusan, Key? Ardy gak ngasih lo makan ya?” tanyanya lagi.“Ih, Kakak. Itu cuma pera
Jam sudah menunjukkan pukul 18.30, tapi sampai hari menjelang malam Satria belum juga menjejakkan kakinya dirumah. Keyra sangat merindukan pria paruh baya itu. Karena melihat dedikasi sang papah yang totalitas dengan pekerjaannyalah yang membuat Keyra akhirnya memutuskan untuk mengikuti jejak sang papah menjadi seorang dokter.Keyra terlihat sibuk di dapur. Ia sedang membantu Sandra untuk menyiapkan makan malam. Ia memotong sayuran untuk membuat goreng bakwan kesukaannya. Setelah semua sayuran selesai dipotong, kemudian ia memasukan tepung terigu, garam, penyedap, merica juga bawang putih yang telah dihaluskan.“Papah kenapa belum pulang jam segini, Mah?” Tanya Keyra seraya mengaduk tepung didalam mangkuk.“Akhir-akhir ini rumah sakit sedang banyak pasien, Key. Papah sering pulang terlambat karena itu.” Sandra mulai memasukkan adonan bakwan kedalam kuali yang sudah terisi minyak panas.Tak begitu lama, terdengar suara derap langkah
Ada kalanya, hubungan antar manusia itu rumit. Mirip dengan tumpukan jerami, kusut dan membingungkan hati. Apakah kita akan memintal kembali hubungan itu seperti jerami yang akhirnya menjadi tali, atau malah membakarnya untuk membesarkan api, dan beresiko melukai diri sendiri.-Cinta dan Rahasia***“Key, bisakah kita mulai lagi dari awal?” Pertanyaan Ardy yang memotong perkataan Keyra sontak membuat Keyra terdiam beberapa saat untuk mencerna pertanyaan Ardy itu. Keyra melerai pelukannya dan menatap mata coklat Ardy yang terlihat sendu dengan kening berkerut. Ia tidak tau maksud pertanyaan Ardy itu apa.“Maksud Kakak apa?” Dengan ragu Keyra menatap wajah Ardy yang terlihat sangat serius.“Saya ingin kita mulai semuanya dari awal lagi.”“Maksud Kakak kita harus mulai pernikahan kita dari awal lagi? Dari mulai ijab kabul lagi gitu?” Bukannya menjawab, Keyra malah melontarkan per
Keyra sudah bangun dari tidurnya, dia merasa sangat segar pagi itu. Karena baru tadi malam dia bisa tidur nyenyak setelah Ardy meminta dirinya untuk memperbaiki hubungan pernikahan mereka.Semalam, Ardy menyuruhnya untuk pulang ke apartemen. Ia tidak tega membiarkan Keyra menungguinya di rumah sakit. Dengan terpaksa akhirnya Keyra bersedia pulang dan berjanji kalau esok hari akan menemui Ardy lagi. Keyra tidak pulang ke apartemen, melainkan kerumah orang tuanya karena ia tidak mau tinggal sendirian di apartemen tanpa ada yang menemani.“Jam setengah enam…” Keyra melirik jam beker yang tergeletak di atas nakas kamarnya. Ia segera bangkit dan melangkah menuju kamar mandi, cuci muka dan menggosok giginya. Ia segera keluar kamar dan menuruni tangga untuk menuju dapur. Ia ingin menyiapkan sarapan. Pagi itu ia sangat bersemangat untuk membawakan Ardy makanan yang ia masak sendiri karena menurut Ardy, ia tidak suka memakan makanan yang disediakan oleh
Keyra melangkah memasuki rumah. Ketika hendak menuju kamarnya dilantai atas, Sandra tiba-tiba muncul dari balik dapur.“Key, kamu gak jadi kerumah sakit?” tanya Sandra sambil mengelap tangannya yang basah dengan sebuah lap.“Tadi, key udah kesana Mah tapi Key ingat kalo Key ada tugas kuliah yang harus diselesaikan pagi ini. Jadi Key buru-buru pulang.” jawabnya berbohong. Ia tidak mungkin menceritakan kepada Sandra alasan ia tidak jadi menemui Ardy di rumah sakit karena sang mantan kekasih ada disana.“Trus kamu malah nitipin rantang makanannya ke satpam?”“Kok Mamah tau?”“Tadi Ardy telepon Mamah nanyain kamu. Ardy telepon ke ponsel kamu gak diangkat-angkat katanya. Kamu malah gak bawa ponsel. Ponsel kamu dari tadi bunyi terus tuh di kamar. Dia khawatir.”‘Khawatir? Bukannya dia sedang senang dijenguk mantan kekasihnya? Cih, pake pura-pura khawatir segala.”&nbs
Kita memang tidak bisa membuat orang lain selalu sejalan dengan fikiran kita, sering kali butuh rasa sabar untuk menjelaskan.***Ardy keluar dari taksi online yang membawanya dari rumah sakit menuju rumah orang tua Keyra. Setelah tadi ia bersikeras ingin keluar dari rumah sakit, akhirnya dokter mengijinkan dia pulang dengan syarat harus tetap kontrol setiap hari selama seminggu untuk memeriksakan luka dikepalanya.Kini Ardy berdiri didepan rumah Keyra. Ardy menghembuskan napasnya perlahan sebelum memutuskan untuk memasuki rumah berlantai dua itu.Diketuknya pintu berwarna coklat yang ada dihadapannya. Tak lama kemudian terdengar suara sahutan dari dalam. Ketika pintu dibuka, Bi Sum muncul dari balik pintu.“Eh Tuan Ardy.”“Apa kabar, Bi? Keyra ada?”“Bibi baik, Tuan. Non Keyra ada dikamarnya.” Bi Sum mempersilahkan Ardy masuk dengan seulas senyum diwajah tuanya yang sudah dipenuhi kerutan.
Ardy melangkahkan kakinya menaiki anak tangga menuju kamar Keyra dilantai dua. Dilihatnya Keyra sedang duduk di pinggiran ranjang sambil memainkan ponselnya.Ardy mendekat dan duduk disebelahnya, “Lagi liatin apa di handphone?” Ia tidak tau harus memulai percakapan dari mana sehingga kalimat itu yang keluar dari mulutnya.Keyra tetap terdiam dan matanya masih fokus melihat ponselnya. Ia sendiri tidak tau melihat apa di ponselnya karena dari tadi ia hanya menggesek-gesekkan ponselnya keatas kebawah, kekanan kekiri.“Key…” Ardy mengambil ponsel dari tangannya sehingga membuat Keyra mendongak kearahnya. Kedua sorot matanya mereka kembali bertatapan selama beberapa saat. Hingga tangan Ardy terulur untuk menarik tubuh Keyra perlahan dalam pelukannya.“Seberat apapun masalah yang akan kita hadapi nanti, saya harap kamu akan tetap percaya sama saya karena kita telah sepakat untuk memulai semuanya dari awal.” Ardy mengus