“Jangan, Randy!” Keyra menggeleng, ia berusaha sekuat tenaga berontak menyingkirkan tubuh Randy yang berada di atas tubuhnya.
Keyra mencegah tangan Randy saat dia memegang kancing kemeja Keyra dan hendak membukanya, “Aku mohon jangan melakukan itu, kita bisa bicarakan semua ini baik-baik.” pintanya dengan air mata yang mengalir deras di pipinya.
“Semua udah terlambat, Key. Gak ada yang perlu kita bicarakan lagi! Aku akan menjadikan kamu wanitaku sepenuhnya, Key. Walaupun awalnya sangat sakit, tapi nanti kamu akan menikmati permainanku sayang. Aku akan melakukannya dengan sangat hati-hati agar kamu tidak kesakitan.” Randy membelai pipi dan bibir keyra penuh nafsu. Matanya memerah penuh gairah.
Keyra terus mencoba melepaskan diri dari himpitan Randy, namun usahanya gagal. Tenaga Randy terlalu kuat untuk ia lawan.
Sreet
Randy menarik paksa kemeja yang dipakai Keyra hingga berhasil merobeknya dan melemparkan
Dua orang suster segera berlari menghampiri Ardy dengan membawa ranjang dorong Rumah Sakit ketika Ardy baru saja memasuki kawasan Rumah Sakit dengan menggendong Keyra alabridal style. Ardy membaringkan Keyra yang tubuhnya tertutup selimut diatas ranjang itu. Dua suster tadi langsung mendorong brankar menuju sebuah ruangan bernuansa putih, Ardy mengikutinya dari belakang. Untung saja Ardy selalu menyiapkan baju ganti di dalam bagasi mobilnya sehingga ia bisa memakai bajunya tanpa harus bertelanjang dada ke Rumah Sakit.Seorang dokter yang bernama dr. Rikha, menghampiri Ardy dan menanyakan apa yang terjadi. Ardy menjelaskan kronologis kejadian yang menimpa istrinya walaupun ia tidak tau pastinya seperti apa. dr. Rikha segera memeriksa luka yang ada di tubuh Keyra. Tubuhnya dipenuhi banyak luka lebam yang mulai membiru.dr. Rikha memeriksa mata Keyra yang sedang terpejam, “Nona Keyra hanya mengalamishockringan, luka di tubuhnya ti
Randy sudah 2 hari merasakan dinginnya lantai penjara. Dia digiring ke polisi dan dimasukan ke penjara dan terjerat pasal 285 KUHP tentang dugaan atau percobaan melakukan pemerkosaan.Barangsiapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa perempuan yang bukan isterinya bersetubuh dengan dia, dihukum, kerena memperk***, dengan hukuman penjara selama-lamanya dua belas tahun.Randy dimasukan ke sebuah sel kecil di Polres Jakarta Selatan. Penjara ini untuk menunggu Penyelesaian Berita Acara Pemeriksaan (BAP) oleh polisi ke Kejaksaan.Luas sel Polres sekitar 30 meter persegi, sudah termasuk kamar kecil di dalamnya. Randy bersama belasan tahanan kriminal lain harus menunggu dua bulan di sini. Dunianya tiba-tiba menyusut. Ia benar-benar menyesal atas apa yang telah diperbuatnya. Ia harus merelakan masa depannya hancur. Ia terpaksa drop out (DO)dari kampusnya, kuliahnya yang tinggal satu tahun lagi hancur berantakan. Sekarang dia cuma bisa m
Keyra menguap, sesekali mengusap matanya, karena matanya masih saja lengket minta dipejamkan. Keyra membuka matanya dengan perlahan. Seharian ini kerjaannya hanya tiduran di atas ranjang. Setelah kejadian tidak menyenangkan itu, ia memutuskan untuk mengambil cuti kuliah selama seminggu. Itu akan cukup baginya untuk menghilangkan traumanya ketika bertemu orang banyak, dan juga akan menghilangkan luka lebam di wajah dan tubuhnya. Keyra tidak ingin ada orang lain yang mengetahui kejadian naas itu, bahkan Keyra menutupinya dari keluarga dan sahabatnya. Selain dirinya dan Ardy, tidak ada yang mengetahui lagi karena Keyra tidak ingin membuat keluarga dan sahabatnya khawatir. Karena sejauh ini dirinya baik-baik saja. Seseorang terdengar beberapa kali memencet bel rumahnya. Diliriknya jam dinding yang terpasang di dinding kamarnya, sudah pukul tiga sore. Tidak mungkin jam segitu Ardy sudah pulang dari kantor. Lagipula kalau Ardy sudah pulang, ia tidak mungkin memencet bel seperti it
Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, setelah selesai makan malam Keyra langsung masuk kamar dan menyibukkan dirinya dengan buku-buku kuliahnya. Keyra masih tampak asyik dengan buku mengenai kedokteran di tangannya. Walaupun ia sedang cuti kuliah satu minggu, tapi ia tetap mempelajari buku-buku kuliahnya itu.Ardy berdiri lalu menghampiri Keyra. “Belajarnya besok lagi. Sekarang sudah malam.” Ardy menutup buku yang tengah dibaca Keyra, lalu mengambil buku tersebut untuk ditaruh di atas meja.Ardy mengajak Keyra menuju tempat tidur. Mereka berdua duduk ditepi ranjang. Kedua mata Keyra dibuat membeliak saat Ardy tiba-tiba membenamkan ciumannya di bibirnya dengan lembut dan perlahan, namun terasa mematikan sehingga membuat Keyra terhanyut lebih dalam. Tubuhnya seolah menerima dengan pasrah saat ciuman Ardy berusaha mengintimidasi bibirnya dan ia hanya bisa menikmatinya.Ardy melepaskan ciumannya, deru napas Ardy yang terengah-engah. Matanya tampak b
“Keyraaaa….” pekik Mesya, seketika membuat Keyra yang sedang mengunyah nasi gorengnya itu tersedak karena kaget mendengar suara teriakan sahabatnya itu.Mesya segera memberikan segelas air putih yang ada di meja kepada sahabatnya itu. Keyra segera meminumnya.“Ya ampun, Sya… suara kamu itu loh udah kaya suara klakson mobil tronton.” cibir Keyra kesal, “Eh kamu tau dari mana alamat rumah aku?” tanya Keyra heran, pasalnya ia belum memberitahu kepindahannya itu pada sahabatnya.“Aku tau dari Kak Devan.” Mesya mendudukan dirinya di hadapan Keyra.“Kok bisa?” tanyanya heran.“Aku gak sengaja ketemu dia di Kafe Strawberry. Aku tanya kenapa beberapa hari ini kamu susah dihubungi, trus Kak Devan cerita soal kepindahan kamu ini.” kata Mesya. “Eh kenapa rambut kamu jadi pendek begini? Bukannya kamu suka banget rambut panjang?” tanyanya heboh sambil memegang ramb
Mobil yang dikendarai Mesya memasuki sebuah kawasan perkantoran di daerah Soedirman. Mesya memarkirkan mobilnya di depan gedung yang menjulang tinggi, Wijaya Group.Perusahaan milik keluarga Ardy itu adalah perusahaan kontrak multi-disiplin pertambangan, teknik & konstruksi, dan jas minyak & gas dengan rekam jejak pencapaian di Indonesia selama lebih dari 48 tahun. Berdasarkan prestasi dan pengalaman yang kaya di hampir seluruh kepulauan Indonesia, Wijaya Group kini diakui sebagai salah satu kontraktor terkemuka di Indonesia. Perusahaannya menawarkan keunggulan kompetitif melalui kemampuannya untuk menyediakan solusi pertambanganpit-to-portyang lengkap, kemampuan rekayasa dan kontruksi terintegrasi serta dukungan logistik, sambil menunjukkan komitmen mutlak terhadap keselamatan , kesehatan & lingkungan, manajemen kualitas dan integritas bisnis.Pada tahun 2019, Wijaya Group dipilih olehWorld Economic Forumsebagai sa
Mesya kembali mengemudikan mobilnya keluar dari halaman Resto setelah Keyra merasa lebih baik setelah menangis. Sesekali Mesya melirik Keyra yang duduk di sampingnya. Orang yang dilirik sedang menatap keluar jendela mobil. Keyra masih merasakan rasa sesak di dadanya. Ia membuka sebagian kaca jendela mobil Mesya hingga semilir angin menerbangkan sebagian rambutnya yang pendek. Ia hirup udara siang itu yang lumayan agak sejuk. Cuaca siang itu terlihat mendung. Sepertinya nanti sore akan turun hujan. “Key…” Mesya membuyarkan lamunan Keyra. Seketika Keyra menoleh kearahnya, “kamu mau langsung pulang?” tanyanya. Keyra menggeleng singkat, sungguh ia tidak berniat untuk pulang ke rumah. Namun untuk pergi ke rumah orang tuanya pun ia sangat sungkan untuk sekarang ini. Keyra tidak ingin membuat mamah dan papahnya khawatir melihat keadaannya yang seperti itu. “Aku boleh tidur di rumahmu malam ini?” Keyra balik bertanya. Mesya melajukan mobilnya pelan-pelan kare
Ardy tiba di rumah ketika jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Ia segera melangkah masuk ke dalam rumah. Dilihatnya Bi Yati sedang mempersiapkan makan malam untuk majikannya.“Eh Tuan sudah pulang.” sapa Bi Yati ketika melihat Ardy hendak menaiki anak tangga menuju kamarnya di lantai dua.“Iya, Bi. Keyra dikamar ya, Bi?” tanyanya.“Loh, bukannya Non Keyra ke kantor Tuan tadi siang?” Bi Yati balik bertanya. Ia pikir Keyra masih berada di kantor Ardy karena sejak siang belum pulang.Ardy mengernyitkan alisnya bingung, “Keyra tidak ke kantor saya, Bi.”“Tadi siang Non Keyra bikin makan siang untuk Tuan. Katanya mau nganterin ke kantor.”“Keyra tidak diantar Pak Pri?”“Non Keyra diantar temennya, Tuan. Namanya Non… Mey..Mes…” Bi Yati mencoba mengingat nama teman majikannya tersebut.“Mesya?” tanya Ardy.“Iy