Share

04. Affetto

"Terlihat berbeda bukan?"

Anna berdiri disamping pria itu. Tidak, ia tidak menoleh kearahnya. Dia berpura-pura tertarik dengan lukisannya dan mengabaikan sosoknya agar pria itu tidak melabelinya sebagai salah satu dari wanita-wanita pengagumnya di belakang.

Pria disebelahnya mengangguk. Ia juga tidak menoleh kearahnya. Matanya tetap setia meneliti setiap goresan kuas dari lukisan didepannya. 

"Fiori Nel Buio, aku tidak pernah melihat yang seperti ini dari lukisan lain. Penggambaran Persephone maksudku."

Anna menatap sosok Persephone yang dilukisnya. Setiap kali kisah dewi itu ditulis atau dibicarakan, mereka akan banyak berbicara tentang betapa cintanya dia dengan Hades hingga rela hidup di dunia bawah. Tetapi Anna tidak pernah berpikir Persephone melakukan itu dengan suka rela, atau berpikir bahwa Persephone mencintai Hades, suaminya.

Persephone di lukisannya tampak meronta dan dengan ekspresi terluka ketika Hades dengan keretanya menjemputnya dari tanah yang merekah terbuka. Itu bukan cinta, itu obsesi. Pikirnya. Anna tidak tahu mengapa seluruh kisah seolah-olah menggambarkan mereka dengan pasangan fairy tale sehingga ada banyak karya sastra yang terinspirasi dari kisah mereka dan kesemuanya memiliki akhir bahagia. Karena itulah dia membuat ini, membuat versinya sendiri.

"Itu bukan cinta, itu obsesi." Ia menyuarakan pikirannya.

Pria itu akhirnya menoleh kearahnya. Hanya sekilas lalu kembali memandang ke depan. "Begitu gelap." Ucapnya.

"Siapapun yang melukis ini, dia sangat berhasil mengeluarkan sisi Persephone yang tidak pernah aku lihat." Tambahnya.

Anna menyunggingkan senyum kecilnya. "Dia dewi musim semi. Untuk harus hidup di dunia bawah bersama dengan penculiknya merupakan sebuah pukulan keras untuknya. Tetapi sepertinya orang-orang melupakan itu." Dia sedikit menjelaskan detail lukisannya.

"Karena itulah sisi kanan lukisan dipenuhi bunga-bunga musim semi dengan warna-warna indah yang semakin memudar hingga ke ketiadaan." Pria itu melanjutkan. Kemudian dia tersenyum lebar dan mencodongkan tubuhnya kearahnya.

"Jason Dane." Dia berkata, memperkenalkan dirinya sendiri.

Jason Dane, ulang Anna dipikirannya. Namanya terlihat maskulin dan sangat cocok dengan pembawaannya.

Anna ingin membalasnya tetapi tubuhnya dirangkul dari belakang oleh orang lain. Dia menoleh dan mendapati Robert kembali mengintervensinya. Dia mulai sebal dengan gurunya itu.

Robert menatapnya dan berganti menatap ke pria disampingnya. Dia tersenyum lebar kearah pria itu. "Jason Dane bukan?" Tanyanya.

Jason, pria itu mengerutkan keningnya dan menjawab, "ya" dengan enggan. Dia tidak suka diskusi mereka disela.

Robert melirik kembali kearah Anna. "Rupanya kalian telah berkenalan. Anna, ini Jason Dane, orang yang menawar lukisanmu." Terangnya.

Anna mengerjap terkejut. Itu berita yang tidak dia antisipasi. Dia menatap Jason, sekarang setelah dia melihat lebih dekat dia bisa tahu kalau pakaian yang dikenakannya bermerek mahal. Dia jelas orang kaya.

Jason terkejut. Dia melihat nama yang tertera di bawah lukisan 'Annatasia Aleksi' lalu menoleh kearah teman diskusinya. "Itu kamu?" Tanyanya dalam keterkejutan yang tidak bisa disembunyikan.

Dia tidak menyangka yang melukis lukisan Fiori Nel Buio di depannya ini adalah seorang wanita muda dan cantik disebelahnya. Ketika dia melihat nama pelukisnya, pikiran Jason langsung mengarah ke wanita dewasa yang secara tidak beruntung belum terkenal. Sedangkan perempuan ini? Dia begitu muda. Dia seperti masih seorang siswi. Pikirnya.

"Anna, kamu bisa mulai berbincang dengannya mengenai lukisanmu." Suruh Robert. Dia meninggalkan mereka berdua setelah memperkenalkan mereka.

"Well, aku harus berterimakasih kepadamu karena telah membeli lukisan ini dengan harga yang murah hati." Ucap Anna, dia menyunggingkan senyum profesional.

"Tidak tidak, itu harga yang pantas untuk sebuah lukisan yang indah ini." Balas Jason.

"Aku belum terkenal." Anna dengan percaya diri memilih kata 'belum'.

Jason mengambil kata itu. "Maka aku sedang membuat investasi yang bagus, Annatasia." Ia menjawab sambil tersenyum kecil.

Anna ikut tersenyum dengan alasan yang berbeda. Dia melihat bagaimana pipi Jason menampilkan lesung pipitnya ketika tersenyum dan itu semakin menambah kerupawanannya.

"Kau bisa memanggilku Anna." Anna berkata dalam nada rendah dan sedikkt menggoda. Ingin tahu apakah laki-laki itu akan mengambilnya atau tidak.

"Anna," Jason mengulang dengan penekanan. "-nama yang bagus." Pujinya.

"Nama pasaran sebenarnya."

"Yang bagus selalu dipakai banyak orang." Jason membalas. Dia menyukai selera humor perempuan disampingnya ini.

Perempuan ini tidak hanya cantik, tetapi juga berbakat. Jason yakin namanya akan semakin dikenal di tahun-tahun mendatang nantinya. Dia menunggu untuk itu sehingga dia bisa memamerkan lukisan didepannya ini yang telah dia beli.

"Jadi..., apakah dia bahagia?" Tanya Jason. Dia menjadi bertanya-tanya tentang nasib Persephone.

"Bahagia adalah kata yang terlalu kuat untuk mendeskripsikan perasaannya." Anna menatap sosok dewi cantik yang dilukisnya.

Bagi Anna, ketika dia tengah melukis, dia selalu membayangkan menjadi sosok yang ia lukis. Kemarahan, kesedihan, kebahagiaan, dengan begitulah dia bisa menangkap perasaan dan mengeluarkannya dalam bentuk gambar. Untuk kasus Persephone, selama dia menorehkan kuasnya, dia memiliki gambaran nasib dewi itu setelah peristiwa penculikan. Kemarahan dan kesedihan yang berangsur-angsur memudar setelah sekian lama dan berganti dengan penerimaan. Dia menjadi ratu dunia bawah pada akhirnya. Tetapi kebahagiaan? Dia meragukannya.

"Aku jadi membayangk-" suara Jason berhenti ketika melihat Anna memberi kode. Anna mengeluarkan ponselnya dari saku rok spannya.

"Maaf, aku ada urusan sebentar." Anna mengangkat ponselnya.

Dia berjalan menjauh dan bersandar di sudut dinding yang tidak terlalu ramai. Membuka chat dari Eleanor, temannya.

"Shit!" Umpatnya ketika dengan ceroboh mem-play video yang dikirimkan wanita itu yang ternyata sebuah tape seks. Dia segera mempause-nya dan menatap sekeliling. Untungnya tidak ada orang yang berdiri dekat dengannya. Suara yang terdengar tadi bisa dikatakan keras karena dia lupa mengecilkan volumenya.

Anna segera membalas.

Anna : Ada apa denganmu?

Sedetik kemudian ada balasan.

Eleanor : Sudahkah aku dianggap anggota dalam? Lol.

Anna membacanya. Eleanor adalah mahasiswi akuntansi tahun ke empat yang mulai mendekati kelompok mereka sejak dua bulan yang lalu. Anna mengenalnya ketika dia dengan berani bertanya kepadanya apakah dia boleh bergabung ke pesta seks mereka. Cara dia menanyakan seolah-olah mereka adalah sekumpulan pendosa yang melakukan seks ramai-ramai. Anna hanya pernah melakukan threesome dua kali, itu pun yang satu ketika dia dalam keadaan mabuk berat. Pada akhirnya, dia menmbolehkan dia bergabung dengan menjadi anggota tidak tetap. Eleanor paling dekat dengan Leo. Tampaknya dia bertekad untuk menjadi anggota tetap dan dengan berani sering menge-share videonya ke anggota yang lain.

Dia mengetik, 

Anna : Jangan bertanya kepadaku Lol. Gaya bagus omong-omong.

Dia lalu mematikan datanya. Dia tidak menunggu jawaban Eleanor. Eleanor bagus, dia sama gilanya dengan dia tetapi kelompoknya belum ingin menambah anggota setelah insiden di Verona.

Anna mengantongi ponselnya dan menatap kearah Jason yang sekarang sedang sibuk meladeni wanita-wanita lain yang mengerubunginya setelah kepergiannya. Ini seperti teori dimana orang baru berbondong bondong mendekati sesuatu setelah melihat orang lain mendekatinya terlebih dahulu. Tidak ada yang berani mendekat kearahnya sebelum dia bernisiatif dan sekarang setelah dia berani, yang lain memgikuti langkahnya.

Jason Dane. Pikirnya. Laki-laki itu sesempurna patung David karya Michaelangelo. Dia berambut brunette gelap, hidung mancung tipe yunani, jawline yang tegas, dan matanya berwarna coklat madu yang indah. Dia menyukai pria ini. Dia akan membuatnya menjadi modelnya. Dia telah memutuskan.

Anna merapikan diri, sesuatu yang sudah menjadi kebiasaannya ketika ingin mendekati seseorang. Dia akan menyelamatkan Adonisnya dari pengagum-pengagumnya. 

Dia baru selangkah dalam berjalan ketika tangannya ditarik dari belakang oleh seseorang.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status