What Is Love

What Is Love

Oleh:  Etna.S  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
15Bab
1.7KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Content warning! Anna, seorang mahasiswi jurusan seni yang berprestasi memiliki sisi gelap sadistik yang orang lain tidak akan mengira dia memilikinya. Dia menyukai melukis sosok manusia yang tengah berpose seksi baik pria maupun wanita. Dia memburu pria-pria tampan untuk dijadikan objek lukisannya. Bermain main dengan mereka dan membuangnya ketika bosan. Sampai kemudian dia bertemu dengan Jason, seorang milyarder yang mensponsori acara pameran seni yang dia ikuti. Jason yang memancarkan aura playboy membuat Anna dengan berani memintanya untuk menjadi model lukisannya. Tak disangka, pria itu ternyata berkarakter lugu dan kikuk mengenai dunia percintaan. Dia juga masih memegang prinsip-prinsip hubungan cinta yang kuno dan kolot. Itu semakin membuat dia menginginkannya. Anna ingin mengajarkannya tentang cinta dan nafsu. Bisakah dia? Pada akhirnya, siapa yang mendominasi siapa?

Lihat lebih banyak
What Is Love Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
15 Bab
01. Arte
Hujan malam itu menambah dinginnya kota Napoli, membuat sebagian penduduknya tengah bergelung dibawah selimut, mencari kehangatan dan terlelap dalam mimpi. Menunggu matahari terbit yang jika sesuai jadwal akan berlangsung tiga jam kemudian.Perempuan penghuni rumah bercat abu-abu di jalan Via del Sole seri Mettere nomor 97 tak terkecuali. Dia mengetatkan selimutnya hingga ke atas dadanya. Bedanya, dia tidak mencoba kembali melanjutkan tidurnya dan memilih terjaga lebih awal dari jadwal bangunnya yang biasa. Dia menghidupkan lampu tidurnya, menghasilkan cahaya remang-remang yang membuatnya bisa melihat suasana kamarnya dalam pendar keemasan yang dihasilkan dari bohlam lampu.Kamarnya terlihat berantakan. Pakaiannya tersebar di lantai, teronggok bersama pakaian pria. Selimutnya kusut akibat dari kegiatan panas yang ia lakukan tadi malam. Dia menoleh kesamping dan menatap pria yang terbaring miring menghadapnya, tangannya terulur keatas tubuhnya.Perempuan itu meny
Baca selengkapnya
02. Adone
Anna mematikan musiknya setelah melihat kedua pria yang tidur di kasurnya terbangun. Leo menatapnya dengan kesal dan tampak ingin mencekiknya. Sedangkan Evan, laki-laki itu hanya menatapnya geli dan tampak baik-baik saja dengan pilihan lagu buruknya untuk mengawali hari."Langkah bagus Anna." Leo mencibir. Tidak bisakah dia tidur dengan nyaman? Punggungnya pegal karena tidur dalam posisi bersandar yang dia tidak tahu kenapa dia melakukannya. Kemudian setelah dia bisa tidur dengan nyaman di ranjang empuk milik Anna, dia dibangunkan terlalu cepat oleh lagu sialan itu."Ada apa denganmu?!" Isabel, wanita bersurai coklat dan memiliki postur seperti model memasuki kamar hanya dengan pakaian dalamnya yang berwarna merah. Ia menatap ke arah pelaku dengan kekesalan tingkat tinggi.Anna menyengir kuda, puas bahwa dia berhasil membuat mereka bangun tidur. Ini sebuah prestasi, terlebih untuk bisa membangunkan Evan."Isabel, apa kau melihat celana dalamk
Baca selengkapnya
03. Prestante
"Kalian sudah disini."Robert Damiano menatap kedua murid berbakatnya dengan pandangan binar-binar di matanya. Dia adalah seorang pria paruh baya yang berambut klimis dengan kumis koboinya dan bertubuh gempal seperti pria rata-rata di umurnya, dan dikenal memiliki sense fashionnya yang eksentrik karena warna-warna pilihannya terlalu cerah."Jadi ada apa Mr. Damiano?" Tanya Genevra. Meski berkali-kali dosennya itu menyuruhnya memanggil dalam panggilan informal, Genevra masih tidak nyaman memanggil Robert hanya dengan nama. Pada akhirnya, dia tetap gurunya yang harus dihormati."Aku akan memperkenalkan kalian dengan Vikas Ignazio." Ucapnya.Genevra memekik senang ketika mendengar nama pelukis terkenal se Italia, bahkan Eropa itu datang ke acara dan bahkan dia berkesempatan bisa bertemu dengannya.Anna menatap Robert dan menyeringai ke gurunya itu. Robert terkadang bisa mengejutkannya dengan betapa luasnya jaringan pertemanan dosennya itu."Kut
Baca selengkapnya
04. Affetto
"Terlihat berbeda bukan?"Anna berdiri disamping pria itu. Tidak, ia tidak menoleh kearahnya. Dia berpura-pura tertarik dengan lukisannya dan mengabaikan sosoknya agar pria itu tidak melabelinya sebagai salah satu dari wanita-wanita pengagumnya di belakang.Pria disebelahnya mengangguk. Ia juga tidak menoleh kearahnya. Matanya tetap setia meneliti setiap goresan kuas dari lukisan didepannya. "Fiori Nel Buio, aku tidak pernah melihat yang seperti ini dari lukisan lain. Penggambaran Persephone maksudku."Anna menatap sosok Persephone yang dilukisnya. Setiap kali kisah dewi itu ditulis atau dibicarakan, mereka akan banyak berbicara tentang betapa cintanya dia dengan Hades hingga rela hidup di dunia bawah. Tetapi Anna tidak pernah berpikir Persephone melakukan itu dengan suka rela, atau berpikir bahwa Persephone mencintai Hades, suaminya.Persephone di lukisannya tampak meronta dan dengan ekspresi terluka ketika Hades dengan keretanya menjemputny
Baca selengkapnya
05. Ingannare
Orang yang menariknya membawanya menjauhi kerumunan dan mengarahkannya ke toilet pria yang tampak kosong. Pria itu kemudian membuka setiap bilik pintu, memastikan tidak ada pria malang didalam ruangan. Lalu dia kembali kedepan untuk memajang papan 'Sedang Diperbaiki' ke depan pintu toilet dan menguncinya dari dalam.Anna melihatnya melakukan semua itu dalam diam.Setelah selesai dan memastikan tidak ada gangguan. Pria itu kemudian menatap Anna dan mendekat kearahnya. Matanya menatap bibir merah perempuan itu dengan pandangan keinginan untuk segera melumatnya.Anna menyeringai melihatnya dan tangannya mendorong pria itu masuk ke dalah satu bilik dan mendudukkannya di dudukan toilet. Dia kemudian duduk diatasnya.Mata mereka saling mengunci dan Anna dengan senyum bermain-main di wajahnya dengan sengaja menggoda laki-laki itu yang sangat ingin menciumnya."Kumohon," bisik pria itu dengan serak."Katakan itu lagi." Perintahnya."Kumohon A
Baca selengkapnya
06. Persona
Anna belum mendapatkan nomornya, tetapi Jason Dane telah mengajaknya ke restoran mewah malam ini dan dia harus puas dengan pengaturan itu. Dia telah pergi sekarang, hal pekerjaan katanya. Anna tersenyum dan mengendikkan bahu untuk salam perpisahan dan melihat Jason pergi dalam diam."Siapa itu?"Anna menoleh ke Genevra yang langsung mendekatinya setelah kepergian Jason. Sudah pasti dia mengawasi mereka entah untuk berapa lama. Anna melihatnya dan menyadari penampilan Genevra menjadi lebih kacau dan dia tampak seperti wanita hipsy yang suka meramal."Dia yang membeli lukisanku." Jawabnya."Ah!" Genevra berseru. "Si lima ratus juga!"Suara kerasnya membuat beberapa orang menoleh kearah mereka. Tetapi tampaknya Genevra yang terlalu heboh tidak menyadari itu. "Dia masih muda. Siapa namanya?" Tanyanya ingin tahu."Aku tidak tahu. Aku tidak menanyakan." Anna berbohong. Dia ingin melepaskan diri dari Genevra. Wanita itu manis dan baik, tetapi kepri
Baca selengkapnya
07. Bellissimo
Anna menatap pantulan dirinya di cermin. Dia memutuskan untuk memakai gaun dalam acara makan malam pertama mereka. Dia tidak ingin terlihat salah kostum karena tempatnya diadakan berada di restoran mewah yang terletak di Campo Belo, Sao Paulo. Dia juga ingin menciptakan impresi yang baik untuk lawannya, sehingga Anna mendaratkan pilihannya ke midi dress nya yang berwarna jingga seperti warna pada jeruk mandarin. Gaun itu akan memamerkan bahu indahnya.Dia membiarkan rambut sebahunya tergerai, menatanya ke arah belakang telinganya, dia memakai jepit rambut warna hitam untuk mencegahnya keluar dari tatanan. Dia memakai riasan ringan, sedikit blush on, eyeliner sesuai garis, dan lipstik warna merah muda yang ia aplikasikan dengan tipis. Anna puas dengan hasil ini.Dia melihat jam yang berada di angka enam lebih dua puluh menit. Empat puluh menit lagi adalah waktu kesepakatannya. Mengingat dia harus berkendara melewati jalan Scappnapoli yang selalu rama
Baca selengkapnya
08. Relazione
Anna melihat sapu tangan putih ditangannya. Terdapat nomor telepon Jason di sapu tangan itu. Jason berkata dia suka mencoba hal-hal klasik sehingga dia lebih memilih menuliskannya di sapu tangannya alih-alih hanya dengan menyebutkan nomornya untuk di simpan di ponsel Anna.Anna juga mendapatkan kartu nama yang juga memiliki ponsel didalamnya, tetapi nomor itu berbeda dari yang Jason tuliskan sendiri. Dia bilang itu nomor profesionalnya sedangkan yang ia tuliskan adalah nomor pribadinya. Anna merasa tersanjung dengan hal itu, sehingga dia membalasnya dengan cara tidak normal mengikutinya.Jason menatap telapak tangannya yang sekarang tertera nomor Anna."Kamu harus mencatatnya sebelum itu menghilang." Anna tersenyum melihat karyanya di tangan Jason dengan bolpoin birunya yang selalu tersedia di tasnya."Well, aku hanya harus menunggumu lebih dulu jika itu terjadi."  Balas Jason. Dia menatap nomor di tangannya  dan menghafalnya dalam diam.
Baca selengkapnya
09. Suo
Hari berjalan seperti biasa. Lukisan Anna yang terjual dengan harga fantastis menjadi buah bibir lingkungan kampus di fakultas seni rupa. Membuat Anna mau tidak mau harus menghabiskan waktu lebih dari biasanya untuk membalas sapaan mahasiswa lain yang mendadak menyapanya. Itu terlihat menyenangkan, tetapi percayalah Anna lebih ingin dia menjalani perkuliahan dengan normal tanpa harus disinggung soal lima ratus juta.... dan tidak, bukan Robert yang membeberkan fakta itu melainkan Genevra. Gadis pirang itu meminta maaf kepadanya karena telah menginfokan hal itu ke grup fakultas. Sekali lagi grup fakultas. Anna memaksakan senyum dan mengatakan 'lupakan saja,' karena nasi sudah menjadi bubur.Anna berjalan menuju kantin jurusan sambil menenteng tabung gambarnya ke punggungnya. Dia mendapatkan tatapan dari banyak orang dan Anna bisa melihat Nathan menatapnya dari tempatnya yang tengah berdiri di sudut pilar.Anna tidak berkomunikasi dengannya setelah kejadian di toi
Baca selengkapnya
10. Confusione
"APA?!" Jason secara otomatis mengambil langkah ke belakang satu langkah untuk menjauhkan diri dari Anna. Tangannya disilangkan ke dada, tampak defensif melindungi tubuhnya. Eskpresi menggoda Anna tergelincir dan berubah menjadi kebingungan dalam waktu singkat. Apa? Kenapa? Pikir Anna saat melihat reaksi Jason yang sama sekali tidak pernah dia bayangkan akan terjadi. Apa apaan ini?! Pikirnya lagi. Dia kesal suasana romantisnya yang dibangun harus hancur dalam sekejap karena respon Jason. "T-tunggu Anna," Jason merentangkan tangan kirinya ke depan. Mencegah Anna yang ingin berjalan mendekat kearahnya. "Kurasa kita salah paham akan hal ini." Lanjutnya masih dalam kegugupan. Jantung Jason masih berdebar debar dengan keras. "Kamu kesini untuk tidur denganku kan?" Anna memastikan. Rencana melihat lukisan di rumahnya hanyalah kegiatan sampingan lain. Anna sudah paham dengan taktik ini dimana orang seolah-olah berkata ingin pergi ke rumah tem
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status