Share

Oktober 2015

Tanggerang, 2015.

Bandar Udara internasional Soekarno Hatta.

Waktu itu seorang laki-laki berusia awal dua puluhan duduk di bangku tunggu yang terlihat kosong dengan menenteng satu lembar tiket pesawat ditangan.

Ia menatap bergantian antara tiket itu dengan ubin bandara sebagai landasan pikiran.

Menimbang kembali.

Iya atau tidak.

Berangkat atau jangan.

Sampai akhirnya ia hanya bisa mengerjap tipis ketika bunyi pengumuman berhasil mampir ke rungunya.

Ia tertinggal pesawat.

Tak apa. Tidak terlalu terasa mengesalkan. Malah sebaliknya, ia merasa batu ragu yang ada di benaknya telah terangkat.

Semuanya wajar untuk ukuran anak yang diperintahkan pergi dari rumahnya sendiri untuk hidup bersama sang ayah di benua jauh. Meski sejujurnya ia amat sangat enggan.

Membuatnya meragu ditiap detik hingga akhir waktu.

Lebih baik disini.

Betul. Menyadari hal itu, Theodore yang masih berusia dua puluh

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Junaedi Juna
ah begitu cerita nya
goodnovel comment avatar
Wulandhary Ndayi
wow mengesankan Teo cinta pandangan pertama ......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status