/ Romansa / When I Me(e)t You / 36 Jatuh Cinta dalam Sekejap

공유

36 Jatuh Cinta dalam Sekejap

작가: Ans18
last update 최신 업데이트: 2025-05-01 23:30:25

"Arka, udahan dong marahnya."

"Kesel tau, Bang. Apa sih enaknya berantem? Ujung-ujungnya badan sakit semua kan? Coba, besok gimana Abang kerja kalo jalan aja pincang gitu," gerutu Arka sambil mencuci piring bekas makan malam mereka, sementara Caraka memilih duduk di dekat meja makan sambil mengamati Arka.

Caraka bisa saja menceritakan semua yang terjadi, termasuk Yudha yang mengajaknya bertemu di martial art center dan bagaimana Yudha menyerangnya lebih dulu, tapi ia memilih bungkam. Itu urusannya dengan Yudha, Arka tidak perlu tahu.

Meskipun sejak tadi Arka tidak berhenti mengomelinya, tapi nyatanya Caraka suka mendengar celotehan Arka yang tampak menggemaskan dengan versi yang berbeda dari biasanya.

"Kamu kalo muridmu berantem, ngomel panjang lebar gini juga, Ka?"

"Muridku nggak sampe adu jotos ya, Bang. Paling mentok dorong-dorongan."

"Iya, tapi kamu omelin juga?"

"Ya ... nggak sih, dikasih tau aja baik-baik."

"Trus kenapa Abang diomelin dari tadi?"

Arka mengeringkan tangannya kemu
이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
잠긴 챕터

관련 챕터

  • When I Me(e)t You   37 Rumah Mertua

    Arka mengerjapkan matanya, ia tidak bisa tidur sejak sesi pillow talk-nya dengan Caraka, sementara lelaki itu kini telah terlelap."Abang pernah ngerasainnya. Jatuh cinta sama seseorang, tapi kemudian Abang mengubur perasaan Abang." Kalimat itu masih berputar-putar di otak Arka. Arka tahu itu hanya masa lalu Caraka, tapi ... rasanya tetap saja tidak nyaman.Kini Arka sadar, mungkin itu yang dirasakan Caraka. Mengetahui kalau ia pernah mencintai laki-laki lain dan laki-laki itu masih mencoba mendekatinya, pasti membuat Caraka juga merasa tidak nyaman."Belum tidur, Ka?"Arka menoleh terkejut saat mendengar suara Caraka."Karena nggak Abang peluk? Sini."Arka tidak habis pikir, dari mana Caraka bisa mengira ia tidak bisa tidur karena tidak memeluknya. Mereka juga baru dua malam tidur satu kasur. "Dih. Nggak gitu yaaa."Caraka terkekeh, kemudian beringsut mendekat. Ranjang di kamar yang berada di lantai bawah itu memang paling lebar di antara ranjang yang lain. Sebenarnya kamar itu adala

    최신 업데이트 : 2025-05-02
  • When I Me(e)t You   38 Something Happened in His Room

    "Loh, Bu—"Wanita itu tersenyum semakin lebar. "Bu Arka kaget ya?"Arka masih mengerjap bingung, bahkan ketika Caraka mengambil punggung tangan ibunya dan mencium kedua pipi ibunya."Kenalin, Ka. Ibunya Abang."Arka akhirnya tersadar dari lamunannya, bergegas melakukan hal yang sama dengan yang tadi dilakukan Caraka."Ayo masuk, kata Raka, kalian udah makan siang di rumah, jadi Ibu cuma nyiapin makanan kecil aja, tapi nanti makan malam di sini ya. Langsung ke dapur aja yuk, biar nggak kayak tamu." Wanita itu melangkah masuk lebih dulu. Ia biasa memanggil Caraka dengan Raka saja, mungkin nanti ia akan kebingungan untuk memanggil Raka dengan Arka yang namanya mirip.Arka menarik tangan Caraka. "Bu Ayu ... ibunya Abang?"Caraka mengangguk, kemudian meraih tangan Arka lagi untuk digenggam dan membawanya menuju dapur yang berbatasan langsung dengan taman kecil di samping rumah."Kaget ya, Bu Arka?"Arka mengangguk. "Bu Ayu jangan panggil saya 'Bu Arka' lagi, Bu."Wanita itu masih tersenyum

    최신 업데이트 : 2025-05-02
  • When I Me(e)t You   39 Tiga Detik

    Tiga detik, atau bahkan kurang, Arka bahkan tidak sempat mengerjap saking kagetnya.Arka terdiam, mencoba mengatur ritme jantungnya agar kembali normal."Abang nggak suka dicuekin," ucap Caraka. Tangannya terulur mengusap bibir Arka yang membuat Arka berjengit kaget."Aku nggak suka diserang, Bang." Arka mengerucutkan bibirnya karena kesal."Tadi itu kamu anggep diserang?""Iya!"Caraka tersenyum kecut, kemudian kembali bersandar pada susunan bantal dan guling, mencoba memejamkan mata, mengingat kembali tiga detik yang membuat jantungnya menggila."Ih, Abang kok nggak bertanggung jawab sih. Bisa-bisanya langsung tidur abis nyium anak orang."Caraka malah terbahak mendengar Arka merajuk. Ia pikir Arka akan mengamuk, jenis mengamuk yang benar-benar seperti orang marah, tapi rupanya, Arka hanya merajuk."Ya terus gimana, di kamar sesempit ini, kasur ukuran single, naluri Abang sebagai cowok mencuat Arka. Nanti kalo Abang melek terus 'nyerang' kamu lagi gimana?""Nggak bisa, Bang. Kita ha

    최신 업데이트 : 2025-05-02
  • When I Me(e)t You   40 Kebencian

    Suara pintu dibanting dari kamar sebelah memang berhasil membuat mereka merenggangkan jarak.Caraka juga tampak kesal dengan kelakuan adiknya, tapi sedetik kemudian fokus Caraka kembali ke hadapannya—ke seorang gadis yang mengerjap bingung dan seperti baru saja tersesat."Ka, kenapa?"Meskipun mereka sudah merenggangkan jarak, tapi tetap saja kasur berukuran 120x200 itu memaksa tubuh mereka berjarak lebih dekat dari biasanya."Marah?" tanya Caraka lagi."Aku dorong Abang nggak?""Nggak.""Ya udah, nggak usah nanya lagi dong, Bang." Arka baru ingin menutup wajahnya dengan kedua tangan karena rasa malunya, tapi tangan Caraka lebih dulu membawanya ke dalam pelukan."Keluar yuk, Bang.""Sekarang?""Nggak. Besok lusa.""Ok, besok lusa.""Abang, malu ih sama Ibu, masa ke sini malah tidur, bukannya nemenin Ibu.""Gimana, santai kan Ibu?""Ya santai, orang udah kenal. Tapi kok bisa sih Bang, Ibu jadi story teller di sekolahku?""Waktu itu Ibu cerita ke Abang sama ke Mas Arga, katanya pengen k

    최신 업데이트 : 2025-05-03
  • When I Me(e)t You   41 Kemarahan

    "Bang. Kok Abang diem aja dari tadi?” tanya Arka yang bingung melihat Caraka mendiamkannya sejak mereka pulang dari kediaman ibunya.Caraka tidak menjawab pertanyaan Arka. Ia langsung masuk ke kamar yang berada di lantai bawah dan merebahkan dirinya.“Abang nggak mandi? Biar kuambilin baju di atas.”“Nggak usah.”“Ya udah, aku mandi dulu di atas ya.”Dengan kebingungannya, Arka naik ke lantai dua. Apa ia salah bicara sampai Caraka marah?Caraka sudah terlelap dengan posisi menghadap dinding saat Arka masuk ke kamar bawah. Arka merebahkan diri di sisi kasur yang kosong, kemudian mematikan lampu tidur di atas nakas.‘Apa aku ada salah? Atau akhirnya dia sadar kalo aku nggak pantes?’ Arka masih terus bertarung dengan pikirannya hingga tertidur.Karena beberapa hari belakangan Arka selalu terbangun tengah malam, sepertinya hal itu menjadi sebuah kebiasaan baru baginya.Anehnya, malam itu ia tidak ingin menangisi kenangannya bersama Yudha. Seharian itu juga ia hanya mengingat Yudha ketika

    최신 업데이트 : 2025-05-03
  • When I Me(e)t You   42 Hanya Bertanya

    Sebuah rumah makan dengan konsep masakan sunda yang telah menjadi langganan mereka, dipilih Yudha untuk makan siang mereka berdua. Yudha menatap Arka, hampir tidak berkedip karena rasa rindunya pada gadis itu.Arka sedikit salah tingkah mendapati Yudha yang terus menatapnya, Hingga makanan tersaji di atas meja pun, Yudha seperti tidak ingin mengalihkan perhatiannya."Mau ngomong apa, Yud?""Gimana hari ini? Murid-muridmu pada nurut? Nggak ada yang bikin kamu harus lari-lari?"Arka terdiam. Yudha memang selalu menanyakan hal itu setiap harinya. Katanya, ia suka mendengar Arka bercerita antusias tentang murid-muridnya. Dulu, Arka suka mendapat perhatian seperti ini dari Yudha. Tapi tidak kali ini, hatinya bisa goyah karena perhatian-perhatian kecil dari Yudha."Ya gitulah, namanya juga anak-anak. Yud, aku nggak bisa lama-lama, aku mesti cepet pulang, jadi kalo kamu mau ngomong sesuatu yang penting, mending buruan deh. Kamu tau kan aku kalo laper, makanku cepet."Yudha terkekeh, tapi sep

    최신 업데이트 : 2025-05-03
  • When I Me(e)t You   43 Ingin Bertahan

    "Arka, bisa nggak jangan naik turun tangga? Abang susah ngejar kamu.” Tentu saja itu dusta karena Caraka sudah naik turun tangga sejak Arka pergi mengajar. Kakinya sudah pulih walaupun belum bisa diajak lomba lari.“Nggak ada yang nyuruh Abang ngejar,” Arka duduk bersila di atas sofa perpustakaan, berpura-pura membaca buku karena malas meladeni Caraka.“Tapi pengen dikejar kan?” goda Caraka yang kini mengambil posisi duduk di samping Arka.“Nggak!” jawab Arka (terlalu) cepat.“Kan Abang udah pernah bilang, dari artikel—”“Coba, tunjukin ke aku artikel mana yang dari kapan itu Abang omongin!” sela Arka. Ia jadi mengira kalau Caraka membohonginya.“Udah lama Abang bacanya, lupa di mana.”Arka berdecak pelan sambil menahan wajahnya yang terasa panas, entah karena tadi dia baru saja menangis atau karena Caraka mendekatinya.“Maaf ya, Abang salah sangka. Tapi kalo kamu nanya kenapa Abang bertahan ya … karena Abang mau bertahan.”“Alasan macam apa itu?”Caraka mengedikkan bahu. Ia memang su

    최신 업데이트 : 2025-05-04
  • When I Me(e)t You   44 Inner Circle

    “Kenapa muka Abang kusut? Masalahnya belum beres?” tanya Arka bingung begitu melihat Caraka masuk ke dalam ruangannya dan langsung menuju dispenser, menghabiskan satu gelas air dingin.Caraka berbalik, menatap Arka dari tempatnya berdiri. Tidak ada yang salah dengan wanita itu. Arka tidak terlalu girly dengan pakaian serba pink seperti barbie berjalan atau menggunakan pernak-pernik yang membuatnnya seperti toko aksesories berjalan.Penampilan Arka justru terlihat simple, dengan celana jeans dan blouse putih yang dikenakannya. Tidak ada yang salah. Ia hanya tampak girly karena kitten heels yang dikenakannya. Itu hanya selera berpakaian. Kenapa Daniel sampai berkata seperti itu, Caraka benar-benar tidak habis pikir.“Bang.”“Hmm?” Caraka baru tersadar kalau ia sudah terlalu lama menatap Arka.“Kenapa? Ada yang salah?” Arka melihat lagi penampilannya, barangkali ada noda di bajunya atau sesuatu yang salah dengan bajunya.“Nggak. Nggak ada.” Caraka mendekat, melihat buku yang sedang dibac

    최신 업데이트 : 2025-05-04

최신 챕터

  • When I Me(e)t You   45 First Date

    Apa impian kencan pertama bagi seorang wanita? Diajak ke restoran mewah? Diajak ke tempat yang paling hits se-ibukota? Atau diajak ke pantai untuk makan malam romantis?Setidaknya itu yang ada di kepala Caraka. Tapi Arka dengan santai menggiringnya menuju sebuah tempat makan dengan cabang franchise di mana-mana, bahkan ada hampir di setiap mall.“Arka, ini beneran nggak apa-apa makan di sini?”“Lah, memangnya kenapa, Bang? Abang ngarep makan di mana? Aku pengen chicken cordon bleu, Bang,” rengek Arka. “Udah pengen banget dari kemaren.”“Kan ada resto yang jual chicken cordon bleu juga, dan jauh lebih enak dari di sini.”“Tapi ribet. Kan kita mau nonton abis ini.”“Nontonnya di sini? Nggak di Premiere?”Arka mengernyitkan dahinya. “Abang sebelum sama aku, pernah kencan sama cewek model apa sih? Di sini semua lengkap, Abang. Nggak ribet pindah tempat, nyari parkir.”“Tapi kamu … keluarga Bestari, Ka.”“Iya, kalo Abang kencannya sama Eyang, mungkin harus bawa ke restoran mewah. Astaga, A

  • When I Me(e)t You   44 Inner Circle

    “Kenapa muka Abang kusut? Masalahnya belum beres?” tanya Arka bingung begitu melihat Caraka masuk ke dalam ruangannya dan langsung menuju dispenser, menghabiskan satu gelas air dingin.Caraka berbalik, menatap Arka dari tempatnya berdiri. Tidak ada yang salah dengan wanita itu. Arka tidak terlalu girly dengan pakaian serba pink seperti barbie berjalan atau menggunakan pernak-pernik yang membuatnnya seperti toko aksesories berjalan.Penampilan Arka justru terlihat simple, dengan celana jeans dan blouse putih yang dikenakannya. Tidak ada yang salah. Ia hanya tampak girly karena kitten heels yang dikenakannya. Itu hanya selera berpakaian. Kenapa Daniel sampai berkata seperti itu, Caraka benar-benar tidak habis pikir.“Bang.”“Hmm?” Caraka baru tersadar kalau ia sudah terlalu lama menatap Arka.“Kenapa? Ada yang salah?” Arka melihat lagi penampilannya, barangkali ada noda di bajunya atau sesuatu yang salah dengan bajunya.“Nggak. Nggak ada.” Caraka mendekat, melihat buku yang sedang dibac

  • When I Me(e)t You   43 Ingin Bertahan

    "Arka, bisa nggak jangan naik turun tangga? Abang susah ngejar kamu.” Tentu saja itu dusta karena Caraka sudah naik turun tangga sejak Arka pergi mengajar. Kakinya sudah pulih walaupun belum bisa diajak lomba lari.“Nggak ada yang nyuruh Abang ngejar,” Arka duduk bersila di atas sofa perpustakaan, berpura-pura membaca buku karena malas meladeni Caraka.“Tapi pengen dikejar kan?” goda Caraka yang kini mengambil posisi duduk di samping Arka.“Nggak!” jawab Arka (terlalu) cepat.“Kan Abang udah pernah bilang, dari artikel—”“Coba, tunjukin ke aku artikel mana yang dari kapan itu Abang omongin!” sela Arka. Ia jadi mengira kalau Caraka membohonginya.“Udah lama Abang bacanya, lupa di mana.”Arka berdecak pelan sambil menahan wajahnya yang terasa panas, entah karena tadi dia baru saja menangis atau karena Caraka mendekatinya.“Maaf ya, Abang salah sangka. Tapi kalo kamu nanya kenapa Abang bertahan ya … karena Abang mau bertahan.”“Alasan macam apa itu?”Caraka mengedikkan bahu. Ia memang su

  • When I Me(e)t You   42 Hanya Bertanya

    Sebuah rumah makan dengan konsep masakan sunda yang telah menjadi langganan mereka, dipilih Yudha untuk makan siang mereka berdua. Yudha menatap Arka, hampir tidak berkedip karena rasa rindunya pada gadis itu.Arka sedikit salah tingkah mendapati Yudha yang terus menatapnya, Hingga makanan tersaji di atas meja pun, Yudha seperti tidak ingin mengalihkan perhatiannya."Mau ngomong apa, Yud?""Gimana hari ini? Murid-muridmu pada nurut? Nggak ada yang bikin kamu harus lari-lari?"Arka terdiam. Yudha memang selalu menanyakan hal itu setiap harinya. Katanya, ia suka mendengar Arka bercerita antusias tentang murid-muridnya. Dulu, Arka suka mendapat perhatian seperti ini dari Yudha. Tapi tidak kali ini, hatinya bisa goyah karena perhatian-perhatian kecil dari Yudha."Ya gitulah, namanya juga anak-anak. Yud, aku nggak bisa lama-lama, aku mesti cepet pulang, jadi kalo kamu mau ngomong sesuatu yang penting, mending buruan deh. Kamu tau kan aku kalo laper, makanku cepet."Yudha terkekeh, tapi sep

  • When I Me(e)t You   41 Kemarahan

    "Bang. Kok Abang diem aja dari tadi?” tanya Arka yang bingung melihat Caraka mendiamkannya sejak mereka pulang dari kediaman ibunya.Caraka tidak menjawab pertanyaan Arka. Ia langsung masuk ke kamar yang berada di lantai bawah dan merebahkan dirinya.“Abang nggak mandi? Biar kuambilin baju di atas.”“Nggak usah.”“Ya udah, aku mandi dulu di atas ya.”Dengan kebingungannya, Arka naik ke lantai dua. Apa ia salah bicara sampai Caraka marah?Caraka sudah terlelap dengan posisi menghadap dinding saat Arka masuk ke kamar bawah. Arka merebahkan diri di sisi kasur yang kosong, kemudian mematikan lampu tidur di atas nakas.‘Apa aku ada salah? Atau akhirnya dia sadar kalo aku nggak pantes?’ Arka masih terus bertarung dengan pikirannya hingga tertidur.Karena beberapa hari belakangan Arka selalu terbangun tengah malam, sepertinya hal itu menjadi sebuah kebiasaan baru baginya.Anehnya, malam itu ia tidak ingin menangisi kenangannya bersama Yudha. Seharian itu juga ia hanya mengingat Yudha ketika

  • When I Me(e)t You   40 Kebencian

    Suara pintu dibanting dari kamar sebelah memang berhasil membuat mereka merenggangkan jarak.Caraka juga tampak kesal dengan kelakuan adiknya, tapi sedetik kemudian fokus Caraka kembali ke hadapannya—ke seorang gadis yang mengerjap bingung dan seperti baru saja tersesat."Ka, kenapa?"Meskipun mereka sudah merenggangkan jarak, tapi tetap saja kasur berukuran 120x200 itu memaksa tubuh mereka berjarak lebih dekat dari biasanya."Marah?" tanya Caraka lagi."Aku dorong Abang nggak?""Nggak.""Ya udah, nggak usah nanya lagi dong, Bang." Arka baru ingin menutup wajahnya dengan kedua tangan karena rasa malunya, tapi tangan Caraka lebih dulu membawanya ke dalam pelukan."Keluar yuk, Bang.""Sekarang?""Nggak. Besok lusa.""Ok, besok lusa.""Abang, malu ih sama Ibu, masa ke sini malah tidur, bukannya nemenin Ibu.""Gimana, santai kan Ibu?""Ya santai, orang udah kenal. Tapi kok bisa sih Bang, Ibu jadi story teller di sekolahku?""Waktu itu Ibu cerita ke Abang sama ke Mas Arga, katanya pengen k

  • When I Me(e)t You   39 Tiga Detik

    Tiga detik, atau bahkan kurang, Arka bahkan tidak sempat mengerjap saking kagetnya.Arka terdiam, mencoba mengatur ritme jantungnya agar kembali normal."Abang nggak suka dicuekin," ucap Caraka. Tangannya terulur mengusap bibir Arka yang membuat Arka berjengit kaget."Aku nggak suka diserang, Bang." Arka mengerucutkan bibirnya karena kesal."Tadi itu kamu anggep diserang?""Iya!"Caraka tersenyum kecut, kemudian kembali bersandar pada susunan bantal dan guling, mencoba memejamkan mata, mengingat kembali tiga detik yang membuat jantungnya menggila."Ih, Abang kok nggak bertanggung jawab sih. Bisa-bisanya langsung tidur abis nyium anak orang."Caraka malah terbahak mendengar Arka merajuk. Ia pikir Arka akan mengamuk, jenis mengamuk yang benar-benar seperti orang marah, tapi rupanya, Arka hanya merajuk."Ya terus gimana, di kamar sesempit ini, kasur ukuran single, naluri Abang sebagai cowok mencuat Arka. Nanti kalo Abang melek terus 'nyerang' kamu lagi gimana?""Nggak bisa, Bang. Kita ha

  • When I Me(e)t You   38 Something Happened in His Room

    "Loh, Bu—"Wanita itu tersenyum semakin lebar. "Bu Arka kaget ya?"Arka masih mengerjap bingung, bahkan ketika Caraka mengambil punggung tangan ibunya dan mencium kedua pipi ibunya."Kenalin, Ka. Ibunya Abang."Arka akhirnya tersadar dari lamunannya, bergegas melakukan hal yang sama dengan yang tadi dilakukan Caraka."Ayo masuk, kata Raka, kalian udah makan siang di rumah, jadi Ibu cuma nyiapin makanan kecil aja, tapi nanti makan malam di sini ya. Langsung ke dapur aja yuk, biar nggak kayak tamu." Wanita itu melangkah masuk lebih dulu. Ia biasa memanggil Caraka dengan Raka saja, mungkin nanti ia akan kebingungan untuk memanggil Raka dengan Arka yang namanya mirip.Arka menarik tangan Caraka. "Bu Ayu ... ibunya Abang?"Caraka mengangguk, kemudian meraih tangan Arka lagi untuk digenggam dan membawanya menuju dapur yang berbatasan langsung dengan taman kecil di samping rumah."Kaget ya, Bu Arka?"Arka mengangguk. "Bu Ayu jangan panggil saya 'Bu Arka' lagi, Bu."Wanita itu masih tersenyum

  • When I Me(e)t You   37 Rumah Mertua

    Arka mengerjapkan matanya, ia tidak bisa tidur sejak sesi pillow talk-nya dengan Caraka, sementara lelaki itu kini telah terlelap."Abang pernah ngerasainnya. Jatuh cinta sama seseorang, tapi kemudian Abang mengubur perasaan Abang." Kalimat itu masih berputar-putar di otak Arka. Arka tahu itu hanya masa lalu Caraka, tapi ... rasanya tetap saja tidak nyaman.Kini Arka sadar, mungkin itu yang dirasakan Caraka. Mengetahui kalau ia pernah mencintai laki-laki lain dan laki-laki itu masih mencoba mendekatinya, pasti membuat Caraka juga merasa tidak nyaman."Belum tidur, Ka?"Arka menoleh terkejut saat mendengar suara Caraka."Karena nggak Abang peluk? Sini."Arka tidak habis pikir, dari mana Caraka bisa mengira ia tidak bisa tidur karena tidak memeluknya. Mereka juga baru dua malam tidur satu kasur. "Dih. Nggak gitu yaaa."Caraka terkekeh, kemudian beringsut mendekat. Ranjang di kamar yang berada di lantai bawah itu memang paling lebar di antara ranjang yang lain. Sebenarnya kamar itu adala

좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status