Home / Romansa / When I Me(e)t You / 56 Tersiksa Rindu

Share

56 Tersiksa Rindu

Author: Ans18
last update Last Updated: 2025-05-09 23:21:01

-Caraka, London, tiga tahun lalu-

“Kenapa lo, Ka?” tanya Edo yang hari itu baru masuk kerja setelah kembali dari Singapura.

Perusahaan tempat mereka bekerja mulai mengembangkan sayap ke daerah Asia dan Edo sangat beruntung karena diperintahkan memegang cabang perusahaan Singapura.

Sementara Caraka, yang diminta memegang cabang Indonesia terpaksa menolak perintah itu karena ia belum diizinkan kembali ke Indonesia. Ia tahu bisa saja sebenarnya melanggar perintah dari keluarga Bestari, tapi … terlalu banyak hal yang dipertaruhkannya, salah satunya adalah hubungannya dengan Arka yang bahkan belum benar-benar dimulai.

Arka belum tahu kalau dirinya sudah menikah, bahkan belum tahu kalau ada seorang lelaki bernama Caraka Altair Abimana yang setiap hari merindukan kiriman video atau fotonya.

“Masih belum bisa lupain Niken? Udah bertahun-tahun loh, Ka,” ledek Edo.

Caraka mengibaskan tangannya. Ia memang pernah tertarik pada Niken, jatuh cinta mungkin, karena hanya Niken yang bisa mengerti diri
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • When I Me(e)t You   63 Shall We Try It?

    Caraka: Abang mau berangkat ya. Kamu tunggu di dalem aja, nanti Abang kabari kalo udah sampe.Caraka memang melarang Arka membawa mobil sampai ia yakin vertigo yang Arka derita tidak akan kumat lagi.Sudah seminggu setelah Arka sembuh total dari vertigo-nya. Dua hari sebelumnya ia sudah mulai mengajar seperti biasa.Bahkan hari sebelumnya ia bertemu dengan mertuanya yang kebetulan sedang memiliki jadwal story telling untuk siswa TK B. Mertuanya memarahinya karena tidak memberi kabar perihal sakitnya.Arka tersenyum simpul menatap layar ponselnya dan mengetikkan balasan untuk Caraka.Arka: Ok, hati-hati BangIa merasa lega, setelah berhasil—atau lebih tepatnya terpaksa—menyampaikan semua perasaan rendah dirinya pada Caraka, mereka berdua mulai bisa berkomunikasi dengan baik. Arka mulai belajar mengungkapkan perasaannya, dan Caraka mulai belajar menangkap maksud Arka dibalik setiap sikapnya.Sekitar dua puluh menit setelah membalas pesan Caraka, lelaki itu meneleponnya, mengatakan kalau

  • When I Me(e)t You   62 Memecahkan Kode Arka

    “Kapan Abang cuek sama kamu?”“Sem—” Arka mengurungkan niatnya untuk mendebat Caraka. “Aku mau tidur, ngantuk.”Caraka menarik napas, kemudian menghembuskannya perlahan, mencoba mengerti dan mengalah pada Arka. Lagipula kondisi Arka sedang tidak baik untuk diajak berdebat.“Abang kerja di luar ya, nanti panggil Abang kalo kamu butuh sesuatu,” ucap Caraka sambil mengusap puncak kepala Arka dan mencium keningnya.“Tuh kan ditinggalin lagi.” Arka pikir ia hanya menggumam, tapi nyatanya Caraka mendengarnya.“Kamu mau Abang temenin? Bilang aja, Sayang. Nggak usah marah-marah gitu. Gimana vertigonya nggak kumat kalo kamunya suka marah-marah.”“Emang ada hubungan apa, marah-marah sama vertigo?”Tanpa kata, Caraka melangkah keluar dari kamar. Arka memejamkan matanya, kesal setengah mati, tapi kepalanya masih terasa berputar meskipun ia sudah mendapat suntikan dari dokter.Terdengar suara pintu kamar dibuka lagi. Arka melirik dan mendapati Caraka tengah mengeluarkan macbook dari dalam tasnya.

  • When I Me(e)t You   61 Pikiran Arka vs Pikiran Caraka

    “Eh? Abang udah pulang?” Arka tersentak kaget saat merasakan seseorang menggondongnya.Ia tertidur saat menunggu Caraka di depan televisi. Arka pikir Caraka hanya akan telat satu atau dua jam, nyatanya sampai kantuknya mengalahkannya, Caraka masih belum pulang juga.“Kenapa bangun?”“Ya kebangun. Turunin, Bang.”“Nanggung, dikit lagi juga nyampe kasur.”Tiba-tiba Arka terkekeh, membuat Caraka kebingungan. “Ka. Jangan ketawa sendiri gitu ah.”“Lucu, Bang. Aku sering nonton di drama Korea, China, Thailand, mana aja lah, biasanya ceweknya kalo digendong pas tidur itu nggak kebangun, Bang. Kok aku kebangun ya?”“Mereka pingsan kali, bukan tidur. Atau pura-pura tidur.” jawab Caraka asal, karena sebagai seorang lelaki dengan pemikiran penuh logika, tidaklah masuk akal seseorang yang digendong tidak akan terbangun.“Tau gitu tadi aku pura-pura tidur aja ya, Bang.”Caraka menatap Arka dengan geli. Apa yang membuat Arka menjadi aneh?Usai merebahkan Arka di atas kasur, Caraka langsung berbalik

  • When I Me(e)t You   60 Sweet Kan, Ma?

    “Kamu belum sepenuhnya bisa percaya sama suami kamu, Ka.” Itu kalimat Dokter Karina yang terus terulang di otak Arka.Sekembalinya ke Jakarta, Arka secepatnya mengatur janji temu dengan psikolognya. Karena ia mendapat jadwal di hari kerja, Caraka tidak bisa menemaninya pergi. Caraka memintanya untuk menunggu sampai weekend agar bisa menemani, tapi Arka tidak ingin menunggu terlalu lama.Arka tahu, setelah kejadian ‘itu’, ia jadi lebih overthinking, insecure, dan hal-hal negatif lain, yang sebelumnya tidak pernah ia rasakan. Ia bahkan sering terbangun tengah malam dan tiba-tiba merasa bersalah, padahal hanya melihat Caraka tidur pulas di sampingnya.Sedihnya lagi, ia tidak tahu harus cerita masalah ini kepada siapa. Hanya kepada psikolognya ia bisa bercerita. Kepada Naya, ia malu untuk menceritakannya kalau Naya tidak bertanya lebih dulu padanya.Kepalanya yang terasa pening, membuat Arka melajukan mobilnya ke arah rumah orang tuanya. Ia malas pulang ke rumah—yang ditempatinya bersama

  • When I Me(e)t You   59 Cemburunya Arka

    “Abang, ayo bangun. Kita mesti nyampe rumah Budhe sebelum akad mulai. Malahan disuruh jam tujuh udah stand by di sana,” ucap Arka membangunkan Caraka sambil menggoyang-goyangkan lengan Caraka.Setelah kejadian saat malam hari, di mana mereka hampir menjadi suami istri seutuhnya—tapi terpaksa gagal karena Arka yang masih belum bisa menghilangkan traumanya, keduanya memilih langsung tidur, tidak sambil berpelukan seperti biasanya. Justru ada dua guling yang menjadi pembatas di antara mereka, karena Caraka takut menyakiti Arka lagi.Caraka mengerjap pelan, kemudian menatap Arka yang sepertinya sudah selesai mandi. “Kamu udah nggak apa-apa?” tanya Caraka sambil mengusap pelan pipi istrinya itu.Arka menggeleng sambil tersenyum, meraih tangan Caraka yang mengusap pipinya, “Maaf ya, Bang.”“Abang yang minta maaf.”Arka terkekeh kecil. “Kayaknya nggak bakal ada habisnya kalo kita saling minta maaf. Nggak usah dibahas lagi ya, Bang. Aku janji bakal ngatur jadwal lagi buat konsul ke Tante Kar

  • When I Me(e)t You   58 Mulai Cinta

    "Arkaaa, kamu mau nyiksa Abang?"Arka mengerucutkan bibir, merenggangkan jaraknya dengan Caraka. “Ya udah, Abang sarapan dulu, mandi, terus tidur. Nanti siang aku ajak aktivitas yang capek biar malemnya nggak mikir macem-macem, jadi kita bisa tetep tidur bareng kayak biasanya.”“Siang? Aktivitas yang bikin capek?” Pikiran Caraka mulai ke mana-mana karena kalimat ambigu yang diucapkan Arka.Arka malah mengerling jahil dan begitu saja keluar dari kamar.Caraka menggeram kesal dan masuk ke dalam kamar mandi untuk mandi lebih dulu, menghilangkan kantuknya sebelum sarapan.***"Ini aktivitas yang kamu bilang bakal bikin capek?"Setelah berkendara sekitar satu jam, keduanya sampai di pelataran parkir dengan gapura besar bertuliskan 'Cukang Taneuh/Green Canyon'.Caraka langsung merasa curiga karena Arka dengan semangat ‘45 membawanya ke tempat itu. Apalagi nama Green Canyon mengingatkannya pada Grand Canyon yang berada di Amerika.Seorang pria paruh baya tiba-tiba mengetuk kaca mobil di sisi

  • When I Me(e)t You   57 Bukan Honeymoon

    "Udah siap, Ka?""Bentar, Bang." Arka berlari ke dapur, mengambil dua tumbler, baru kemudian menyusul Caraka yang sudah menunggu di dekat connecting door ke garasi. "Takut Abang ngantuk di jalan. Mampir beli kopi dulu ya buat Abang, aku juga pengen coklat panas."Wajar kalau Arka khawatir Caraka mengantuk, mereka memang memulai perjalanan pada pukul satu malam setelah Caraka menyempatkan diri untuk tidur sesaat setelah makan malam."Iya, nanti kita berhenti dulu buat beli kopi sama coklat panas.""Tambah cookies sama cinnamon rolls boleh?"‘Ah, si sweet tooth satu ini.’ Bukannya langsung menjawab, Caraka malah mencium pelipis Arka. "Boleh. Asal janji sama Abang, setiap enam bulan sekali ikut Abang buat medical check up, Abang takut kamu diabetes."Arka tahu ucapan Caraka bukannya tidak beralasan. Kalau kulkas rumah mereka dibuka, hampir 70% berisi camilan Arka yang manis-manis."Iya, Bang. Nggak apa-apa lah medical check up setahun dua kali, biasanya aku cuma sekali, jadi nambah sekal

  • When I Me(e)t You   56 Tersiksa Rindu

    -Caraka, London, tiga tahun lalu-“Kenapa lo, Ka?” tanya Edo yang hari itu baru masuk kerja setelah kembali dari Singapura.Perusahaan tempat mereka bekerja mulai mengembangkan sayap ke daerah Asia dan Edo sangat beruntung karena diperintahkan memegang cabang perusahaan Singapura.Sementara Caraka, yang diminta memegang cabang Indonesia terpaksa menolak perintah itu karena ia belum diizinkan kembali ke Indonesia. Ia tahu bisa saja sebenarnya melanggar perintah dari keluarga Bestari, tapi … terlalu banyak hal yang dipertaruhkannya, salah satunya adalah hubungannya dengan Arka yang bahkan belum benar-benar dimulai.Arka belum tahu kalau dirinya sudah menikah, bahkan belum tahu kalau ada seorang lelaki bernama Caraka Altair Abimana yang setiap hari merindukan kiriman video atau fotonya.“Masih belum bisa lupain Niken? Udah bertahun-tahun loh, Ka,” ledek Edo.Caraka mengibaskan tangannya. Ia memang pernah tertarik pada Niken, jatuh cinta mungkin, karena hanya Niken yang bisa mengerti diri

  • When I Me(e)t You   55 Konspirasi

    "Konspirasi Ibu sama Mas Arga? Konspirasi apa?"Caraka mengedikkan bahu."Abaaang."Oh Tuhan, apa Arka tidak sadar kalau ia begitu menggemaskan saat sedang merengek seperti itu.Bukan, Arka bukan tipe wanita yang membuatnya kesal kalau sudah mengeluarkan nada manjanya. Arka tipe wanita yang membuatnya ingin memenuhi semua keinginannya saat ia mengeluarkan senjatanya itu.Sementara hati kecil Caraka masih malu untuk menceritakan semuanya."Abaaang. Ini permintaan ketigaku, aku mau tau apa maksud Abang tadi."Caraka menatap Arka dengan lekat, sampai tiba-tiba tatapannya terdistraksi pegawai coffee shop yang datang membawakan pesanan mereka.Ok, pasti setelah ini Arka akan lupa pada permintaannya. Caraka bisa sedikit menghela napas lega sambil menyesap americano miliknya."Jadi sejak kapan, Bang?"Astaga! Ternyata Arka tidak lupa. Mungkin memang begini kalau perempuan sedang menuntut jawaban dari laki-laki."Abang kan pengen aku percaya sama Abang, kalo gini aja Abang nggak mau cerita, m

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status