Home / Romansa / When I Me(e)t You / 92 Semangat Pulang Kerja

Share

92 Semangat Pulang Kerja

Author: Ans18
last update Last Updated: 2025-05-23 22:28:13

"Tadi ngobrol apa aja sama Niken? Kenapa lama banget?" tanya Caraka begitu ia masuk ke dalam kamar dan menemukan istrinya tengah tengkurap sambil memainkan ponselnya.

Sudah dua malam mereka kembali ke rumah mereka sendiri karena hubungan mereka yang membaik dan Caraka pun tidak lembur sesering sebelumnya.

"Mau tau aja!"

Caraka ikut merebahkan diri dan memeluk Arka dari samping, membuat Arka berjengit dan mengomel karena Caraka belum mandi sepulang kerja.

"Abang mandi dulu sana."

"Bentar. Kangen istri. Lagian kamu sejak kapan sih jadi rajin mandi? Bukannya di rumah, mandi itu perkara yang paling sering bikin mamamu teriak-teriak.”

“Kan dulu nggak ada yang nyium-nyium.” Arka menutup mulutnya seketika setelah mengucapkan hal itu. Wow! Apa yang akan dipikirkan Caraka setelahnya? Apakah ia terlihat sedang menggoda atau terlihat … gampangan?

Caraka terkekeh geli. “Ini kode buat Abang atau apa?”

“Nggak ya,” jawab Arka yang bergegas berdiri untuk keluar dari kamar.

Caraka bergegas mandi setel
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • When I Me(e)t You   100 Ingkar Janji

    Caraka kembali menahan senyumnya setiap ia mengingat peringatan Arka sebelum ia pergi tadi.Astaga! Kenapa sih istrinya itu begitu menggemaskan. Ia sampai harus memaksa Daniel bertukar tempat duduk demi menuruti permintaan Arka, walau sebenarnya Arka tidak bisa melihat posisi duduknya yang sekarang membelakangi Sydney.Sebagai kepala kantor cabang di Indonesia, harusnya Caraka mendapat tempat terbaik yang bisa langsung menghadap kepada Mister Harry, yang artinya juga ia harus menghadap Sydney. Kini ia bergeser ke samping, memberikan kursinya untuk Daniel, demi siapa?"Lo lama-lama kayak orang gila deh, Ka. Senyum-senyum sendiri mulu.""Nanti lo juga begini kalo udah punya istri.""Sialan! Pamer aja terus!"Acara annual meeting itu berlangsung hingga menjelang makan siang. Sydney selaku asisten Mister Harry, mengarahkan semua petinggi kantor cabang untuk menuju restoran yang sudah mereka booked sebelumnya.Saat berjalan menuju restoran, Caraka menyempatkan diri untuk mengirim pesan pad

  • When I Me(e)t You   99 Tidak Mudah Cemburu

    "Panas banget ya, Bang. Perasaan lebih panas dari Jakarta deh.”Keduanya sedang dalam perjalanan kembali ke kota setelah puas menikmati pemandangan di sekitar Danau Tondano. Caraka memang melanjutkan perjalanan ke Danau Tondano setelah dari Danau Linow.Meskipun membutuhkan waktu hampir satu setengah jam perjalanan dari Danau Linow menuju Danau Tondano, tapi ia tidak keberatan, justru ia merasa puas menyaksikan pemandangan yang disajikan, ditambah dengan menatap Arka yang tersenyum sepanjang hari, hatinya menghangat dan harinya terasa lengkap.Tidak ada lagi frasa ‘buang-buang waktu’ yang keluar dari mulutnya, seperti saat dulu ia terjebak kemacetan Jakarta dan Arka malah menolak saat mereka hampir tiba di toko perhiasan.Bukan berarti saat itu ia tidak mencintai Arka, toh Caraka memang sudah menjatuhkan hatinya sejak ia di London, tapi … hati Arka yang saat itu masih untuk Yudha membuat Caraka sering lepas kendali, meledakkan amarahnya sesuka hatinya.“Perasaan kamu yang panas atau c

  • When I Me(e)t You   98 Sudah Sayang Kan?

    Arka melirik berkali-kali ke arah Sydney yang makan dengan tenang sambil sesekali membicarakan persiapan acara annual meeting kantornya.‘Cantik banget,’ batin Arka penuh rasa insecure. Berhadapan dengan Niken saja sudah membuatnya merasa seperti upik abu, sekarang berhadapan dengan sosok seperti Sydney yang menurutnya lebih pantas menjadi seorang model atau seorang artis.Arka sampai yakin, kalau mereka berada di Jakarta dan mereka sedang berjalan-jalan di mall, pasti akan ada satu-dua agency menawari Sydney untuk bergabung dengan agency mereka.“Minummu abis, mau Abang ambilin?” tanya Caraka setelah menyadari isi gelas Arka sudah tandas.“Eh?”“Sekalian Abang mau ambil kopi. Kamu mau apa? Teh? Atau air putih lagi?”“Air putih aja, Bang.”“Bentar ya,” pamit Caraka sambil mengusap pelan rambut Arka.“Kamu lihatin saya dari tadi?” tanya Sydney setelah memastikan Caraka tidak mendengar obrolannya.Arka tersenyum salah tingkah. “Kamu cantik banget.” Arka lalu menutup mulutnya. Tapi ia me

  • When I Me(e)t You   97 Her Kiss

    “Mas.” Caraka menoleh sekali lagi ke arah pintu kamar mandi, memastikan Arka benar-benar belum selesai mandi dan keluar tiba-tiba.“Kenapa, Ka? Berantem lagi? Mau konsul?”Caraka mencebik kesal meskipun kakak iparnya tidak bisa melihat. “Minta tolong buat ngecek aktivitas seseorang, Mas.”“Buat apa?”“Aku curiga … dia yang ngikutin Arka.”“Siapa?” Tanpa diketahui Caraka, Arga menegang di tempatnya. Berhari-hari otaknya dipaksa memikirkan siapa orang yang sering diam-diam mengikuti adiknya.“Randy. Cucu dari adiknya unggangku, eh maksudnya kakekku. Simpelnya, kalo hubungan keluarga, kayak hubungan Arka sama Kak Rani.”“Kenapa bisa curiga sama dia?”“Feeling.”“Ok. Kasih ke Mas info yang kamu punya. Tapi karena kalian masih di Manado, mungkin nggak akan kelihatan kalau bener-bener dia yang selama ini nguntit Arka. Aku baru bisa bergerak lagi kalau kalian udah balik ke sini, tapi sementara bakal kusuruh orang buat mantau kegiatannya.”“Thank, Mas.”“Arka adekku, Ka. Kalau kamu lupa, mesk

  • When I Me(e)t You   96 Harga Abang Cuma Dua Ratus Ribu?

    “Kenapa dipercepat berangkatnya, Bang? Katanya mau berangkat kamis sore?”Keduanya sedang menunggu boarding di ruang tunggu Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta. Arka sempat mengomel semalaman, karena Caraka yang baru pulang kerja langsung mengajaknya kembali ke rumah untuk packing pakaian.“Abang tau nggak sih repotnya packing dadakan? Belum lagi sun screen-ku habis. Rencananya aku baru mau beli hari ini, eh malah Abang udah ngajakin berangkat.”Caraka hanya bisa menunduk, memainkan cup kopi di tangannya dengan rasa bersalah. Kalau saja Arga tidak menghubunginya sore kemaren, Caraka tidak mungkin tiba-tiba memajukan jadwal keberangkatan mereka.‘Bukan mereka berdua, Ka. Orangku udah ngecek berkali-kali, di saat kamu diikuti seseorang, mereka berdua lagi sibuk dengan urusannya sendiri.” Begitu ucapan Arga padanya kemarin sore yang membuatnya langsung melakukan tindakan impulsif dengan me-reschedule jadwa penerbangan.“Emang kamu nggak mau ngabisin waktu lebih lama sama Abang?” rayu Carak

  • When I Me(e)t You   95 Penguntit

    "Are you ok? Kamu yakin nggak apa-apa kalo mejamin mata, Ka?"Caraka bahkan berhenti menyentuh istrinya saat melihat Arka memejamkan mata. Ia khawatir Arka akan gemetar dan tersengal kehabisan napas jika melakukannya.Sial! Arka sampai tidak sadar telah memejamkan mata akibat sentuhan Caraka.“Wanna try something else? Mungkin kamu akan lebih rileks.”"Hmm?"Dalam sekali gerakan, Caraka menukar posisinya.Arka yang tiba-tiba berada di atas Caraka hanya bisa membelalakkan mata dan menggigit bibirnya karena malu."Kenapa?""Malu."Caraka tahu pasti kalau Arka memang tengah menahan malunya. Wajahnya sudah semerah tomat. Dan kini Arka malah merebahkan diri di atas Caraka sambil menutupi wajahnya di ceruk leher Caraka karena tidak tahan dengan suaminya itu yang terus menatapnya.“Untuk hal ini, Abang nggak akan maksa kalo kamu nggak mau atau nggak nyaman,” tegas Caraka.Entah mengapa mendengar ucapan suaminya justru membuat Arka diliputi rasa bersalah. Arka mengangkat kepalanya, mencium s

  • When I Me(e)t You   94 Hukuman untuk Arka

    “Abang khawatir, Arka,” ucap Caraka akhirnya sebelum ia menarik Arka ke dalam pelukannya. “Abang bener-bener khawatir, lain kali jangan begini lagi.”Arka hanya bisa mengangguk pasrah dalam pelukan Caraka, walau ia sedikit bingung dengan sikap Caraka yang berlebihan, ia lebih memilih memendam pertanyaannya, karena bagaimana pun juga perhatian Caraka padanya berhasil membuatnya berbunga-bunga.Setelah Caraka merenggangkan pelukannya, keduanya hanya saling tatap, sampai Caraka kembali memupus jaraknya, kali ini dengan lumatan lembut di bibir istrinya.“Udah ya, Abang. Impas kan?” Arka menggigit-gigit bibir bawahnya karena khawatir Caraka benar-benar ‘bikin perhitungan’ seperti yang tadi ia ucapkan. Apalagi ancaman Caraka yang akan membuatnya sampai tidak bisa berjalan. Mengerikan! Membayangkannya saja membuat Arka merasakan ngilu.“Impas gimana?”“Aku udah bikin Abang khawatir. Udah kubayar barusan kan.”“Kamu pikir cukup dengan itu? Kan Abang mau bikin kamu nggak bisa jalan.”Arka lang

  • When I Me(e)t You   93 Ulah Arka

    Caraka menghubungi Arka dengan gelisah. Sejak pukul setengah dua belas ia berusaha menghubungi Arka untuk memberi tahu kalau ia sudah dalam perjalanan menjemputnya. Tapi, nihil. Arka tak juga memberikan balasan atas chat-nya maupun mengangkat teleponnya.Sampai di sekolah tempat Arka mengajar, suasana sudah lumayan sepi. Hanya satu-dua mobil yang masuk ke halaman sekolah karena menjemput murid.Sambil berusaha menenangkan diri, Caraka menunggu dalam mobilnya, berharap langkah lincah wanita yang dicintanya keluar dari gedung sekolah. Ia juga tidak berhenti berusaha menghubungi Arka, lagi dan lagi, tapi tetap tidak ada jawaban.Akhirnya Caraka memutuskan turun dan menyapa satpam yang ada di samping gerbang. Siapa tahu Arka lewat karena ia tidak membawa mobil hari itu dan berjanji makan siang bersama dengannya.“Siang, Pak,” sapa Caraka.“Siang. Bapak yang biasa jemput Bu Arka ya?” tanya satpam yang sudah hapal dengan mobil Caraka, begitu pun wajah Caraka yang selalu membuka kaca mobil d

  • When I Me(e)t You   92 Semangat Pulang Kerja

    "Tadi ngobrol apa aja sama Niken? Kenapa lama banget?" tanya Caraka begitu ia masuk ke dalam kamar dan menemukan istrinya tengah tengkurap sambil memainkan ponselnya.Sudah dua malam mereka kembali ke rumah mereka sendiri karena hubungan mereka yang membaik dan Caraka pun tidak lembur sesering sebelumnya."Mau tau aja!"Caraka ikut merebahkan diri dan memeluk Arka dari samping, membuat Arka berjengit dan mengomel karena Caraka belum mandi sepulang kerja."Abang mandi dulu sana.""Bentar. Kangen istri. Lagian kamu sejak kapan sih jadi rajin mandi? Bukannya di rumah, mandi itu perkara yang paling sering bikin mamamu teriak-teriak.”“Kan dulu nggak ada yang nyium-nyium.” Arka menutup mulutnya seketika setelah mengucapkan hal itu. Wow! Apa yang akan dipikirkan Caraka setelahnya? Apakah ia terlihat sedang menggoda atau terlihat … gampangan?Caraka terkekeh geli. “Ini kode buat Abang atau apa?”“Nggak ya,” jawab Arka yang bergegas berdiri untuk keluar dari kamar.Caraka bergegas mandi setel

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status