Share

MENDEKAT PADA KEMATIAN

Lagi, adegan kala Athala sibuk mengedarkan pandangannya mencariku kembali terulang. Aku memaksa membuka kedua kelopak mataku, tetapi bak ditahan oleh sebuah lem, sulit rasanya terbuka.

Air mataku kembali turun, rasanya tidak kuat menahan perasaan mengerat yang melilit dada.

Tubuhku bersandar penuh pada kepala ranjang, menatap pintu balkon kamar yang selalu kubuka setiap malamnya. Menatap horden tipis berwarna putih yang berayun seirama dengan angin malam yang menerpanya.

Kedua tanganku memeluk erat boneka kecil yang entah sejak kapan berada dalam dekapan, aku tak ingin terlalu memusingkannya.

Lagi dan lagi, mimpi perihal Athala dalam dunia nyata kembali terulang. Mimpi saat dimana aku hanya bisa menatapnya tanpa lagi bisa menyentuh dan menyapannya. Seolah aku hanyalah mahluk tak kasat mata yang tak bisa menyentuh manusia seperti Athala. Biar saja aku memposisikan diriku sedemikian, rasa kesal diriku akan tubuhku dan kejadian beberapa waktu silam sering memb

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status