Share

Bab 4 : Sejarah Dunia (bagian 2)

Author: Blue Leviatan
last update Last Updated: 2021-01-11 13:08:11

“Setelah mereka mengetahui kekuatan apa yang ada di dalam genetik tubuh mereka dan membiasakan diri dengan itu selama tahun tersebut, maka pada tahun berikutnya orangtua beserta anak-anak harus memutuskan cabang materi pendidikan lanjutan apa yang akan mereka ambil. Apakah materi kelas pemburu monster, materi kelas pendukung pemburu monster, atau materi kelas umum yang tidak berhubungan sama sekali dengan pekerjaan pemburu monster.

Cabang pertama yang merupakan kelas pemburu monster memiliki beberapa ranting kelas yang dibagi berdasarkan peran mereka masing-masing pada saat berburu monster yaitu Tank, Warrior, Assasin, Range DPS, Support (Buff/Debuff), Rider, Summoner.

Cabang kedua yang merupakan kelas pendukung juga memiliki beberapa ranting kelas yang dibagi berdasarkan kemampuan, dan tugas mereka di dalam guild yaitu Armory, Weaponary, Beast Master, Chef, Gathering, Lodging, Herbalist dan Alchemist.

Cabang ketiga yang merupakan kelas umum memiliki ranting yang dibagi berdasarkan pekerjaan kantoran yang sudah ada di seluruh dunia sebelum hari peristiwa bersejarah pada tahun 2222 terjadi.

Memberikan kekuatan setelah anak-anak mengenyam pendidikan dasar secara umum selama satu tahun dipercaya akan membantu mereka lebih mengerti bahwa setiap individu yang ada di dunia ini unik. Mereka semua membutuhkan kerjasama satu sama lain agar bisa membuat tatanan yang teratur dalam dunia manusia yang baru. Mengetahui kekuatan mereka sejak usia dini pun dinilai akan membantu mereka lebih cepat untuk bisa menyesuaikan diri dengan kemampuan baru mereka secara lebih alami.”

“Nah bagaimana menurut kalian, kalau kita menulisnya seperti ini apakah sudah cukup okay?” Dhika bertanya kepada keempat temannya yang lain.

“Harusnya seperti ini sudah cukup bagus Dhik,” Yura berkomentar. ”Tapi kayaknya kita masih perlu menambahkan lagi beberapa keterangan tentang bagaimana proses anak-anak yang telah mendapatkan pendidikan dasar itu akan dilatih pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan bagaimana nantinya mereka akan membentuk sebuah guild sementara pada saat sekolah di tingkat menengah, dan guild permanen setelah mereka lulus dari sekolah tingkat tinggi.”

“Ya guild,

itu benar Yura,” ucap Doni memberikan dukungan. “Saya setuju dengan tambahan itu. Pak Yanto pasti mengharapkan kalau kita juga menuliskan beberapa hal yang kita ketahui mengenai guild pemburu monster ini seperti apa, karena kita semua nantinya pasti akan diarahkan untuk menjadi anggota dari sebuah guild bukan?”

“Kata-katanya cukup masuk akal,” jawab Dhika setelah mendengarkan komentar dari Yura dan Doni. ”Baiklah kalau begitu saya akan tambahkan lagi rangkuman tugas riset kita dengan informasi mengenai guild.”

“Sebentar, tapi bagaimana dengan kelanjutan pendidikan dari anak-anak yang mengambil materi ketiga?” tanya Wina mengingatkan. “Rasanya tadi kita belum membahas lebih rinci tentang hal itu.”

“Oh iyah Wina benar.” Dhika merasa terbantu dengan kata-kata itu. “Berarti kita juga perlu menambahkan rincian data tentang itu.”

Ketika mereka berlima sedang asik berdiskusi tentang tugas dari pak Yanto, datang seorang ibu yang terlihat masih sangat muda dan cantik menyapa mereka semua.

“Haii anak-anak, wah rajin sekali yah kalian berlima ini, apakah tugas kelompoknya sudah selesai?”

“Belum Tante sepertinya masih ada beberapa hal lain yang harus kami tambahkan dan perbaiki,” jawab Wina sambil menundukkan diri sopan.

“Ya, pasti kalian semua ingin mengerjakan tugas itu sampai selesai kan? Tapi sekarang hari sudah sangat malam lho, tante takut kedua orang tua kalian akan menjadi khawatir kalau kalian semua belum pulang ke rumah kalian masing-masing. Dhika kamu bisa menyelesaikan sisa tugas itu sendirian kan?”

Dhika coba melirik ke arah jam yang ada pada laptop yang sedang dipegangnya.

“Waduh ternyata sekarang ini sudah jam 8 malam teman-teman,” ucap Dhika tak sadar waktu berjalan dengan cepat sewaktu mereka sedang mengerjakan tugas sejarah dari pak Yanto. “Hmm … baiklah Mam kalau begitu teman-teman kita akhiri saja kerja kelompok riset kita hari ini.”

“Tapi Dhik tugas kita kan belum selesai,” tanya Wina kepadanya.

“Tenang Win, nanti Dhika yang akan lanjut selesaikan tugas ini. Kalian semua sekarang sebaiknya segera kembali ke rumah kalian masing-masing saja. Kalau nanti ada yang sulit atau perlu ditanyakan kita akan kontak-kontak lagi lewat teleconference seperti biasa.”

“Nahhh itu dia Reno sangat setuju. Reno juga sudah kelaparan. Di rumah, Ibu pasti sudah menyiapkan banyak sekali makanan enak buat Reno.” Sambil tersenyum senang Reno memasukan buku miliknya ke dalam tas. “Tante, Reno pamit dulu yah.”

“Baiklah kalau begitu Wina juga mohon pamit Tante, Dhika juga terima kasih banyak yah untuk hari ini.”

“Aku juga mohon pamit degh kalau gitu.” Melihat cemilan kacang bandung yang dipegangnya hampir habis, Doni segera menaruhnya kembali di meja dengan gugup. Doni merasa malu karena cemilan yang disediakan oleh ibu Dhika hampir setengahnya habis olehnya. “Tante Dhika terima kasih yah buat cemilannya, rasanya enak banget hehehe.”

Mengalihkan perhatian, Doni segera membenahi buku-buku ke dalam tasnya, setelah itu dia bersiap-siap untuk ikut pulang bersama dengan teman-temannya yang lain.

Setelah selesai membenahi peralatannya Yura juga berpamitan.

“Terima kasih banyak Tante, saya juga pamit dulu. Sampai bertemu nanti Dhik, kontak saja apabila ada yang sulit,” sapa Yura yang memiliki senyum paling menawan di antara keempat anak laki-laki lain yang ada disana.

“Okay Yur seep,” balas Dhika.

“Iyah, hati-hatilah di jalan yah anak-anak ku sayang, jangan lupa langsung kembali ke rumah kalian dan jangan bermain ke tempat lain dulu, nanti orang tua kalian khawatir.” Ibu Dhika segera menepuk pundak Dhika dan menyuruhnya untuk mengantar teman-temannya yang hendak pulang.

Di luar rumah, Dhika juga mengucapkan terima kasih kepada ke empat temannya yang sudah bekerja keras hari ini untuk menyelesaikan tugas kelompok sejarah dunia dari pak Yanto.

“Kalau begitu sampai nanti kawan, pulanglah dahulu, mandi dan makan, nanti malam kita akan coba saling kontak lagi lewat teleconference. Saya yakin besok pagi kita pasti bisa mempresentasikan tugas sejarah dari Pak Yanto dengan nilai sempurna.”

Setelah itu mereka berpisah satu sama lain untuk pulang menuju ke rumah mereka masing-masing.

Dhika melambaikan tangan kanannya, dan kembali masuk ke dalam rumahnya.

*****

“Dhika jam segini kamu kok masih asik main game sih, sekarang kan sudah hampir jam 6.30, ayo cepat kamu sarapan dan mandi dulu, nanti kamu bisa telat sampai ke sekolah.”

“Aduh iyah bentar ma, dikit lagi tanggung, Dhika sudah hampir berhasil mengalahkan bos terakhirnya.”

“Iyah ya sudah, tapi cepat, jangan sampai kamu bilang gak sarapan dulu karena gak keburu waktunya yah, mamah sudah siapkan makanan Dhika di meja makan.”

“Okay mah siappp, ahhh aduhhh, monster kurang ajar, rasakan pukulan ini, aktifkan skill tombak pembunuh naga.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • World Adventure: Rebirth of the Legendary Herbalist   Bab 90 :

    “Tidak, ini tidak benar, mereka sudah berbohong Pak,” Tommy tidak terima kebohongan itu. Dia jadi semakin tidak terkendali.“Pak, pasti … pasti ada rekaman cctv yang bisa kita lihat secara langsung. Bapak bisa melihatnya dari video rekaman cctv. Kami berenam benar-benar tidak bersalah.”“Kami pihak guru bagian disiplin tentu saja sudah melakukannya Tommy, tapi menurut pernyataan dari petugas cctv, video rekaman untuk kamera D1045 mengalami kerusakan. Karena itu kami tidak bisa melihat hasil rekamannya dan untuk mengatasi masalah itu kami sudah meminta kedua saksi ini untuk memberikan keterangan.”“Tapi Pak pernyataan mereka berdua itu bohong, bukan seperti itu kejadiannya.”“Sudah hentikan, kalian ini sudah membuat keributan, sekarang kalian juga berniat untuk memfitnah saksi?”Tommy merasa sangat kesal, tapi dia

  • World Adventure: Rebirth of the Legendary Herbalist   Bab 89 :

    “Pertarungaaann!!”Anak-anak berhamburan memperingatkan yang lain telah terjadi keributan di sekitar area ruang makan guild Demeter.Tommy menyerang pria yang baru saja menampar pipi kanan Evi.Billy bereaksi cepat menahan pria lain yang memiliki niat untuk menyerang Tommy dari belakang.Erlang bersama temannya yang lain datang mendekat untuk membantu, tapi Johan yang berbadan paling kekar menutup jalan mereka.Merasa terganggu dengan kehadiran Johan, Erlang langsung mengeluarkan serangan tinju kilat tanpa ragu ke arah perut bagian bawah Johan.Serangan itu begitu keras hingga mengeluarkan kilatan petir.Erlang menggunakan kekuatan genetiknya pada tinju yang dia lontarkan.Johan terlempar sejauh 2 meter bersamaan dengan meja dan kursi yang berada di sekitar lajurnya.Keadaan di sekitar

  • World Adventure: Rebirth of the Legendary Herbalist   Bab 88 :

    “Hentikan, dasar pria kotor, apa yang kamu sentuh sekarang.”Dhika tidak sadar kalau sebagian dari pergelangan tangannya sudah menyenggol salah satu bagian paling besar dan sensitif milik gadis itu.Bulatannya terasa begitu padat tapi cukup empuk dan lembut saat pergelangan tangan Dhika langsung bersinggungan dengan bagian itu.Dhika tidak mengelak kalau dia sepertinya menyukai memeluk gadis itu, baru kali ini dia merasakan sesuatu yang membuatnya begitu nyaman.“Hei apa yang sedang kamu lakukan, cepat lepaskan saya!!”Gadis itu berteriak lantang berulang kali tapi Dhika tetap saja tidak mau mendengarkan perkataannya, dia tetap merangkul gadis itu dan membawanya menuju tepian kolam yang lebih aman.Tepat saat berada di tepian kolam gadis itu langsung memperagakan sebuah gerakan judo, dia mengarahkan tangannya ke belakang, meraih kepala

  • World Adventure: Rebirth of the Legendary Herbalist   Bab 87 :

    “Dasar anak monster,” teriak Dimas saat jari tangannya digigit oleh Dhika yang terlihat masih berumur 1 tahun.“Dimas apa yang terjadi?” tanya Bunga dengan napas yang tersendat-sendat saat berlari menuju kamar Dhika.Dhika membuka kedua matanya, dia melihat jari tangan ayahnya terluka hingga meneteskan cairan darah yang cukup banyak.Dhika melihat di pojok ruangan kakaknya Darma yang berusia 11 tahun menangis ketakutan.‘Apa ini? Dimana saya? Papah? Mamah?’“Astaga Dimas tangan kamu sampai berdarah seperti ini, tunggu sebentar biarkan saya mengobati tangan kamu. Darma tolong bantu mamah ambilkan perban di sana.”Darma tidak bergeming, dia masih sangat ketakutan.“Argghh dasar monster, dia seharusnya tidak kita lahirkan, dia benar-benar sangat berbahaya untuk keluarga kita.”

  • World Adventure: Rebirth of the Legendary Herbalist   Bab 86 :

    Dhika memasuki ruangan yang terlindungi dengan berbagai sistem keamanan.Prof Einheart menaruh kornea matanya pada sebuah alat pendeteksi, setelah itu dia menempelkan kedua telapak tangan dan menyebutkan suara sandi untuk membuka pintu ruang penelitian.“Dhika kemarilah ikuti saya, saya akan menunjukan kepada kamu projek penelitian seperti apa yang sudah dikerjakan oleh kedua orang tua kamu.”Mengikuti langkah prof Einheart, Dhika melihat ada banyak tabung-tabung berisi ranting pohon berwarna hitam yang sedang diteliti oleh para dokter berbaju putih.Beberapa dokter yang melihat kedatangan prof Einheart memberikan hormat kepadanya.Prof Einheart membalas mereka dengan sebuah senyuman singkat sambil mengajak Dhika melihat lebih dekat ke arah tabung-tabung penelitian tersebut.Alexander dan Arnold berjalan mengikuti mereka dari belakang.&nbs

  • World Adventure: Rebirth of the Legendary Herbalist   Bab 85 :

    “Hei Dimas apakah kamu memperhatikan gadis baru itu?”“Ya saya tahu dia sangat cantik, memangnya kenapa kamu naksir sama gadis itu?” balas peneliti muda berusia 30 tahun bernama Dimas kepadanya.“Haha tentu saja saya sudah memperhatikan sejak dia masuk pusat penelitian ini 2 minggu yang lalu. Nama gadis itu Bunga, saya dengar dari prof Einheart dia adalah anak jenius yang sudah menyelesaikan gelar doktornya di usia 24 tahun.”“Saya dengar dia memang sangat pandai,” jawab Dimas datar tampak tidak terlalu berminat dengan topik pembicaraan ini.“Dimas, Dimas, hei sampai kapan kamu mau menjomblo seperti ini? Kamu itu sudah berumur 30 tahun, sudah saatnya kamu mencari pasangan hidup. Kalau saya masih belum berkeluarga, saya pasti sudah dekati gadis seperti dia, selain cantik dia sangat pintar. Bayangkan anak seperti apa yang akan lahir dari gadis secan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status