Share

Bab 5 : Dhika Satria

Author: Blue Leviatan
last update Huling Na-update: 2021-01-11 13:09:12

Games Virtual Reality yang sedang dimainkan oleh Dhika saat ini adalah alat pelatihan virtual yang telah dikembangkan oleh developer games Dopanda bekerjasama dengan organisasi sekolah pemburu monster di seluruh dunia.

Anak-anak yang belum memiliki ijin untuk bisa bertarung secara langsung dengan monster asli dari portal dimensi, bisa melatih dan membiasakan diri mereka dengan menggunakan alat ini. Beberapa skill yang diambil dari permainan ini bisa disesuaikan tergantung kebutuhan dari para pemakainya.

Saat ini Dhika belum memiliki kekuatan genetik apapun, oleh karena itu dia berlatih bertempur melawan monster dengan menggunakan skill-skill yang telah ada di dalam program game tersebut. Pada waktunya nanti ketika dia telah memiliki kekuatannya sendiri, program virtual reality ini bisa diatur untuk menyesuaikan diri dengan kekuatan yang dimiliki oleh penggunanya dan memberikan perhitungan efek yang sama dengan pertarungan yang sebenarnya.

Dhika terlihat sangat mahir dalam menggunakan ilmu tombak di dalam games virtual reality ini. Hal ini sebenarnya tidak mudah, karena games ini tetap membutuhkan gerakan sempurna dari para penggunanya untuk bisa mengeluarkan skill-skill tertentu.

Dhika yang sangat mengidolakan taring serigala tentu saja bisa melakukannya, dia telah berlatih menggunakan tombak dengan alat ini setiap pagi hari selama kurang lebih 2 tahun.

Alat seperti ini sebenarnya cukup mahal harganya dan tidak mudah untuk bisa dimiliki secara perseorangan, namun beruntung kakak Dhika memiliki sebuah akses dari tempat kerjanya sehingga dia bisa mendapatkan alat tersebut.

Kucuran keringat mengalir dengan deras di sekujur tubuh Dhika. Untuk anak berumur 7 tahun, Dhika memiliki postur tubuh yang sangat ideal sebagai seorang pendekar cilik. Beberapa tetangga yang melihat dirinya seringkali menanyakan apakah Dhika benar-benar merupakan anak kandung dari Dimas dan Bunga, karena karakter dan kepribadian Dhika ini sangat berbeda dengan kedua orang tua, bahkan kakaknya sendiri.

Ayah Dhika bekerja sebagai pekerja kantoran, sedangkan Ibu Dhika adalah ibu rumah tangga yang memiliki hobi melukis. Kakaknya Darma yang berusia 18 tahun saat ini adalah seorang ilmuan yang meneliti karakteristik monster dari dimensi lain di universitas umum.

Dalam garis keturunan keluarga Dhika tidak ada satupun yang memiliki bakat genetik sebagai pemburu monster, sedangkan Dhika saat ini yang masih berumur 7 tahun terlihat sebagai anak yang memiliki keterampilan sebagai pemburu monster.

“Hahhh hahhh hahh,” tarik nafasnya berart. “Akhirnya bos ini berhasil juga saya kalahkan hahaha. Sebentar sekarang ini sudah jam berapa?” Dhika segera melihat jam yang ada di dinding rumahnya. Dia tersentak kaget, ”Ahhh sudah jam segini, dugh harus cepat sarapan dulu, kalau tidak dimakan mamah pasti akan marah-marah lagi.”

Dhika melihat di meja makan telah disediakan ayam goreng dengan beberapa lalapan sayur dan sambal goreng kesukaannya. Dhika memakannya dengan lahap sekali, dia menikmati rasa yang didapatkan oleh lidahnya ketika butiran-butiran nasi putih hangat, bercampur dengan ayam goreng, lalapan sayur dan sambal goreng pedas masuk ke dalam mulutnya.

Dia terus memakannya dengan sangat cepat. Hanya dalam waktu 10 menit Dhika telah menyelesaikan menu sarapan paginya. Sekarang dia segera membuka bajunya yang bercampur keringat, membuangnya pada tampungan baju kotor, dan segera menyalakan keran dari shower air panas yang ada di rumahnya.

Dhika memperhatikan tampang dirinya pada cermin yang terletak di depan shower. Di depan cermin terlihat tampang seorang anak laki-laki berkarakter kuat, dengan alis dan mata yang sangat tajam. Rambutnya berwarna hitam pendek dengan potongan spike tipis pada samping bagian kiri dan kanannya. Dhika juga kemudian melanjutkan untuk melihat postur tubuhnya yang telah dia latih selama 2 tahun ini.

Berbeda dengan Reno yang cenderung kegemukan dan Doni yang bertubuh pendek, Dhika berperawakan tinggi dan langsing. Dia juga memiliki struktur otot lengan, perut dan kaki yang terlihat kuat dibandingkan dengan Yura yang cenderung lebih senang mengasah otaknya dibandingkan fisiknya. Namun karena saat ini dia masih berumur 7 tahun, perkembangan fisik tubuhnya belum bisa menjadi seperti layaknya orang dewasa yang bertubuh sempurna.

Sewaktu Dhika sedang asik memperhatikan perubahan pada tubuhnya, terdengar suara ketukan keras dari luar pintu kamar mandi.

< Dug dug dug dug >

“Dhika apa yang sedang kamu lakukan di dalam sana! Ayoo cepat sekarang sudah jam 7 lebih 15, kamu kan sekolah jam 8, nanti kamu telat.”

“Aduh iyah mam, bentar ini juga Dhika lagi cepet-cepet mandinya, bentar lagi beres.”

Dhika masih terlalu sibuk memperhatikan perkembangan postur tubuhnya sendiri, sampai-sampai dia melupakan kalau sebentar lagi dia harus segera berangkat kesekolah. Dhika kemudian segera membasuh dirinya.

*****

Dibandingkan dengan teman-teman seumurannya Dhika memang tampak lebih dewasa dan bisa diandalkan. Dia juga cukup banyak disukai oleh beberapa gadis cantik yang ada di sekolahnya.

Beberapa gadis memang menyukai Yura yang memiliki tampang imut dan pandai merayu, tapi beberapa gadis lebih menyukai Dhika karena dia memiliki karakter kuat, pandai, dan punya ambisi yang tinggi. Dhika saat ini memiliki peringkat ke 8 dari 257 anak seangkatan yang bersekolah di Lavender.

Lavender adalah salah satu sekolah dasar terbaik dari 15 sekolah dasar yang ada di kota Bandung. Sekolah ini terletak di tengah kota, dan memiliki luas tanah sekitar 1,5 hektar. Sekolah Dasar Lavender menerima anak-anak berumur 6 tahun, yang akan mereka latih selama 6 tahun disana sampai berusia 12 tahun. Anak-anak yang lulus dari sekolah ini nantinya akan mengenyam pendidikan lanjutan pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi.

Fasilitas yang disediakan oleh Lavender cukup banyak untuk level tingkat sekolah dasar. Disana mereka tidak hanya terfokus pada fasilitas untuk kelas pemburu monster, mereka juga memberikan fasilitas yang cukup banyak untuk kelas pendukung, bahkan mereka memiliki guru-guru terbaik untuk mengajar kelas umum bagi anak-anak yang ingin menjadi profesional pada bidang-bidang tertentu di luar kegiatan pemburu monster.

Pemilik sekolah Lavender dulunya adalah seseorang yang dikenal sebagai salah satu penempa senjata terbaik di negara ini. Senjata yang ia buat telah membantu banyak pemburu monster tingkat atas dalam misinya menyelamatkan dunia dari serangan monster yang muncul dari portal dimensi. Saat ini dia telah pensiun, dan ingin menggunakan hari-hari masa pensiunnya untuk melatih para generasi muda.

Lavender merupakan salah satu sekolah yang dikenal memiliki buku-buku kelas pendukung dan umum yang terlengkap di kota Bandung pada gerai perpustakaannya. Walau begitu pandangan masyarakat umum tentang kedua kelas ini tidaklah baik, mereka menganggap hanya kelas pemburu monster lah yang paling memiliki andil besar dalam dunia baru ini. Anak-anak dari kelas pemburu monster lebih memiliki banyak kesempatan untuk memiliki banyak uang dari hasil perburuannya.

*****

Dhika telah selesai mandi, dia juga telah mengenakan kemeja atas berwarna putih, celana jeans hitam, dan setelan rompi jas berwarna ungu yang merupakan seragam sekolah resmi.

Sekolah Lavender terkenal dengan anak-anaknya yang selalu berpenampilan trendy. Anak-anak yang bersekolah disana biasanya berasal dari golongan keluarga berpenghasilan menengah ke atas. Dhika cukup beruntung karena dia bisa memiliki kesempatan untuk menimba ilmu disana.

“Mam Dhika pamit dulu yah, sore ini Dhika kemungkinan akan pulang terlambat, ada beberapa kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, jadi kalau ada apa-apa, nanti mamah telepon saja.”

“Iyah Dhika tapi hati-hati yah di jalan, jangan suka melamun, nanti kamu bisa ditabrak orang.”

“Okay siapp mamah, Dhika berangkat dulu.”

Dhika menaruh papan jet hoverboardnya di aspal jalan, segera menaikinya dan meluncur dengan kecepatan tinggi menuju lokasi sekolahnya.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • World Adventure: Rebirth of the Legendary Herbalist   Bab 90 :

    “Tidak, ini tidak benar, mereka sudah berbohong Pak,” Tommy tidak terima kebohongan itu. Dia jadi semakin tidak terkendali.“Pak, pasti … pasti ada rekaman cctv yang bisa kita lihat secara langsung. Bapak bisa melihatnya dari video rekaman cctv. Kami berenam benar-benar tidak bersalah.”“Kami pihak guru bagian disiplin tentu saja sudah melakukannya Tommy, tapi menurut pernyataan dari petugas cctv, video rekaman untuk kamera D1045 mengalami kerusakan. Karena itu kami tidak bisa melihat hasil rekamannya dan untuk mengatasi masalah itu kami sudah meminta kedua saksi ini untuk memberikan keterangan.”“Tapi Pak pernyataan mereka berdua itu bohong, bukan seperti itu kejadiannya.”“Sudah hentikan, kalian ini sudah membuat keributan, sekarang kalian juga berniat untuk memfitnah saksi?”Tommy merasa sangat kesal, tapi dia

  • World Adventure: Rebirth of the Legendary Herbalist   Bab 89 :

    “Pertarungaaann!!”Anak-anak berhamburan memperingatkan yang lain telah terjadi keributan di sekitar area ruang makan guild Demeter.Tommy menyerang pria yang baru saja menampar pipi kanan Evi.Billy bereaksi cepat menahan pria lain yang memiliki niat untuk menyerang Tommy dari belakang.Erlang bersama temannya yang lain datang mendekat untuk membantu, tapi Johan yang berbadan paling kekar menutup jalan mereka.Merasa terganggu dengan kehadiran Johan, Erlang langsung mengeluarkan serangan tinju kilat tanpa ragu ke arah perut bagian bawah Johan.Serangan itu begitu keras hingga mengeluarkan kilatan petir.Erlang menggunakan kekuatan genetiknya pada tinju yang dia lontarkan.Johan terlempar sejauh 2 meter bersamaan dengan meja dan kursi yang berada di sekitar lajurnya.Keadaan di sekitar

  • World Adventure: Rebirth of the Legendary Herbalist   Bab 88 :

    “Hentikan, dasar pria kotor, apa yang kamu sentuh sekarang.”Dhika tidak sadar kalau sebagian dari pergelangan tangannya sudah menyenggol salah satu bagian paling besar dan sensitif milik gadis itu.Bulatannya terasa begitu padat tapi cukup empuk dan lembut saat pergelangan tangan Dhika langsung bersinggungan dengan bagian itu.Dhika tidak mengelak kalau dia sepertinya menyukai memeluk gadis itu, baru kali ini dia merasakan sesuatu yang membuatnya begitu nyaman.“Hei apa yang sedang kamu lakukan, cepat lepaskan saya!!”Gadis itu berteriak lantang berulang kali tapi Dhika tetap saja tidak mau mendengarkan perkataannya, dia tetap merangkul gadis itu dan membawanya menuju tepian kolam yang lebih aman.Tepat saat berada di tepian kolam gadis itu langsung memperagakan sebuah gerakan judo, dia mengarahkan tangannya ke belakang, meraih kepala

  • World Adventure: Rebirth of the Legendary Herbalist   Bab 87 :

    “Dasar anak monster,” teriak Dimas saat jari tangannya digigit oleh Dhika yang terlihat masih berumur 1 tahun.“Dimas apa yang terjadi?” tanya Bunga dengan napas yang tersendat-sendat saat berlari menuju kamar Dhika.Dhika membuka kedua matanya, dia melihat jari tangan ayahnya terluka hingga meneteskan cairan darah yang cukup banyak.Dhika melihat di pojok ruangan kakaknya Darma yang berusia 11 tahun menangis ketakutan.‘Apa ini? Dimana saya? Papah? Mamah?’“Astaga Dimas tangan kamu sampai berdarah seperti ini, tunggu sebentar biarkan saya mengobati tangan kamu. Darma tolong bantu mamah ambilkan perban di sana.”Darma tidak bergeming, dia masih sangat ketakutan.“Argghh dasar monster, dia seharusnya tidak kita lahirkan, dia benar-benar sangat berbahaya untuk keluarga kita.”

  • World Adventure: Rebirth of the Legendary Herbalist   Bab 86 :

    Dhika memasuki ruangan yang terlindungi dengan berbagai sistem keamanan.Prof Einheart menaruh kornea matanya pada sebuah alat pendeteksi, setelah itu dia menempelkan kedua telapak tangan dan menyebutkan suara sandi untuk membuka pintu ruang penelitian.“Dhika kemarilah ikuti saya, saya akan menunjukan kepada kamu projek penelitian seperti apa yang sudah dikerjakan oleh kedua orang tua kamu.”Mengikuti langkah prof Einheart, Dhika melihat ada banyak tabung-tabung berisi ranting pohon berwarna hitam yang sedang diteliti oleh para dokter berbaju putih.Beberapa dokter yang melihat kedatangan prof Einheart memberikan hormat kepadanya.Prof Einheart membalas mereka dengan sebuah senyuman singkat sambil mengajak Dhika melihat lebih dekat ke arah tabung-tabung penelitian tersebut.Alexander dan Arnold berjalan mengikuti mereka dari belakang.&nbs

  • World Adventure: Rebirth of the Legendary Herbalist   Bab 85 :

    “Hei Dimas apakah kamu memperhatikan gadis baru itu?”“Ya saya tahu dia sangat cantik, memangnya kenapa kamu naksir sama gadis itu?” balas peneliti muda berusia 30 tahun bernama Dimas kepadanya.“Haha tentu saja saya sudah memperhatikan sejak dia masuk pusat penelitian ini 2 minggu yang lalu. Nama gadis itu Bunga, saya dengar dari prof Einheart dia adalah anak jenius yang sudah menyelesaikan gelar doktornya di usia 24 tahun.”“Saya dengar dia memang sangat pandai,” jawab Dimas datar tampak tidak terlalu berminat dengan topik pembicaraan ini.“Dimas, Dimas, hei sampai kapan kamu mau menjomblo seperti ini? Kamu itu sudah berumur 30 tahun, sudah saatnya kamu mencari pasangan hidup. Kalau saya masih belum berkeluarga, saya pasti sudah dekati gadis seperti dia, selain cantik dia sangat pintar. Bayangkan anak seperti apa yang akan lahir dari gadis secan

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status