Share

Sintia

Mengetukkan jari pada meja, seorang gadis menghela nafas lelah, menatap kearah sebuah bangku kosong dengan pandangan sendu.

Untuk yang kesekian kali, ia kembali menghela nafas. Rambut hitam sedikit putih gadis itu biarkan tergerai sehingga angin bisa bermain main dengan rambutnya.

"Sintia!"

Sintia tersentak dari lamunan, membawa seluruh kesadaran kembali kedalam tubuh.

Seorang remaja laki laki dengan rambut pirang berjalan mendekati Sintia dengan seulas senyum, tampak polos

"Hai, Brian," sapa balik Sintia dengan lesu seperti tak sarapan, tapi kenyataannya memang begitu.

Melihat Sintia lesu seperti itu membuat kebingungan hinggap diwajah Brian, remaja yang memiliki setengah darah Eropa itu duduk dihadapan Sintia.

"Ada apa? Kenapa tampak lesu sekali?" tanya Brian dengan sedikit aksen Inggris, anak itu masih belum terbiasa menggunakan aksen Indonesia walau sudah tiga tahun berada disini.

Sintia tersenyum lemah dan lebih memilih un

Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status