Share

YOUTUBER DAN KONTRAKAN BERHANTU
YOUTUBER DAN KONTRAKAN BERHANTU
Author: Susi Riyanti

Awal mula

Author: Susi Riyanti
last update Last Updated: 2021-08-26 15:14:05

Sebuah koran teronggok di bangku halte busway. Tulisan tentang iklan kontrakan menarik minat seorang pemuda untuk mengambilnya. Setelah mengamati sekeliling, memastikan koran itu tak bertuan barulah pemuda itu mengambilnya, lalu duduk dan membacanya. Dialah Aldo. Pemuda yang sedang mencari kontrakan untuk ia tinggali sementara. Sebagai lulusan teknik komputer, Aldo kini sedang merintis sebagai konten kreator di berbagai media sosial. Mulai dari You*ub, T*ktok dan I*. Sudah mengantongi ratusan ribu Subscriber membuat Aldo ingin fokus dengan pekerjaan barunya sebagai Youtuber atau konten kreator. Maka dari itu, ia membutuhkan sebuah ruangan atau kamar khusus, agar bisa lebih fokus bekerja.

Setelah beberapa kali mencari di lembar iklan koran itu. Pandangan Aldo tertuju pada sebuah iklan yang tertulis angka dua ratus ribu rupiah per bulan. Harga yang sangat murah untuk kontrakan di ibu kota metropolitan. Letaknya juga sangat strategis di daerah pusat Jakarta. Aldo pun langsung menghubungi nomor yang tertera.

"Halo, benar dengan kontrakan Kenanga?"

"Iya, benar. Ada apa ya, Mas?"

"Kontrakannya, masih kosong gak, Mba?"

"Oh. Masih-masih. Mas mau nyewa?"

"Serius itu dua ratus per bulan?"

"Serius. Beneran, Mas. Dua ratus ribu rupiah per bulan,"

"Kok murah banget ya, Mba?"

"Ya, sudah dua juta aja kalau gitu,"

"Eh, enggak. Saya cuma mastiin aja."

"Ya sudah. Minat, gak?"

"Iya minat."

"Datang saja ke alamat itu, kalau sudah dekat, telepon saya. Nanti di jemput dekat gangnya."

Tanpa merasa curiga apapun, setelah telepon berakhir Aldo bergegas menuju alamat di iklan itu. Jalan kenanga no 45. Hanya sekitar lima belas menit saja dengan ojek online sudah sampai di alamat itu. Setelah sampai di depan gang, Aldo pun menghubungi nomor tadi.

"Mba, saya sudah di depan gang. Dekat tukang bakso."

"Iya, saya ke sana sekarang."

Tak lama, seorang wanita paruh baya muncul dari dalam gang." Mas yang mau ngontrak, ya? Mari ikut saya!"

Aldo pun mengikuti ibu tersebut. Hanya melewati beberapa rumah saja, sudah sampai di kontrakan yang di maksud.

Kontrakannya berada di lantai dua. Sedangkan rumah pemilik di bawahnya. Terdapat empat buah kontrakan.

"Ini yang dua ratus ribu." Ibu itu menunjukan kontrakan paling ujung dan membuka pintunya. "Silahkan, lihat-lihat dulu."

Kontrakan berukuran 6x4 meter. Sebuah ruangan tanpa sekat lalu dapur dan kamar mandi kecil di belakang. Semua bersih dan rapi. Aldo pun menyukainya.

"Oke, saya ambil, Bu. Ini. Satu juta. Saya bayar lima bulan sekaligus." Aldo sangat senang bisa mendapat kontrakan yang cukup luas, membuatnya bisa leluasa mengedit dan membuat rekaman tanpa harus takut mengganggu orang lain.

Sudah ada kasur, selimut dan lemari disediakan oleh pemilik kontrakan. Aldo tak perlu repot banyak membawa barang. Cukup sebuah meja untuk meletakan laptopnya dan kursi untuk ia duduk agar nyaman memainkan jemari di keyword.

Setelah ibu kontrakan pergi, Aldo mulai berbenah. Suasana ruangan itu jadi dingin seketika. Ditambah tak ada jalan cahaya. Walau siang hari pun, lampu harus tetap di nyalakan. Tiba-tiba bau anyir darah menyeruak. Aldo sampai terbatuk-batuk dan mau muntah. Ia lalu membuka pintu dan keluar. Sengaja pintu dibiarkan terbuka agar udara bisa masuk mengganti bau yang entah dari mana. 

Hari sudah mulai petang. Matahari telah terbenam meninggalkan rona kemerahan di langit ufuk barat. Seiring dengan lantunan azan berkumandang. Sunyi dan sepi saat malam menjelang di kawasan itu. Hanya ada lampu-lampu bisu dan angin yang berpindah tempat. Aldo yang berniat mencari makan, mengurungkan niatnya. Ia kembali ke dalam kontrakan untuk berbenah.

"Siaran live asyik nih," ujar Aldo. Ia lalu menghidupkan handphonenya dan melakukan siaran live.

"Hai gais ini kontrakan baru aku. Lelah banget seharian nyari, baru dapet. Yuk temenin aku beres-beres," ucap Aldo pada layar kamera.

Lalu sebuah chat memberi komentar.

"Do, kok rame banget. Ada pesta ya di belakang?"

"Do, itu yang nangis siapa?"

"Do, ada yang ngejerit"

Aldo yang membaca komentar di layarnya seketika merinding.

"Jangan bercanda ah. Gak lucu. Orang aku sendirian di sini. Hahaha" jawab Aldo. Ia pun meneruskan kegiatan beres-beresnya sambil berbicara pada kamera. Setelah selesai memasang sprei pada kasurnya, Aldo pun mengecek kembali komentar-komentar penontonnya.

"Do, serius ada yang nangis."

"Iya, aku juga denger."

"Dia sengaja kali bikin konten horor."

"Do, cewe yang disuruh nangis sama Lo, menghayati bgt. Persis bgt kun-kun"

Aldo panik. Semua penontonnya mengatakan kalau mereka mendengar suara tangisan. Aldo menghentikan siaran langsungnya dan mengecek kembali video yang ia buat tadi. Anehnya videonya susah kembali di putar. Loading. Aldo pun menelepon sahabatnya yang tadi ikut berkomentar.

"Ref, tadi beneran kamu denger suara perempuan nangis di video live ku?

"Iya, bener. Malah temen-temen lagi rame bahas kamu. Katanya ide kamu bikin konten horor sukses bikin mereka merinding."

"Aslinya, Ref? Jangan bercanda." ujar Aldo

"Ya elah masa gue bohong,"

Lalu video itu terputar dengan sendirinya. Ada suara Aldo yang sedang bicara dan benar, ada suara tangisan seorang wanita. Tangisannya sangat memilukan. Semakin lama-semakin keras. Aldo jadi paranoid. Jelas-jelas ia hanya sendirian saat gambar itu di ambil.  Lalu bagaimana bisa ada suara yang ikut terekam?

Aldo mengecek kembali video yang ia buat untuk mengedit bagian mana saja yang perlu dibuang. Ternyata suara tangisan dan tertawa itu hampir ada di setiap rekaman.

Aldo takut sekaligus bingung  tak mengerti dengan keadaan yang sedang ia alami. Ini pertama kalinya ia mengalami hal diluar nalar seperti ini. Semakin lama menontonnya, bulu kuduk Ald semakin berdiri. Ia putuskan untuk memejamkan mata saja namun sulit matanya terpejam. Dari mana suara-suara itu berasal ya?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • YOUTUBER DAN KONTRAKAN BERHANTU   Berakhir pahit untuk Aldo

    "Sebenarnya, kita mau kemana sih, Nek?""Ke kontrakan Kenanga."Bu Lastri terkejut saat si Nenek memperlihatkan wajah aslinya yang rusak. "Astagfirullah haladzim" ucap Bu Lastri yang kemudian tak sadarkan diri.Pertarungan antara Ustad Junaidi dan kawan-kawan beserta Doma masih berlangsung sengit. Para santri yang membantu membaca shalawat satu per satu berguguran.Doma melihat Pak Rudi juga ada di pihak mereka yang ikut menyerang. Doma mengeluarkan kertas pengunci roh jahat lalu menempelkannya di dahi Pak Rudi. Ia lalu tergeletak lemah. Setidaknya, ia bisa mengamankan dulu Pak Rudi dari pertempuran ini.Ustad Junaidi masih mendapat perlawanan dari Bi Sumi. Ustad mengalungkan tasbihnya pada leher Bi Sumi. "Aduh! Aduh, panass!" teriak Bi Sumi. Lehernya seperti terbakar dan kepulan asap

  • YOUTUBER DAN KONTRAKAN BERHANTU   Penyelamatan

    Pertarungan makin sengit. Doma dihadang habis-habisan oleh mahluk berwujud wanita berambut panjang hingga menutupi sebagian wajahnya yang berjalan merangkak seperti laba-laba. Di lantai bawah Ustad Junaidi mendapat serangan berupa angin yang sangat kencang hingga hampir melemparkan tubuhnya.Angin yang membuat siapapun yang berada di pusarannya menjadi kesulitan bernapas.Walau entah bertarung dengan siapa, seperti terlihat bertarung melawan angin padahal sesungguhnya penghuni kontrakan Kenanga tengah melakukan perlawanan dengan kekuatan tak kasat mata yang sangat dahsyat.Teman Ustad Junaidi yang lain berjumlah lima orang juga mengalami serangan yang sama. Mereka tetap bertahan melantunkan ayat suci Al-Qur'an untuk melawannya. Para santri pun diminta membacakan surah Yasin sekencang-kencangnya. Nahas beberapa orang santri seperti kehilangan pita suaranya. Bacaan-nya tak

  • YOUTUBER DAN KONTRAKAN BERHANTU   Pertarungan dimulai

    "Do. Jangan, Do. JANGAN!!"Aldo melemparkan tubuhnya dari ketinggian yang bisa meremukkan tubuhnya jika menyentuh tanah.Refleks Pelita menjerit dan menutup mata. Secara tak sadar ia telah menggunakan kekuatannya untuk menahan gaya gravitasi sehingga tubuh Aldo tak serta merta mencium tanah.Perlahan Pelita membuka matanya. Sedikit demi sedikit. Ia takut saat matanya terbuka, sebuah pemandangan mengenaskan terpampang nyata di hadapannya. Tak ada pemandangan Aldo jatuh, yang ada ia malah menatap tajam pada Pelita seperti seekor harimau yang siap menerkam mangsanya. Aldo tiba-tiba melesat ke Arah Pelita dan berusaha mencakar dengan tangannya. Tapi tiba-tiba Doma hadir menghalau serangan itu hingga Aldo terpental.Karena merasa kalah, Aldo lalu berlari entah ke mana."Thanks, ya." Pelita ucapkan pada

  • YOUTUBER DAN KONTRAKAN BERHANTU   Pengakuan Rudi dan Aldo

    #Kontrakan_200_Ribu_35"Kenapa kau mengawetkannya?" tanya Doma sambil meletakkan jenazah itu ke dalam peti. Pak Rudi tertunduk malu sekaligus sedih."Begini ... sebenarnya ... Emhh ... aku takut mayatnya diautopsi polisi. Aku merasa bersalah sekaligus takut jika kematian Kalina menimbulkan masalah untukku nantinya.Ini sebagai ungkapan terakhirku untuk melindunginya." Pak Rudi langsung menangis di samping peti."Tapi arwahnya tak tenang jika tak dikebumikan. Untuk apa? Toh dia tak akan hidup lagi. Bantu aku menghancurkan kerajaan jin yang dibangun oleh suami Bu Lastri dan Bi Sumi. Maka, Kalina pun akan terbebas."Setelah mengatakan itu, arwah Kalina datang dan menatap Doma. Ia menangis bercucuran air mata dengan wajah yang datar.Walau akhirnya Doma tak akan bisa melihat Kalina la

  • YOUTUBER DAN KONTRAKAN BERHANTU   Mayat yang di dalam koper

    Beberapa saat setelah meminum minuman yang diberikan Pak Rudi, Doma tergeletak. Pak Rudi bergegas membawa Doma yang tak sadarkan diri itu ke ruang bawah tanah. Susah payah ia menyeret tubuh tambun itu. Hingga akhirnya sampai juga di depan sebuah peti. Doma digeletakan begitu saja di pinggirnya."Aku akan menyembunyikanmu di sini, Nak. Kalian akan aman di sini," ucap Pak Rudi. Lalu ia keluar dari tempat itu dan menguncinya kembali.Ustad Junaidi yang terluka akibat gigitan Aldo di pundaknya mengobati luka itu di pondok pesantren. Sengaja ia tak pulang ke rumah, karena tak ingin membuat istrinya hawatir walau jarak rumah dan pondok hanya terhalang empang saja."Seperti gigitan hewan buas, Tad. Habis tarung di mana?" tanya dokter jaga pesantren yang juga teman karibnya--Ustad Habibi."Yakin ... itu gigitan binatang?"tanya

  • YOUTUBER DAN KONTRAKAN BERHANTU   Jebakan

    Pelita dan Doma berusaha menggedor-gedor pintu. Namun pintu yang dikunci dari luar sangat sulit walau Doma berusa dobrak. Lewat jendela pun mana mungkin, apartemen Aldo ada di lantai atas lagi pula jendela pun ikut terkunci."Sebenarnya siapa yang mengurung kita di sini? Apa mungkin Aldo? Tapi untuk apa?" tanya Pelita pada Doma ."Entahlah, aku juga blank," jawab Doma."Aku khawatir, dia dalam bahaya." Pelita berucap sambil memandang langit ibu kota dari balik jendela."Pasti sedang ada hal besar. Makanya kita dikurung di sini." Doma dan Pelita berusaha memikirkan bagaimana cara mereka keluar dari kamar itu. Menelepon seseorang pun tak mungkin, pasti Apartemennya di kunci. Doma melihat Pelita tengah fokus pada lubang kunci. Ya ternyata kuncinya menempel dan Pelita berusaha memutar kunci itu dengan kekuatan batinnya. Itu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status