Share

Simple Story

Happy Reading.

"Aku rasa ini lebih bagus. Lihat saja, warnanya lebih feminim dan semua wanita menyukai hal seperti itu." Dastan menyodorkan sebuah gambar pada Sean.

"Warna itu memang bagus namun sangat tidak cocok dengan kepribadian wanitanya." Boby bersigap menolak gagasan Dastan. "Bayangkan saja sentuhan dekorasinya selembut itu, bisa-bisa wanita bar-bar itu akan mengejek kemampuan ku." lanjutnya lagi.

"Memangnya kau tahu selera kesya bagaimana?" kedua mata Dastan mengecil, menantikan kelanjutan dari kalimat Bobby.

"Apa kau lupa bahwa Tuan Sean yang terhormat ini sudah mengikat jiwa ku." dengan sengaja Bobby melempar tatapan jengkel pada Sean. "Jadi sebagai seorang hamba, aku punya kewajiban untuk mengetahui semua tentang tuanku, termasuk nyonya Kesya." sindirnya sinis.

"Aku tidak menyuruh mulut mu untuk bekerja Bobby, tapi otakmu." Sean memberi penekanan di kata terakhirnya namun, bukan bermaksud untuk menyakiti.

<
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status