Share

JANGAN MENCOBA MENCERAIKANNYA NANTI

“Percayalah! Mama tidak marah sama kamu, mama kamu mungkin hanya terkejut kenapa kisahnya sama persis dengan kehidupan kami dulu.”

Jeni terdiam, ia menghapus air matanya dan berusaha tenang kembali karena si kecil di dalam perutnya kembali berulah, perutnya kram, Jeni mengelus perutnya pelan-pelan.

“Iya Pa, terimakasih.”                                                                         

“Sama-sama. Ayo habiskan makanannya.”

“Enggak Pa, aku sudah kenyang. Aku sebenarnya tadi mau ke kampus, ada janji dengan dosen pembimbing.”

“Tidak

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status