Share

NGIDAM

Jeni menyeringai puas, bersamaan dengan hal itu mualnya hilang. Ia mengelus perutnya yang sudah sedikit membuncit dengan perasaan senang.

Mobil Louis kemudian melaju kembali menuju warung mie ayam depan kampus. Sesampainya di sana, Jeni merasa tidak sabar untuk segera memesan mie ayamnya, ia dengan penuh semangat turun dari mobil Louis dan langsung menghambur masuk ke warung.

Memesan dua mie ayam juga dua es kelapa muda.

Tak sabar, Jeni berkali-kali menelan salivanya begitu tercium bau mie ayam yang baru saja dihidangkan di mejanya, ia meraih mie ayam itu dan langsung menyambarnya.

“Jeni, itu masih panas.”

“Aku tiupin mienya,” kilah Jeni.

“Jeni, sabar dong, nanti lidah kamu kepanasan.”

Jeni menyeringai.

“Bukan aku yang tidak sabar Louis, tapi anak kamu.”

“Hmm. Bukannya tadi kamu juga sudah makan di rumahku?”

Louis semakin muak dengan tingkah laku Jeni.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status