Share

3. TERBANGUN DI TUBUH YANG BERBEDA

POV Zaha

Aku mengerjapkan mata beberapa kali, lalu membuka mata pelan. Kulihat samar tempat dimana Aku terbaring, masih serasa sakit disekujur tubuhku.

'Dimana ini? Apa Aku masih hidup atau sudah mati?'

Ruangan serba putih adalah hal yang pertama kali ku lihat ketika terbangun dan aku merasa sangat asing dengan tempat ini.

"Suster tolong periksa anak ini! Ia sudah sadar." Teriak seorang Bapak-bapak sambil membawa seorang perawat perempuan.

Aku yang masih merasa sangat lemah hanya bisa membiarkan perawat tersebut memeriksa keadaanku.

"Dek, kamu bisa melihat saya?" Tanya perawat tersebut sambil menyinari mataku dengan sebuah senter kecil.

'Dek? Kenapa perawat ini memanggilku dengan panggilan itu?'

'Melihat dari penampilannya, seharusnya ia memanggilku dengan sebutan 'Kak' atau 'Bapak',' Pikirku heran. 

Menurutku, usia perawat yang sedang tersenyum ramah ketika merawatku ini tidak lebih dari 25 tahun.

Hal ini, sangat aneh. 'Apa aku terlihat seperti seseorang yang lebih muda darinya?'

Meski begitu, Aku menganggukkan kepala padanya. Astaga, Aku baru sadar jika kepalaku masih ada perbannya dan masih terasa berat.

Dalam hati Aku bertanya-tanya, tentang bagaimana aku bisa sampai berada disini? Seharusnya, aku sudah mati saat ini.

Sangat mustahil! Aku masih bisa hidup dengan banyaknya luka yang kuderita.

Ditambah lagi, dengan jatuh ke dalam jurang dan tentunya membuat tubuhku pasti hancur tak berbentuk. Sebuah kilasan memori, saat terakhir aku menghembuskan napas terakhir masih terbayang dengan begitu jelas.

Ini sangat aneh!

'Lalu, bagaimana aku bisa terbangun di tempat ini?'

"Suster, dimana saya? Bagaimana Saya bisa sampai disini ?" Tanyaku penasaran..

"Kamu tidak ingat mengalami kecelakaan seminggu yang lalu? Kamu kena tabrak oleh mobil yang dikendarai oleh anak perempuan Bapak ini." tanya perawat tersebut sambil menoleh pada Bapak yang membawanya masuk tadi.

Aku menatap wajah bapak yang ditunjuk oleh si perawat, aku benar-benar tidak mengenalinya.

'Tunggu dulu! Bagaimana bisa Aku ditabrak? jika kejadian yang sebenarnya bukanlah seperti itu.' Pikirku bertanya-tanya.

Namun kepalaku terasa sangat berat untuk di ajak berpikir, akhirnya pandanganku kembali menjadi gelap. Aku tidak tahu lagi apa yang terjadi setelahnya, meski sayup aku masih bisa mendengar suara panggilan si perawat dan pria paruh baya tersebut, yang memanggilku dengan nada cemas.

Aku terbangun saat jam menunjukkan pukul 8 malam.

Namun kali ini, tidak seperti sebelumnya. Aku bisa bangun dengan normal seperti biasanya, kepalaku juga sudah tidak terasa berat seperti sebelumnya. Aku melihat detail seluruh ruangan, ternyata cuma Aku saja yang dirawat dalam ruangan ini, itu artinya Aku dirawat dalam ruangan VIP.

Aku melihat ke arah tubuhku yang masih mengenakan pakaian khusus pasien, berwarna hijau. Tapi, aku merasa ada yang aneh, tubuhku terasa jauh lebih kecil dan lebih kurus dari biasanya. Aku mengangkat tanganku dan memperhatikannya dengan lebih seksama.

'Astaga! Ini bukanlah tubuhku. Apa yang sebenarnya telah terjadi?' Pikirku dengan jantung berdegup kencang.

Tidak lama, masuk seorang Dokter perempuan didampingi oleh dua orang perawat wanita ke dalam ruangan.

Aku sangat akrab dengan wajah itu, 'Bukankah dia adalah dokter Anna?'.

Dia merupakan bagian dari masa laluku, ketika Aku masih aktif di pasukan khusus dahulu, satu-satunya wanita yang pernah dekat denganku setelah aku kehilangan kakak perempuan dan ibuku.

'Lalu, kenapa Anna yang masuk ke dalam ruangan ini? Bukankah Anna bekerja di rumah sakit militer. Apa jangan-jangan?"

"Malam, dek! Bagaimana kabar kamu hari ini?." Tanya dokter Anna Ramah.

"Saya baik An... Eh, maksud saya, dokter Anna."

'Hampir saja, aku salah menyebut namanya.'

Dari cara Anna menyapaku, semakin jelas kalau 'aku' bukanlah diriku saat ini. Dokter Anna sempat sedikit terkejut ketika mendengarku hampir salah menyebut namanya.

Dokter Anna meletakan stetoskop di tubuhku, lalu memeriksa tekanan darahku.

"Hmn, semuanya normal! Tinggal pemulihan luka luarnya saja, mungkin beberapa hari ke depan kamu sudah bisa pulang." Ujar Dokter Anna sembari tersenyum ramah.

Sebuah senyuman indah yang pernah sempat mengisi hari-hariku di masa lalu. Dalam hati aku hanya bisa tersenyum getir, 'tentu saja Anna sudah melupakanku'

Aku tidak berani berharap banyak lagi.

"Maaf, dokter. Sebenarnya, saya ada dimana?" Tanyaku coba mempelajari apa yang sebenarnya terjadi.

"Ini dirumah sakit umum xx, Jakarta Selatan." Jawab dokter Anna ramah.

Huft, Aku bisa bernafas lega sekarang.

Dokter Anna tampak tersenyum, mungkin dia memaklumi kebingunganku.

"Ada lagi yang bisa saya bantu ?" tanya Dokter Anna.

"Kalau boleh tahu, bagaimana saya bisa dibawa kesini, dokter? Siapa saja yang tahu kalau saya ada disini?" Tanyaku lebih lanjut. Karena aku sangat penasaran, aku terbangun dalam tubuh siapa saat ini?.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status