Home / Romansa / Zombieing / Bab 5. Annoying Period

Share

Bab 5. Annoying Period

Author: nadiinath
last update Last Updated: 2022-04-12 12:24:40

Bulan yang datang di waktu yang salah memang memalukan.

~

Naira bergerak gelisah di tempat duduknya. Di tengah meeting dengan pak Rino tadi, ia merasakan ada sesuatu yang keluar dari bagian bawahnya. Aduh, tidak lucu kan jika bulanannya datang di waktu yang tidak tepat seperti ini.

Setelah kepergian pak Rino, ia ingin sekali ke toilet dan mengecek tamu itu. Tapi, bagaimana kalau sampai tembus? Mana sekarang ia pakai celana putih. Hiks.

"Kenapa?"

"En-engga apa-apa kok Pak" ucap Naira sambil nyengir. Ya kali ia bilang pada Bos kalo tamu bulannya sedang datang. Bisa malu tujuh turunan.

"Ngga usah bicara formal. Jam kerja sudah berakhir"

Yeee, bilangnya ngga usah bicara formal, tapi dia sendiri sedang bicara formal. Tak tau lah. Naira sudah capek menghadapi Bian.

"Ayo pulang"

"Eh eh, bentar Pak, jangan pulang dulu" mati-mati. Bagaimana ini Tuhan? Mana baju yang dipakainya tidak sampai menutupi pantat. Hiks.

"Kenapa lagi?"

"Tamusayakayaknyadatengpak" ucap Naira cepat sambil menunduk. Duh, baru juga ketemu, kenapa malu-maluin begini sih.

"Hah? Gimana-gimana?"

"Tamu bulanan saya Pak kayaknya sekarang dateng" bisik Naira tepat di telinga Bian. Ia tidak mau sampai orang lain mendengar percakapan memalukan ini.

"Oh, terus?"

"Kok terus sih Pak? Ya bapak pinjemin jas kek buat nutupin celana saya. Kan saya malu Pak"

"Enak aja. Jas saya mahal ya. Emang kamu sanggup ganti jas yang seharga gaji kamu setahun?"

Heh? Apa? Jas seharga gaji setahun? Gila. Pantas saja begitu indah dengan kain perak mengkilap yang menghias bagian kerah. Loh loh, kok jadi bahas jas?

"Perhitungan banget sih. Perasaan dulu bakal ngelakuin apapun buat..."

"Ooh sudah mengenali saya ternyata. Ok ok, saya bakal jadi Bian yang ngelakuin apapun buat kamu"

Eh? Kok gitu? Maksud Naira tadi kan... Heeeeh. Ia hampir mengumpat saat merasakan sebuah jas yang dilemparkan tepat di depan wajahnya. Kurang ajar memang.

"Saya tunggu di mobil"

"Ish, jadi cowok ngga ada manis-manisnya. Pengen gue sleding tapi doi sekarang bos gue, hiks" Naira mengumpat kesal sambil menautkan lengan jas milik Bian ke pinggulnya.

"Cepet, doimu ini ngga suka nunggu" ucap Bian yang kemudian pergi begitu saja. Sombong sekali pria itu.

"Iya iya Pak, sabar dong. Heran sensi mulu. Gue yang mens, eh dia yang PMS"

"NAIRA CEPET"

Allahu, pengen ku ruqyah titisan jin ifrid satu itu. Terbuat dari apa sih dia, pasti campuran tanah dan tai. Sabar Nai, Bian yang sekarang sudah keluar wujud aslinya.

Karena tidak ingin mendapat amukan lagi dari Bian, Naira pun segera menuju parkiran. Ia mengernyitkan dahi bingung melihat pria itu yang duduk di kursi supir. Akhirnya peka juga, harusnya kan memang pria yang menyetir.

"Seatbelt jangan lupa. Cek juga, jangan sampe darah kotor kamu kena mobil mahal saya"

"Inggih Ndoro" ucap Naira malas.

Hening. Lagi-lagi perjalanan kali ini sepi. Tidak ada yang berani memulai percakapan. Hadeh boro-boro ngomong, liat wajah Bian yang tidak bersahabat aja sudah membuatnya ciut.

"Pak, mampir ke minimarket ya. Saya mau beli sesuatu"

"Hm"

Naira menghembuskan nafas pasrah. Jika bukan karena urgent, ia ogah bicara dengan pria itu. Tapi kan setelah ini ia masih ada kerjaan di kantor, tidak mungkin ia tidak memakai pembalut sampai pulang kerja. Bisa banjir nanti kantor Bian.

Bian memarkirkan mobilnya tepat di depan minimarket. Duh, untung saja pria itu berbaik hati mau menuruti kemauannya. Naira pun langsung melepas seatbeltnya dan keluar dari mobil.

"Eh Pak, kok ikut turun"

"Memangnya minimarket itu punya bapakmu? Cih" ucap Bian datar kemudian meninggalkan Naira yang masih cengo.

Sabar Nai, orang sabar jodohnya besok dateng. Amiiin.

*****

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Zombieing   Bab 17. Naira dan Selingkuhannya

    Kenapa harus bertemu jika hanya menebarkan garam di atas luka? Takdir sungguh kejam.~"Uda sah? Ha ha ha, halu banget tuh orang"Wajah Bian sontak berubah menjadi cemas. Pikirannya melambung, berusaha mengingat wajah Naira yang terlampau serius saat mengatakan hal itu.Tidak mungkin kan kalau dia sudah menikah. Buktinya status di CV gadis itu masih lajang. Iya benar, gara-gara penasaran, Bian sampai meminta data tersebut pada salah satu karyawan HRD.Yang pasti bukan Hilmi. Bisa gawat kalau pria itu mengadu pada Naira jika dirinya ini kepo dengan asistennya. Iya kalau dia hanya mengadu, kalau sampai menghajarnya bagaimana?Masalahnya, Bian belum tau status diantara mereka, jadi ia tidak boleh gegabah. Naira juga tidak mengatakan dengan siapa dia menjalin hubungan. Bisa jadi dengan Ganendra, Hilmi, atau bahkan dengan pria yang mengantarkan gadis itu ke kantor.Atau jangan-jangan dia madih berhubungan dengan pria sewaktu SMA itu?Ah entahlah, ia jadi pusing."Woy ngelamun aja. Mikirin

  • Zombieing   Bab 16. Tukang Nyindir

    Jika tukang bangunan menghasilkan rumah dan gedung, maka tukang nyindir menghasilkan... Ada yang bisa jawab?~Bian meringis pelan saat menerima berkas yang diberikan oleh Tiur. Bagaimana bisa berkas penting ini ada padanya?"Kok ada di kamu?""Gimana pak?"Ia menghembuskan nafas pelan kemudian membuka berkas itu. Benar, ini berkas yang sama dengan yang ia lihat kemarin. Jadi, dimana Tiur menemukannya."Kenapa berkas ini ada di kamu?" Tanya Bian lagi dengan dahi mengernyit bingung."Kan bapak sendiri yang ngasih ke saya kemarin"Hah? Kapan? Kenapa Bian tidak ingat hal itu sama sekali? Sebentar-sebentar, sepertinya Bian mengingat sesuatu.Rasyid memberikan berkas itu tepat saat dirinya selesai meeting. Karena sibuk, ia tanpa sadar memberikan berkas itu pada... Tiur? Oh god, harusnya kan ia memberikan berkas itu pada Naira yang merupakan asistennya. Pantas saja gadis itu ngotot bahwa berkas penting ini tidak ada padanya. Duh, dasar Bian bodoh."Kenapa pak? Saya ngga boleh liat berkas i

  • Zombieing   Bab 15. Bad Day Ever

    Lebih enak mana, bos adalah mantanmu, atau mantan adalah bosmu? Serius nanya.~"Kamu gimana sih? Itu berkas penting Nai""Iya pak, saya juga tau. Tapi saya ngga ngerasa nerima berkas itu" ia sampai menekankan semua kata yang diucapkan.Baru 2 jam ia bekerja, Naira sudah mendapat amukan dari Bian. Berkas dari Rasyid mengenai gaji di hotel Nusa yang diterima langsung oleh Bian menghilang.Entah dimana pria itu menyimpan berkasnya, yang pasti Naira sama sekali tidak merasa menerima berkas itu. Boro-boro menerima, ia melihat saja tidak.Yang jadi masalah, kenapa Bian malah menyalahkannya? Ah pria itu memang suka melemparkan kasus yang ia buat sendiri. Menyebalkan."Meskipun kamu ngga nerima, tapi kan kamu yang beresin meja kerja saya. Jadi otomatis kamu harus bertanggung jawab karena berkas itu hilang"Mampus. Kenapa Naira tidak memikirkan kemungkinan itu? Bisa jadi berkas itu keselip dengan berkas lain. Sebaiknya ia segera mencari berkas itu sebelum mendapat amukan yang lebih parah. Bis

  • Zombieing   Bab 14. Terlatih Dimodusin

    Aku memang sudah melatih tanganku untuk mengendalikan stik drum. Tapi hatimu, aku masih tidak paham bagaimana cara menjinakkannya.~ Tangan dan kaki Bian tidak bisa berhenti bergerak saat Bimo mulai menyanyikan sebuah lagu. Ia sendiri sedang memainkan drum dengan senyuman yang merekah di wajahnya.Sudah lama ia tidak memegang alat musik, apalagi ngeband seperti ini. Ya semoga saja bakatnya masih tersimpan. Jika tidak, bisa malu dirinya karena salah nada.Lagu jadilah legenda yang dinyanyikan oleh SID benar-benar membuat suasana menjadi syahdu. Lirik lagunya yang berisi ungkapan kebanggan untuk negara tercinta itu benar-benar membangkitkan semangat semua orang.Bimo yang kini menjadi vokalis, benar-benar bisa membangun suasana yang meriah. Semua orang yang tadinya sibuk dengan kegiatan masing-masing, langsung mendekat ke arah panggung.Suaranya yang memang cukup besar dan dalam, terdengar sangat cocok dengan lagu yang ia bawakan. Semangat pria itu yang begitu membara semakin membuat p

  • Zombieing   Bab 13. Ok?

    Naira cantik, siapa yang punya? Tentu saja bapak ibunya, hiks.~Bian menaikkan satu alisnya saat melihat Naira yang menatapnya dengan mata penuh kebencian. Ia jadi bingung, apa salahnya sampai mendapat pelototan seperti itu.Ia disini kan hanya untuk menghadiri acara reuni. Karena ini adalah reuni SMP pertama yang ia ikuti, jadi Bian menjadikan taman hotel perusahaannya untuk lokasi pertemuan.Tak hanya penyedia tempat, ia juga sudah menyuruh para koki hotel untuk menyiapkan beberapa hidangan lezat. Bahkan ia juga memerintah beberapa karyawan untuk membuat panggung. Asal kalian tau, apapun akan Bian lakukan demi Naira. Ya meskipun gadis itu sudah menduakannya. Tapi ia ingin Naira melihat bahwa inilah Bian sekarang. Sudah sukses dengan harta kekayaan yang menggunung.Siapa tau kan gadis itu akan memutuskan pacarnya dan kembali pada Bian. Ia memang mengharapkan itu terjadi. Meskipun ia benci, tapi rasa cintanya lebih besar pada Naira."Ehm maaf, mas siapa ya?" T

  • Zombieing   Bab 12. School Reunion

    Dimanakah tempat aman bagi Naira? Masuk kardus dan dipaketin ke gurun sahara, sampe tidak ya?~Naira menghembuskan nafas pasrah melihat Silla yang heboh membawa sesuatu dan meletakkannya di kamar kost. Niatnya yang ingin langsung tidur sepulang kerja ternyata hanya angan-angan.Selama dirinya masih berteman dengan Silla, itu tandanya hidup Naira tidak akan pernah tenang. Seperti sekarang ini, meskipun ia bilang tidak, pasti dia akan tetap menyeretnya untuk datang ke sebuah acara yang menurutnya tidak penting.Ya Reuni, salah satu hal yang paling dibenci Naira. Jika bukan karena temannya yang heboh meminta dirinya untuk ikut, ia tidak akan sudi datang ke acara itu.Bayangkan saja, siapa sih zaman sekarang yang masih mengadakan reuni SMP. Iya SMP, duh, ia saja hampir lupa dengan masa-masa SMPnya dulu.Setiap tahun reuni itu memang diadakan. Dan Naira yang kelewat malas, tidak pernah datang ke acara itu. Lagian tanpa reuni, mereka juga

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status