Home / Romansa / Zombieing / Bab 4. Not Yet Time

Share

Bab 4. Not Yet Time

Author: nadiinath
last update Last Updated: 2022-04-12 12:00:54

Sesuatu yang dipaksakan tidak akan berakhir baik. Jadi, aku akan menunggu sampai kamu siap.

~

"Aaarrrggghh"

Bian menggaruk kepalanya kasar. Sejak pagi, ia tidak bisa fokus dengan pekerjaannya. Percakapannya dengan Naira tadi masih terngiang jelas di otaknya. Dan satu yang membuat hatinya nyeri...

Gadis itu menangis.

Jujur, ini pertama kalinya. Iya benar, 3 tahun lalu menjalin hubungan dengan gadis itu, tapi Bian tidak pernah sekalipun melihat Naira sedih, apalagi sampai menangis. Apa ia sudah keterlaluan?

Tok tok tok

"Masuk" perintah Bian sambil mengecek data di tangannya dan yang ada di komputer.

Tanpa melihat pun, Bian tau siapa gerangan yang masuk ruangannya. Siapa lagi kalau bukan Naira. Asisten sok sibuk yang mencoba untuk bersikap profesional. Lihat saja, gadis itu bahkan tidak berani menatapnya. Ck ck ck.

"Pak ini ada kiriman berkas dari asisten GM hotel"

"Taruh saja di meja. Oh ya, hari ini saya masih ada jadwal?"

"Ada pak. Satu jam lagi ada janji temu dengan pak Rino di Restoran WWW"

Bian mengecek jam dipergelangan tangannya. Ia tidak sadar jika jam sudah menunjukkan pukul 3 sore. Gara-gara mengecek data keuangan hotel Nusa, ia jadi lupa waktu.

"Ya uda sana siap-siap"

"Hah?"

Bian menghembuskan nafas keras kemudian melemparkan kunci mobil ke arah Naira dan langsung ditangkapnya. Ia harus berganti pakaian dulu karena terlalu berkeringat.

"Sa-saya ikut Pak?"

"Iya lah, kamu kan asisten saya. Jadi kemanapun saya pergi kamu harus ikut. Ini masih jam kerja kalo kamu lupa"

"Terus ini maksudnya?" Tanya Naira sambil mengangkat kunci mobil.

Bian mengernyitkan dahi bingung mendengar pertanyaan Naira. Memangnya apa yang salah dengan kunci mobil? Ah ia ingat sekarang. Naira kan memang agak lemot sejak dulu. Duuh.

"Cari mobil saya di basement dan tunggu di depan kantor. Saya mau ganti baju dulu"

"Ooh, baik Pak"

Setelah membereskan meja kerja yang sedikit berantakan, Bian pun langsung berganti pakaian dan turun ke lantai bawah. Ia sudah membawa semua barang-barangnya karena memang ingin pulang setelah janji temu itu.

Melihat mobil orange yang sudah terparkir tepat di samping pintu perusahaan membuat Bian tersenyum. Ia jadi penasaran, bagaimana ekspresi Naira saat tau mobil itu. Senang kah?

Tapi sorot bahagia itu tidak nampak di wajahnya. Bahkan dia tetap saja tidak mau beradu mata dengannya. Sepertinya Bian harus berbicara empat mata.

"Ayo"

"Ini Pak" ucap Naira sambil menyodorkan kunci mobil ke arahnya.

Bian mengangkat satu alisnya bingung. Dia berniat menyuruh bos menyetir? Seriously?

"Kayaknya kamu terlalu di manja sama pak Demi. Sadar, kamu disini asisten CEO. Dan kamu tau kan tugasnya? Atau perlu saya buat daftar pekerjaan kamu agar mudah diingat?"

"Ti-tidak usah Pak"

"Ya uda ayo. Kamu mau ganti rugi kalo kerjasama dengan PT. Rinotech batal?"

Melihat Naira yang langsung berlari dan masuk ke kursi kemudi membuat Bian geleng-geleng kepala. Sepertinya ia memang harus membuat daftar pekerjaan untuk gadis itu.

"Semua berkasnya sudah dibawa?" Tanya Bian begitu Naira menjalankan mobilnya.

"Sudah pak. Kemarin pak Demi juga berpesan untuk membawa berkas yang berisi model mesin untuk pembuatan merchendies"

Bian hanya mengangguk sambil fokus menatap hpnya. Kepalanya terasa nyeri saat mendapat puluhan email penting yang belum sempat ia baca. Mungkin nanti malam ia akan menyelesaikan semua ini.

Hening. Selama perjalanan, Naira sama sekali tidak mengeluarkan suara apapun. Tapi tidak dengan mulutnya yang sejak tadi komat kamit tidak jelas. Bian yakin pasti gadis itu sedang mengumpatinya.

"Saya sudah boleh membahas hal pribadi sekarang?"

Uhuk uhuk

Nah kan. Baiklah, mungkin belum saatnya membicarakan masa lalu dengan Naira. Mungkin weekend nanti ia akan menjelaskan semuanya pada gadis yang masih memegang kunci hatinya itu.

*****

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Zombieing   Bab 17. Naira dan Selingkuhannya

    Kenapa harus bertemu jika hanya menebarkan garam di atas luka? Takdir sungguh kejam.~"Uda sah? Ha ha ha, halu banget tuh orang"Wajah Bian sontak berubah menjadi cemas. Pikirannya melambung, berusaha mengingat wajah Naira yang terlampau serius saat mengatakan hal itu.Tidak mungkin kan kalau dia sudah menikah. Buktinya status di CV gadis itu masih lajang. Iya benar, gara-gara penasaran, Bian sampai meminta data tersebut pada salah satu karyawan HRD.Yang pasti bukan Hilmi. Bisa gawat kalau pria itu mengadu pada Naira jika dirinya ini kepo dengan asistennya. Iya kalau dia hanya mengadu, kalau sampai menghajarnya bagaimana?Masalahnya, Bian belum tau status diantara mereka, jadi ia tidak boleh gegabah. Naira juga tidak mengatakan dengan siapa dia menjalin hubungan. Bisa jadi dengan Ganendra, Hilmi, atau bahkan dengan pria yang mengantarkan gadis itu ke kantor.Atau jangan-jangan dia madih berhubungan dengan pria sewaktu SMA itu?Ah entahlah, ia jadi pusing."Woy ngelamun aja. Mikirin

  • Zombieing   Bab 16. Tukang Nyindir

    Jika tukang bangunan menghasilkan rumah dan gedung, maka tukang nyindir menghasilkan... Ada yang bisa jawab?~Bian meringis pelan saat menerima berkas yang diberikan oleh Tiur. Bagaimana bisa berkas penting ini ada padanya?"Kok ada di kamu?""Gimana pak?"Ia menghembuskan nafas pelan kemudian membuka berkas itu. Benar, ini berkas yang sama dengan yang ia lihat kemarin. Jadi, dimana Tiur menemukannya."Kenapa berkas ini ada di kamu?" Tanya Bian lagi dengan dahi mengernyit bingung."Kan bapak sendiri yang ngasih ke saya kemarin"Hah? Kapan? Kenapa Bian tidak ingat hal itu sama sekali? Sebentar-sebentar, sepertinya Bian mengingat sesuatu.Rasyid memberikan berkas itu tepat saat dirinya selesai meeting. Karena sibuk, ia tanpa sadar memberikan berkas itu pada... Tiur? Oh god, harusnya kan ia memberikan berkas itu pada Naira yang merupakan asistennya. Pantas saja gadis itu ngotot bahwa berkas penting ini tidak ada padanya. Duh, dasar Bian bodoh."Kenapa pak? Saya ngga boleh liat berkas i

  • Zombieing   Bab 15. Bad Day Ever

    Lebih enak mana, bos adalah mantanmu, atau mantan adalah bosmu? Serius nanya.~"Kamu gimana sih? Itu berkas penting Nai""Iya pak, saya juga tau. Tapi saya ngga ngerasa nerima berkas itu" ia sampai menekankan semua kata yang diucapkan.Baru 2 jam ia bekerja, Naira sudah mendapat amukan dari Bian. Berkas dari Rasyid mengenai gaji di hotel Nusa yang diterima langsung oleh Bian menghilang.Entah dimana pria itu menyimpan berkasnya, yang pasti Naira sama sekali tidak merasa menerima berkas itu. Boro-boro menerima, ia melihat saja tidak.Yang jadi masalah, kenapa Bian malah menyalahkannya? Ah pria itu memang suka melemparkan kasus yang ia buat sendiri. Menyebalkan."Meskipun kamu ngga nerima, tapi kan kamu yang beresin meja kerja saya. Jadi otomatis kamu harus bertanggung jawab karena berkas itu hilang"Mampus. Kenapa Naira tidak memikirkan kemungkinan itu? Bisa jadi berkas itu keselip dengan berkas lain. Sebaiknya ia segera mencari berkas itu sebelum mendapat amukan yang lebih parah. Bis

  • Zombieing   Bab 14. Terlatih Dimodusin

    Aku memang sudah melatih tanganku untuk mengendalikan stik drum. Tapi hatimu, aku masih tidak paham bagaimana cara menjinakkannya.~ Tangan dan kaki Bian tidak bisa berhenti bergerak saat Bimo mulai menyanyikan sebuah lagu. Ia sendiri sedang memainkan drum dengan senyuman yang merekah di wajahnya.Sudah lama ia tidak memegang alat musik, apalagi ngeband seperti ini. Ya semoga saja bakatnya masih tersimpan. Jika tidak, bisa malu dirinya karena salah nada.Lagu jadilah legenda yang dinyanyikan oleh SID benar-benar membuat suasana menjadi syahdu. Lirik lagunya yang berisi ungkapan kebanggan untuk negara tercinta itu benar-benar membangkitkan semangat semua orang.Bimo yang kini menjadi vokalis, benar-benar bisa membangun suasana yang meriah. Semua orang yang tadinya sibuk dengan kegiatan masing-masing, langsung mendekat ke arah panggung.Suaranya yang memang cukup besar dan dalam, terdengar sangat cocok dengan lagu yang ia bawakan. Semangat pria itu yang begitu membara semakin membuat p

  • Zombieing   Bab 13. Ok?

    Naira cantik, siapa yang punya? Tentu saja bapak ibunya, hiks.~Bian menaikkan satu alisnya saat melihat Naira yang menatapnya dengan mata penuh kebencian. Ia jadi bingung, apa salahnya sampai mendapat pelototan seperti itu.Ia disini kan hanya untuk menghadiri acara reuni. Karena ini adalah reuni SMP pertama yang ia ikuti, jadi Bian menjadikan taman hotel perusahaannya untuk lokasi pertemuan.Tak hanya penyedia tempat, ia juga sudah menyuruh para koki hotel untuk menyiapkan beberapa hidangan lezat. Bahkan ia juga memerintah beberapa karyawan untuk membuat panggung. Asal kalian tau, apapun akan Bian lakukan demi Naira. Ya meskipun gadis itu sudah menduakannya. Tapi ia ingin Naira melihat bahwa inilah Bian sekarang. Sudah sukses dengan harta kekayaan yang menggunung.Siapa tau kan gadis itu akan memutuskan pacarnya dan kembali pada Bian. Ia memang mengharapkan itu terjadi. Meskipun ia benci, tapi rasa cintanya lebih besar pada Naira."Ehm maaf, mas siapa ya?" T

  • Zombieing   Bab 12. School Reunion

    Dimanakah tempat aman bagi Naira? Masuk kardus dan dipaketin ke gurun sahara, sampe tidak ya?~Naira menghembuskan nafas pasrah melihat Silla yang heboh membawa sesuatu dan meletakkannya di kamar kost. Niatnya yang ingin langsung tidur sepulang kerja ternyata hanya angan-angan.Selama dirinya masih berteman dengan Silla, itu tandanya hidup Naira tidak akan pernah tenang. Seperti sekarang ini, meskipun ia bilang tidak, pasti dia akan tetap menyeretnya untuk datang ke sebuah acara yang menurutnya tidak penting.Ya Reuni, salah satu hal yang paling dibenci Naira. Jika bukan karena temannya yang heboh meminta dirinya untuk ikut, ia tidak akan sudi datang ke acara itu.Bayangkan saja, siapa sih zaman sekarang yang masih mengadakan reuni SMP. Iya SMP, duh, ia saja hampir lupa dengan masa-masa SMPnya dulu.Setiap tahun reuni itu memang diadakan. Dan Naira yang kelewat malas, tidak pernah datang ke acara itu. Lagian tanpa reuni, mereka juga

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status