All Chapters of GUTEN TAG, MOMMY!: Chapter 51 - Chapter 60
86 Chapters
Kapitel 51 : Good Bye and Welcome
Selena Gomez - Lose You to Love Me  (my fav song)  Kira-kira cerita ini, endingnya kayak lagu ini. ??. They don't ended up together?? ____________________________ "Aku tahu kamu pasti datang. Aku tahu, kita pasangan yang nggak akan pisah. Jangan buat aku, untuk tinggalin kamu lagi. Aku nggak sanggup, aku tersiksa, pasti kamu juga 'kan?" aku terisak di dadanya. Dada ternyaman, yang pernah kurasa. Aku mencengkram hoodie-nya sekuat mungkin, berharap ia tak pergi dan takkkan pergi dan jauh dariku, hidupku sia-sia tanpa lelaki ini.  "Aku sayang kamu. Jangan kecewakan aku, karena aku menaruh harapan besar buat kamu. Aku udah cukup kecewa sekarang, tapi ... Semuanya berlalu begitu saja, jika berhadapa
Read more
Kapitel 52 : Mental Illnes
One Direction - They Don't Know About Us Aku masih mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan. Tak tahu dimana sekarang, aku melihat ada David di sampingku dan di depanku ada seorang bapak baiklah dokter lebih tepatnya. Musibah apalagi ini Tuhan? Aku hanya menatap dokter itu dengan tatapan bodoh, dokter itu juga memperhatikan aku. "Nona butuh penanganan." akhirnya dokter membuka suara. "Saya kenapa?" tanyaku seperti orang bodoh. "Anda mengalami, mental illness." Aku hanya menangis. Aku sudah gila! Aku hanya menggeleng, ya stress berat berujung pada kondisi kesehatan mentalku. Jika, penyakit fisik bisa disembuhkan tapi jika sudah menyerang kejiwaan salah satu cara terjitu adalah mendekatkan diri pada Tuhan atau mati saja. 
Read more
Kapitel 53 : He's an Angel
I knew, you corious about how Rara and David met. So here we go.Flashback (kejadian, setelah chapter 40)Shadow- Austin Mahone (lagu fav??) ___________________________Aku merasakan kekosongan dan kehampaan luar biasa, bukannya berkurang, kurasakan beban hidupku makin bertambah berat. dengan membuka mataku aku baru menyadari tubuhku telanjang.Aku melihat box Kelsea. Anakku, tidur dengan wajah begitu damai. Aku menuju ranjang Kelsea dan menciumnya. Pipinya begitu bulat. Kupandangi wajah putriku lamat-lamat, tak ingin berpijak pada kenyataan hidup yang sangat menyakitkan ini. Aku belum bisa menerima semuanya dengan ikhlas.Aku berjalan, ke arah cermin. Dan melihat penampilanku yang begitu berantakan. Rambut yang kusut dan lepek, mata yang over bengkak. Bibir yang bengkak, dan puluhan tanda merah di seluruh tubuhku. Begitu menjijika
Read more
Kapitel 54 : Menata Hidup Masing-Masing
 Shawn Mendes - ImaginationMaafkan kalau lebih banyak narasi, daripada percakapan. Aku mau kasih tahu kalian, gimana perasaan mereka. Sorry kalau semakin membosankan. _______________________________Apa memeluknya lagi hanya lewat khayalanku? Hanya lewat mimpiku? Sedikitpun aku tidak pernah melupakannya. Dua tahun berlalu, setiap hari aku dihantui rasa bersalah, rasa takut, penyesalan, mati rasa. Semua hal kurasakan. Aku benar-benar seperti mayat hidup, tak ada daya dan juga upaya untuk bangkit dan move on. Sedikitpun tak ada usaha untuk melupakannya, karena kurasa aku takkan bisa melupakannya. Wanita yang aku cintai, namun rasa sayang itu telah kubalas dengan sebuah pengkhianatan yang begitu keji. Aku sadar, diriku begitu brengsek. Semua di luar kendaliku, jika kalian menyumpahiku
Read more
Kapitel 55 : Kepergian Alisia
Mercy- Shawn Mendes "No! Fuck no." kataku tegas. Aku menggeleng dengan keras. Alisia membongkar semua baju Rara dan ingin membuangnya."Harus berapa lama lagi, kau menyimpan semua barang wanita ini?! Kita sudah sepakat tentang semuanya! Kau mengacaukan semuanya, dengan masih menyimpan benda peninggalannya!" teriak Alisia di depanku. Oh sial! Kenapa harus seperti ini? Kenapa para wanita suka sekali menuntut?"Aku masih butuh waktu. Jika kamu tidak bisa bersabar, tinggalkan aku." kataku menerawang. Telah kucoba, untuk mencintai Alisia. Hasilnya, jiwaku kosong. Aku tidak merasakan apa-apa. Aku tidak mencintainya. Kenyataan ini membuatku membenci diri sendiri. Aku tak bisa menerima wanita lain masuk dalam kehidupanku, hanya wanita pendek itu. Saat, pertama kali melihatnya membuatku bertekad untuk menjadi milikku. Dan sekarang ada orang asing? Sedikitpun, aku tak bisa
Read more
Kapitel 56 : Pesan dari Masa Lalu
Daniel Skye & Cameron Dallas - All I Want Seharian ini, aku merasa terlalu capek. Terlalu banyak pelanggan. Aku tidak bisa istirahat barang sejenak. Sekedar duduk saja, tidak bisa. Setiap detik, aku mengkhawatirkan anakku. Apa dia bermain? Apa tidur? Nangis? Atau ada yang mengasarinya? Hatiku, tidak bisa tenang meninggakannya. Namun, kami punya kebutuhan. Anakku, kuat makan dan harga susunya mahal. Aku juga, sedang kuliah. Aku butuh biaya. Biaya hidup di luar negri, begitu tinggi. Tapi aku mensyukuri semua ini, hanya saja aku terlalu mengkhawatirkan Kelsea saat ia jauh dariku. Aku terlalu takut, ada yang membuatnya sakit, ia berkelahi, walau Kelsea bukan anak yang hanya diam ketika disiksa, ia pasti akan melawan. Tapi seujung kuku pun, aku tak pernah ikhlas ananku dikasari orang lain, yang membuatnya bersedih. Ia harus jadi anak yang paling berbahagia di dunia, Kelsea tak boleh menge
Read more
Kapitel 57 : Bertemu dengan Orang-Orang di Masa Lalu
Ava Max - Sweet but Psycho"Anak lo secantik ini?" "Apa maumu sekarang?" tanyaku pelan sambil berjalan di tempat. Aku tak bisa melangkah, kakiku seperti ditikam paku di kedua telapaknya. Kakiku berat sekedar melangkah, karena hatiku berat dulu melihat kenyataan yang tak sesuai dengan ekspektasi. Sejujurnya aku kecewa. Sangat kecewa! Ekspektasiku, bertemu dia. Kenyataan, aku menjumpai malaikat maut. Nenek sihir, penghuni kerak neraka. Manusia tak layak hidup, yang ada dalam daftar manusia yang tidak ingin kutemui di dunia ini. Tapi akhirnya, berjumpa dengan nenek sihir ini disini. Di negara asing. "Aku penasaran sama anakmu. Kalau gen campur-campur, jadinya secantik ini. Karena, aku tahu. Kau wanita gatal, hamil juga berbuat dengan lelaki la
Read more
Kapitel 58 : No More Gerald, No More Sad Songs
Beyoncè- Halo (fav song) Aku hanya menangis seharian. Merasa begitu hina dan rendah. Seseorang, yang tidak pernah memberiku makan saja, rela-rela menyebrang laut demi mengejekku yang terlihat begitu menyedihkan. Bahkan, saat mereka membuat hidupku terpuruk tanpa malu, memintaku kembali seolah aku barang jualan yang bisa ditawar sekurah mungkin. Aku layaknya barang rongsokan. Gerald ... efek perbuatanmu padaku begitu dahsyat. Aku begitu direndahkan. Kamu juga merendahkan aku? Karena aku wanita bodoh? Wanita cengeng? Aku terlihat bodoh di matamu karena aku mencintai kamu. Aku mengingat laki-laki itu, dan membuatku selalu menghubungkan dengan semua kesialan yabg aju dapatkan. Apa sedikitpun kamu tidak mencintaiku? Apa semua hal yang kita lalui hanya
Read more
Kapitel 59 : Undangan Yang Menganggu
 Justin Bieber- Sorry  Apa yang kamu tabur, itulah yang kamu tuai. Entah ini hanya mitos belaka, atau perumpaan yang sudah berlaku bagi semua pendosa. Aku merasakan itu sekarang. Aku menuai apa itu karma, setelah apa yang memimpaku beberapa tahun belakangan. Aku benar-benar merasakan apa itu neraka, setelah kepergian Alisia dan kehilangan Rara. Dulu, ada Alisi yang menguatkanku dan selalu meyakinkanku. Sekarang ... aku layaknya, tiang hidup. Rasanya, aku ingin mati. Tapi, Tuhan tidak mengizinkanku. Dan aku belum menebus dosaku. Hidup ini kurasa sangat menyiksaku, dan tak sedikitpun yang mengizinkanku untuk berbahagia berpijak di planet biru ini. Tuhan, alam, keluargaku, keluarga Rara, author, para readers, seolah b
Read more
Kapitel 60 : Guten Tag Mommy
Lonely - Justin Bieber & Benny BlancoHatiku mendadak suram tak karuan, setelah melihat undangan itu. Sial! Semuanya begitu rumit sekarang. Menangis juga percuma. Kesempatan buatku telah raib. Aku menutupi mataku, merasa beban yang kupikul sangat berat. Tak sanggup, memikirkan semua ini akhirnya datang. Rara akan berbahagia bersama lelaki yang dipilihnya. Inilah ketakutan terbesarku, dan hari ini terjadi. Tak sanggup memikirkan sebenarnya, tapi aku harus menghadapi kenyataan ini. Wanita itu, akan bersanding dengan orang lain. Seharian aku hanya bengong, seperti Cosmo. Yang bodohnya, mengalahkan apapun di dunia ini ketika menghilangkan Atlantis. Bahkan, Patrick yang otaknya sama dengan otak Apel saja, kalah jauh dengan processor otakku sekarang.Mau nangis guling-guling, aku bukan Masha yang semua permintaanya di penuhi Bear. Aku juga, bukan Upin-Ipin yang sem
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status