All Chapters of Jerk Husband: Chapter 11 - Chapter 20
107 Chapters
Bagian 10 - Menjebak Luke
 “Anna bagaimana keadaanmu?” tanya Alex yang saat ini duduk di kursi di sebelah ranjang yang di tiduri Anna. Benar. Orang yang sudah menolong Anna dari kejahatan preman jalanan itu, adalah ayah mertuanya sendiri.  Entah bagaimana ayah mertuanya itu, bisa berada di sana dan menolongnya? Sedangkan Luke? Bahkan sampai saat ini, Luke belum juga  menjemputnya. Dasar suami brengsek! Anna yakin. Luke pasti sedang bersenang-senang dengan wanita jalang bernama Selena itu di rumahnya, tanpa peduli tragedi apa yang menimpanya karena Luke tinggalkan di jalanan. Sialan! Anna meringis pelan. Wajahnya juga terasa ngilu. Bahkan sudut bibirnya terasa nyeri. Preman-preman jalanan itu, benar-benar berniat menghancurkan dirinya. “Aku baik Paman. Terima kasih banyak sudah menyelamatkan hidupku.”Alex tersenyum tipis. “Sama-sama Nak. Oiya, kakimu belum boleh di gerakkan. Tulangnya sedikit retak
Read more
Bagian 11 - Rencana Peter
 Luke yang penasaran, turun dari mobil dan menghampiri polisi yang sedang mengevakuasi korban. “Ada apa Pak?” tanya Luke yang melihat tiga orang korban tertembak. Tampaknya para preman jalanan. Kondisi mereka sangat mengenaskan dengan luka tembak di kepala.“Kasus pembunuhan Tuan,” jawab polisi itu. “Siapa korbannya?”“Seorang wanita muda!”Jawaban polisi itu, mendadak membuat jantung Luke berdebar kencang. Pembunuhan wanita Muda? Apakah Anna? Pikirnya berkecamuk.  “Siapa mereka?” tanya Luke lagi. Dia harus memastikan, untuk membuang jauh rasa khawatirnya. Khawatir? Tentu saja. Jika terjadi sesuatu pada Anna, ayahnya—Alex . Pasti akan mencekiknya. “Mereka para preman jalanan yang meresahkan masyarakat. Mereka sudah lama kami incar tapi selalu lolos dari pengejaran. Mereka ini, suka mencopet, memuku
Read more
Bagian 12 - Kalah Telak
Peter dan Alex sedang menertawakan kebodohan Luke lewat CCTV yang Peter kirim lewat seorang opsir polisi. Saat ini, mereka sedang berada di balkon kamar yang di tempati Anna dan menikmati tontonan gratis itu.“Dad, aku pergi dulu. Sebentar lagi, Luke akan datang. Aku tidak mau Luke berpikiran yang tidak-tidak jika melihatku berada di sini,” ucap Peter. Alex mengangguk dan menepuk pundak Peter pelan. “Baiklah. Terima kasih sudah mau menyadarkan Luke, Nak.”Peter tersenyum kilas. “Aku tidak mau, jika suatu hari nanti Luke menyesal Dad. Aku yakin. Suatu hari nanti Anna akan bisa meluluhkan kerasnya hati Luke dan rumah tangga mereka akan bahagia. ”“Ya, semoga saja.”Peter keluar dari kamar itu. Sebelumnya, dia masih sempat melihat ke arah Anna yang melihatnya dengan sorot mata yang masih menyimpan—kekaguman  terhadapnya. “Terima kasih sudah mau menolongku. Meskipun sel
Read more
Bagian 13 - Hari Yang Menyebalkan
Anna menutup wajahnya yang sembab dengan Make Up tipis. Semalaman, dia tidak bisa tidur karena ter bayangi oleh perkataan Selena yang mengatakan jika saat dirinya bertaruh nyawa, justru Luke sedang berada dalam pelukan wanita jadi-jadian itu. Marah, kesal, kecewa. Entahlah, Anna tak bisa menentukan perasaannya. Hanya saja, dia tidak bisa menghentikan aliran air mata yang dia sesali tak mau berhenti. Jika saja Anna bisa, dengan senang hati Anna akan melempar Selena keluar dari rumahnya dan menutup pintu gerbang rapat-rapat agar wanita tak tahu malu itu tak akan pernah bisa kembali lagi. Tapi, setelahnya, Luke pasti akan melakukan hal yang sama pada dirinya, melihat betapa berharganya Selena di mata suaminya. Lalu, apa yang bisa di lakukannya sekarang? Apa dia bisa melakukan sesuatu? Jawabannya adalah tidak ada. Anna hanya bisa diam dan berpura-pura tuli dengan sekelilingnya. Toh, untuk komen pun hanya akan membuang tenaga, waktu dan kesabarannya mengingat po
Read more
Bagian 14 - Lebih Baik
Anna tak habis pikir dengan apa yang dilakukan Luke seharian ini. Tadi pagi, Luke menyuapinya. Lalu mengantarnya pergi ke dokter untuk memeriksakan kondisi kakinya. Dan sebelum pulang, Luke masih mengajaknya jalan-jalan. Anna ingat, perdebatan kecil mereka di rumah sakit tadi, hanya gara-gara dia tidak mau Luke gendong. Saat itu, mereka baru sampai di rumah sakit dan Luke melarangnya untuk berjalan sendiri. “Aku akan menggendongmu,” ucap Luke saat Anna akan melangkah turun dari mobil. Anna tersenyum tipis sambil menggeleng pelan. “Tidak usah Luke. Aku bisa kok jalan sendiri.“ tolak Anna halus. Dia tidak mau merusak suasana baru yang tercipta di antara hubungannya dan Luke. “Cerewet banget ya kamu? Bisa tidak, enggak usah sok kuat terus. Kamu itu lemah dan kamu butuh aku!”Anna menundukkan kepala. Lihat ‘kan betapa judesnya suaminya yang bertampang sangar itu. Jika saja Luke menjadi w
Read more
Bagian 15 - Akibat Peter
“Luke?” suara familier yang terdengar di tengah-tengah mereka, membuat Luke dan Anna menoleh bersamaan. “Kau—“ suara Luke tertahan. Kenapa harus orang itu yang bertemu dengannya di sini?Davio yang tak sengaja melihat keberadaan Luke dan Anna, merengek pada Peter untuk menghampiri mereka. Dan di sinilah Peter berada. Berada di antara Luke dan Anna yang nampak nya sudah baik-baik saja. “Paman ... “ Davio mengulurkan ke dua tangannya pada Luke dengan manja. Davio memang selalu menempeli Luke di mana pun mereka berada. Dan Peter hanya bisa melihat couple paman dan ponakan itu dengan senyuman tipis. Luke membawa Davio dalam pangkuannya. Baru kemarin mereka tidak bertemu, dan Davio sudah se lengket ini padanya. Benar-benar keponakannya yang menggemaskan. Sedangkan Anna memilih diam sambil menikmati makan malamnya. Sesekali, dia melihat Davio yang juga menatap nya sambil tersenyum kilas. “Kalian Dinner?” tanya Pe
Read more
Bagian 16 - Kembali Ke Titik Awal
Anna beberapa kali menarik nafasnya kuat-kuat. Luke sama sekali tidak masuk dalam kriteria  suami idaman. Suaminya itu lebih pantas di sebut sebagai penyandang gelar suami sialan. Bisa-bisanya Luke berbuat baik padanya hanya untuk memanipulasinya? Menjebaknya dalam suatu keadaan di mana, Anna akan bergantung pada Luke. Kemudian saat Luke sudah mendapatkan apa yang dia mau, dan Anna sudah tidak di butuh kan lagi, maka tanpa berpikir dua kali, Luke  akan menendangnya dan membuat kehidupannya benar-benar hancur.  Benar-benar egois!Anna meronta dalam gendongan Luke, membuat Luke mendengus kesal. “Turunkan aku Luke!” teriak Anna dengan berani. Rahang Luke mengeras. Kenapa, Anna harus se keras kepala ini menolak perlakuan baiknya. “Kenapa kamu selalu keras kepala, Ann?! Bisa tidak kamu diam dan menjadi istri penurut, huh?” ucap Luke dengan kesal. Mendengar perkataan Luke, justru Anna tertawa getir. Luke memang ingin menghancurkanny
Read more
Bagian 17 - Berengseknya Luke
“Kenapa diam? Letakkan sarapan Selena di meja itu!” Suara Luke yang memerintah. Memecah kesunyian yang tercipta di sana. Anna tidak mengangkat wajahnya. Dia terlalu muak, benci, marah dan—entahlah. Begitu banyak perasaan dan emosi yang terkumpul tanpa bisa dia keluarkan. Anna menelan salivanya yang terasa menyumbat jalur pernafasannya. Air matanya yang terasa sudah tak terbendung ingin tumpah, Anna tahan dengan tak menggerakkan kelopak dan bola matanya yang ingin lari dari kenyataan. Meskipun dia membenci Luke, malah sangat membencinya. Dia tidak pernah ingin, melihat pemandangan seperti ini. Pemandangan menjijikkan yang  membuat perasaannya sebagai seorang istri merasa di khianati. Anna meletakkan nampan makanan yang di bawanya di atas meja sesuai dengan perintah Luke. Dengan susah payah dia membuat makanan itu, Luke justru mempersembahkannya untuk wanita jalang yang sudah hadir di tengah-tengah hubungan rumit mereka. 
Read more
Bagian 18 - Sisi Lain Luke
Prangggg...!Luke melempar vas bunga lagi. Kemarahannya sudah sampai di puncak hanya gara-gara Anna yang begitu keras kepala menentangnya. Kenapa? Kenapa Anna membolak-balikkan hatinya seperti ini? Kenapa Anna begitu berani, membuatnya melupakan misi awal saat dia memilih untuk menikahi Anna? “Arghhh, sial!” Luke mengusap wajahnya kasar. Dia kesal pada dirinya sendiri. Dia tidak mau semua ini terjadi. Dia ingin menjalankan semuanya sesuai rencana seperti sebelumnya. Membalas dendam dengan membuat Anna menderita dan dengan perlahan mati karena tersiksa.  Tapi, kenapa semuanya menjadi kacau seperti ini? “Tuan,” panggilan manja seseorang di belakangnya, membuat Luke menarik nafasnya pelan. Kenapa dia harus marah-marah seperti orang frustasi? Bukankah, di sana ada Selena yang bisa menghiburnya? “Selena, kemari,” panggil Luke dan Selena tentu saja mendekat dengan wajah ceria. “Apa yang bisa saya lakukan, Tuan?”  tanya Selena
Read more
Bagian 19 - Doa Anna Yang Terkabul
Hari sudah sore. Anna harus terbangun dari tidurnya, karena perutnya yang minta di isi. Kekesalannya tadi siang, membuatnya lupa makan. Sebelum tidur, dia hanya memakan 2 bungkus coklat padat untuk sedikit mencairkan suasana hatinya. Dan beginilah akhirnya, saat dia sedang mengembara di dunia mimpinya yang indah, mendadak perutnya meronta-ronta minta jatah. Anna melangkah menuju dapur. Sebelumnya dia sudah memasak makanan dan sudah dia simpan di lemari pendingin. Tinggal memanaskan sebentar dan dia bisa menghabiskan semuanya. Mengingat, Luke tidak butuh makanan yang di masaknya, dan dia tidak sudi jika jalang itu memakan masakannya. Jadi, dia bisa makan sepuasnya. Anna sempat berpapasan dengan Luke di dekat pembatas dapur dan ruang tengah. Luke kelihatan pucat, tapi Anna tak peduli. Dia terus berjalan melewati Luke menuju dapur. Seperti tujuannya semula. ‘Bodoh amat! Ada atau tidaknya si Luke, Aku tidak peduli lagi!’Anna menghang
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status