Semua Bab My Husband My Darkness (Indonesia): Bab 41 - Bab 50
59 Bab
41
Shanum sudah duduk di meja kerjanya lagi dan siap untuk melayani pasien kembali setelah makan siang dan pembicaraan panjangnya bersama Keanu. Rasanya hatinya kini malah menerima semua saran yang Keanu berikan padanya. Namun saran itu sangat sulit dijalani. Ia harus melewati banyak fase termasuk bercerai dengan Haidar lalu memulai hidup baru lagi sendirian. Tapi apa ia bisa melakukannya? Apakah adil untuk Haidar sendiri?  Padahal Haidar baru saja meminta kesempatan dan Shanum baru saja memberikan pria itu kesempatan. Tapi semakin ke sini Shanum semakin sadar jika jarak di antara mereka berdua sudah sangat terbentang jauh. Rasa sakit yang kemudian membuat hatinya kian hampa untuk suaminya sendiri. Juga rasa rindu yang tertahankan pada Abizar yang harus terus ia pendam karena pria itu tidak tau jika ia sudah mengingat semuanya lagi. Terutama kisah mereka selama tiga bulan di Solo yang begitu membekas.
Baca selengkapnya
Part 42
Hujan yang tiba-tiba turun sore itu seolah mengerti kegundahan hati Shanum. Ia memutuskan untuk berkeliling dulu sebelum pulang ke rumahnya. Meski pada akhirnya ia hanya terjebak macetnya jalanan ibukota efek hujan deras yang turun tiba-tiba. Tak lama memang tapi cukup membuat banyak genangan di jalan sehingga para pengendara harus menurunkan laju kecepatan mereka.Shanum tiba di rumahnya jam empat sore. Yang pertama kali ia lihat adalah Haidar yang berdiri di teras rumahnya dan langsung berjala
Baca selengkapnya
Part 43
Shanum sudah turun ke lantai bawah, menuju Keanu dan Haidar yang sedang mengobrol. Di atas meja di depan mereka sudah ada tiga box makanan yang sepertinya pesanan Haidar."Mas Keanu? Kapan dateng?"Keanu tersenyum melihat kehadiran Shanum," belum lama, Num. Rencana mau tinggal dimana? Apartemen,
Baca selengkapnya
Part 44
Saat jam makan siang, Keanu dan Haidar yang kebetulan berada di shift yang sama pun menuju ruangan Shanum untuk mengajak wanita itu makan siang di luar. Dibanding makan siang di cafeteria yang ada hanya akan membuat mereka mendengar berita soal pertunangan Abizar dan Haidar lagi. Jelas akan membuat hati Shanum semakin hancur.Shanum agak terkejut melihat kedatangan dua sahabatnya yang tiba-tiba masuk ke ruangannya dan tersenyum penuh arti. Merasa maksud dan tujuan mereka berdua, Shanum hanya ikut tersenyum. Meski ia masih mera
Baca selengkapnya
Part 45
Denaya meletakkan ponselnya ke atas meja dengan perasaan kesal. Sudah hampir dua minggu ini Abizar pergi tapi pria itu tak juga memberinya kabar atau sekedar menjawab teleponnya jika dia memang malas menelpon duluan. Padahal ia ingin menanyakan pendapat soal keperluan pesta pertunangan mereka nanti tapi Abizar seakan tak peduli dan malah mengabaikannya. Ia semakin kesal ketika pernah mendapati Shanum seperti berbicara di telepon dan menyebut nama Mas Abizar. Jadi pria itu lebih memilih menghubungi istri pria lain dibanding tunangannya sendiri?
Baca selengkapnya
46
Keesokan harinya Shanum sudah bersiap-siap di tempatnya untuk berbaris dan masuk ke dalam bus beberapa menit lagi. Ia sudah membawa koper kecil yang berisi segala keperluannya selama empat hari ke depan. Ini adalah pertama kali untuknya sehingga ia menjadi agak gugup. Ditambah ia masih baru menjadi anggota dokter di rumah sakit ini sehingga belum banyak yang dikenalnya. Hanya Haidar dan ... Abizar. Sayangnya mereka berdua tidak akan menemaninya dalam perjalanan yang cukup panjang nanti.Tunggu.
Baca selengkapnya
Part 47
Setelah hampir tujuh jam perjalanan, Shanum dan Abizar akhirnya sampai di lokasi bakti social yang sudah direncanakan. Tempatnya memang agak pelosok dan harus melewati hutan pinus dan kawasannya berada di kaki gunung Godog. Tapi masuk ke perkampungannya.Jalanannya sudah cukup bagus meski aspalnya sudah beberapa bagian yang rusak tapi masih layak dilewati kendaraan.
Baca selengkapnya
Part 48
Esok paginya kegiatan dimulai lagi dengan senam pagi yang dipimpin oleh Istri Kepala Desa yang kebetulan memang jago gerakan senam. Apalagi kegiatan senam pagi itu diiringi oleh lagu Bollywood yang tentu saja menjadi hiburan tersendiri bagi para peserta. Tak jarang mereka tertawa saat gerakan lihai bu Kades yang sulit mereka ikuti.Denaya hanya berdiri di barisan paling belakang sambil melipat kedua tangannya di depan dada saat melihat Shanum dan Abizar yang tampak asik mengikuti gerakan senam yang menurutnya tak jelas. Ia pun
Baca selengkapnya
Part 49
Shanum menatap langit di atas kepalanya yang sudah mulai gelap. Warna abu-abu seakan menandakan bahwa sebentar lagi langit akan menumpahkan tangisnya. Tadinya ia hanya ingin jalan-jalan di sekitar balai desa untuk melepas penat juga menghindari kecemburuannya yang mulai terasa berlebihan saat melihat Denaya dan Abizar yang semakin dekat. Rasa dalam hatinya kian membuncah, membuatnya yakin seyakin-yakinnya jika ini benar cinta. Bukan hanya sekedar cinta biasa seperti yang ia rasakan pada Haidar dulu. Ini jauh lebih daripada itu.
Baca selengkapnya
Part 50
Rasa hangat menjalar pada tubuh Abizar ketika Shanum memeluknya begitu erat. Tubuh wanita ini sangat dingin dan bergetar hebat seakan menunjukkan jika dirinya memang sangat ketakutan saat ini. Abizar mengusap punggung Shanum yang basah, berusaha menenangkan wanita dalam dekapannya ini. Ia pun menuntun Shanum untuk duduk kembali di kursi panjang yang cukup kuat untuk menopang keduanya." Alhamdulillah aku bisa menemukanmu. Kamu gak tahu apa seberapa takutnya aku saat Haidar bilang kamu hilang. Apalagi di sini lingkungannya asing bagi kita."
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status