Semua Bab Sepuluh Dewa Iblis: Bab 21 - Bab 30
50 Bab
21 - Peta Kekuatan
"Tuan muda, setelah ini, kau mau kemana?" Tanya Kayla."Hmmm… Tentu saja memulai perjalanan petualanganku di Tartarus Land ini!""Kebetulan kau bertanya, jadi tolong beri gambaran tentang Tartarus Land ini!" Tanya Arthur."Gambaran?" Tanya Kayla, tampak tak mengerti."Iya gambaran! Jelaskan tentang berbagai wilayah, dan juga berbagai peta kekuatan kelompok besar yang ada di Tartarus Land!" Ucap Arthur. Sambil terus memakan roti ditangannya."Ohhh… Kalau itu, aku bisa menjelaskannya sedetail mungkin, kebetulan sebagai pelayan, pemetaan wilayah dan kelompok besar adalah salah satu pelajaran dari informasi dasar yang harus aku pahami!" Jawab Kayla."Bagus! Segera jelaskan!" Kata Arthur. Dengan mulut penuh makanan, masih tanpa menoleh kearah Kayla.Kayla kemudian mulai menjelaskan. Tartarus Land, di bagi menjadi tiga benua utama. Yakni Benua Neraka Abadi. Tempat dimana
Baca selengkapnya
22 - Bandit Lebah Hitam
(Markas Bandit, Gunung Kabut Hitam)"Jangan sampai kau tak kembali lagi! Ingat bahwa kau telah menjanjikan pertanggung-jawaban padaku!" Kata Kayla.Saat ini, ditemani sisa-sisa anggkota Klan Macan Kumbang Illahi, Kayla sedang berdiri didepan pintu gerbang sederhana dari Markas Bandit. Berniat melepas Arthur yang akan segera memulai petualangannya."Hmmm… iya, iya! Kenapa begitu cerewet!" Dengus Arthur, kini tampak mulai sedikit canggung dan malu. Ia bisa melihat bahwa ekspresi wajah setiap anggota Klan, saat ini berubah penuh tanda tanya begitu Kayla menyebut tentang pertanggung jawaban."Baiklah! Suatu saat, aku pastikan akan mengunjungi kalian lagi! Mungkin dengan membawa beberapa oleh-oleh! Jadi, untuk saat ini hidup dengan baik di bawah bayang-bayang dan perlindungan para Bandit ini! Jangan sampai di temukan oleh lawan-lawan yang telah menghancurkan Klan!" Kata Arthur."Dan kalian!" Teriak Arthu
Baca selengkapnya
23 - Latihan Fisik
"Haaahhh…!!! Tartarus Land ini begitu panas! Sepertinya matahari di dunia ini lebih besar dan dekat dari pada yang ada di Gaia Land!" Gerutu Arthur, yang saat ini berjalan gontai menggunakan sebatang kayu sebagai penyangga tubuhnya."Hmmm… Mana ada! Ukuran dan jaraknya relatif sama! Kau hanya belum terbiasa menggunakan tubuh barumu!""Di tambah fakta dengan wilayah dari tempat kau tinggal sebelumnnya di Gaia Land selalu bermusim dingin, otomatis mental dan alam bawah sadarmu mendorong tubuh yang sedang kau gunakan saat ini, untuk merasa tak nyaman dengan situasi gersang Tartarus Land!" Kata Barbatos, tiba-tiba menanggapi keluhan Arthur."Bahhh…! Aku tak butuh analisamu! Bodoh amat! Aku sekarang mulai berfikir kau sedang ingin mengerjaiku dengan menyuruh berjalan kearah barat!" Dengus Arthur."Bodoh sekali! Apa gunanya mengerjaimu? Kau terlalu menganggap dirimu tinggi! Siapa dirimu sampai aku, Barbatos yang agung, ha
Baca selengkapnya
24 - Kota Kecil
(Beberapa hari kemudian)"Wah…! Akhirnya aku menemukan pemukiman manusia!" Seru Arthur. Saat melihat sebuah kota kecil, tak jauh di hadapannya.Bentuk Bagau api yang merupakan makhluk Kegelapan hasil kremasi Hell Fire, dari beberapa sisi tampak sangat mengerikan. Bahkan lebih mengerikan dari pada bentuk Demonic Beast pada umumnya.Oleh karena itu, untuk menghindari keributan yang tidak perlu, Arthur memilih menarik kembali Bangau apinya. Meneruskan perjalanan dengan berjalan kali."Berhenti disana! Bila kau mau memasuki kota! Maka perlu membayar upeti terlebih dahulu!"Saat Arthur sudah sampai di depan pintu gerbang kota, dan hendak melangkah masuk, suara teriakan penjaga menghentikan langkah kakinya."Ohhh… Hanya memasuki kota, perlu membayar?" Gumam Arthur reflek.Di dunia lama tempat ia tinggal, untuk memasuki sebuah kota, paling hanya perlu menyerahkan beberapa
Baca selengkapnya
25 - Klan Raging Bull
"Ikuti bocah itu, awasi semua gerak-gerik nya! Jangan lupa beri laporan pada ketua Guild, bahwa ada seorang dengan kemampuan tingkat tinggi sedang mengunjungi kota!" Kata ketua penjaga pada anggotanya. Sesaat setelah Arthur dan pria tua pergi memasuki kota."Siap!" Jawab anggota yang menerima perintah, ia mengangguk singkat sebelum bergegas meningkatkan pos penjagaan.Meninggalkan ketua penjaga yang kembali sibuk menghitung sekantong koin emas yang di tadi diberikan Arthur padanya. Titik-titik keserakahan, juga mulai tampak pada ekspresi wajah pria ini. Terlihat sedang memikirkan dan merencanakan sesuatu.***(Didalam kota)"Nak! Tak kusangka ternyata kau adalah orang kaya! Kenapa tadi berlagak seperti pemuda desa biasa ketika pertama bertemu denganku?" Tanya pria tua, sambil mulai menenggak secangkir arak yang dari tadi ia mainkan diantara jari-jarinya.Saat ini, Arthur dan pria tu
Baca selengkapnya
26 - Keributan Di Kedai
"Kau sebut apa aku tadi? Bocah?" Gumam Arthur. Aura Kegelapan intens mulai menyebar dari dalam tubuhnya.Setelah mengatakan itu, Arthur yang tampak sudah sangat mabuk, segera menerjang kedepan. Menghujam pengawal yang tadi dipukulnya, dengan puluhan pukulan lain yang dialiri dengan atribut kegelapan ganas. Tak memberi momentum apapun bagi lawannya untuk membalas. Bahkan tak memberi kesempatan padanya untuk sekedar menarik nafas.Arthur seperti setan yang tanpa ampun terus memukul wajah lawannya dengan puluhan pukulan keras. Kondisi ini bertahan cukup lama, karena setiap orang yang ada di dalam ruangan, seolah terbius oleh aksi liar Arthur. Sejenak kehilangan kendali diri. Hanya menatap kosong kedepan. Menyisahkan pria tua yang kini justru tampak masih memasang sikap santai, menyaksikan aksi Arthur sambil menenggak beberapa cangkir arak.*Boooommmm….!!!Pukulan dahsyat yang menggetarkan seluruh ruangan kedai, menjadi
Baca selengkapnya
27 - Hadiah Perpisahan
(Di sebuah penginapan lusuh)"Arrrggggghhh….!!! Kepalaku pusing sekali!" Gumam Arthur. Kini mulai mengambil posisi duduk, sedikit terkejut saat menyadari ia sedang berada disebuah ruangan asing."Ohhh.. Nak, kau sudah sadar?" Tanya pria tua, yang saat ini tampak sedang minum arak di meja kamar ruang penginapan. Tak jauh dari lokasi ranjang Arthur."Pak tua, apa yang terjadi?" Tanya Arthur. Sepertinya melupakan semua kejadian saat ia sedang mabuk pada malam sebelumnya."Apa yang terjadi? Sungguh konyol! Lain kali jangan terlalu mabuk lagi! Bila kemarin aku tak sedang bersamamu, mungkin kau sudah dalam masalah besar, bisa juga kau sudah menjadi mayat saat ini!" Jawab pria tua.Mendengar kata-kata pria tua, Arthur segera mengerutkan keningnya. "Apa maksudmu?" Tanya Arthur."Sudahlah, tak usah di bahas lagi! Dengarkan saja saranku untuk tak terlalu mabuk setelah ini!" Dengus pria tua.
Baca selengkapnya
27 - Hadiah Perpisahan
(Di sebuah penginapan lusuh)"Arrrggggghhh….!!! Kepalaku pusing sekali!" Gumam Arthur. Kini mulai mengambil posisi duduk, sedikit terkejut saat menyadari ia sedang berada disebuah ruangan asing."Ohhh.. Nak, kau sudah sadar?" Tanya pria tua, yang saat ini tampak sedang minum arak di meja kamar ruang penginapan. Tak jauh dari lokasi ranjang Arthur."Pak tua, apa yang terjadi?" Tanya Arthur. Sepertinya melupakan semua kejadian saat ia sedang mabuk pada malam sebelumnya."Apa yang terjadi? Sungguh konyol! Lain kali jangan terlalu mabuk lagi! Bila kemarin aku tak sedang bersamamu, mungkin kau sudah dalam masalah besar, bisa juga kau sudah menjadi mayat saat ini!" Jawab pria tua.Mendengar kata-kata pria tua, Arthur segera mengerutkan keningnya. "Apa maksudmu?" Tanya Arthur."Sudahlah, tak usah di bahas lagi! Dengarkan saja saranku untuk tak terlalu mabuk setelah ini!" Dengus pria tua.
Baca selengkapnya
27 - Hadiah Perpisahan
(Di sebuah penginapan lusuh)"Arrrggggghhh….!!! Kepalaku pusing sekali!" Gumam Arthur. Kini mulai mengambil posisi duduk, sedikit terkejut saat menyadari ia sedang berada disebuah ruangan asing."Ohhh.. Nak, kau sudah sadar?" Tanya pria tua, yang saat ini tampak sedang minum arak di meja kamar ruang penginapan. Tak jauh dari lokasi ranjang Arthur."Pak tua, apa yang terjadi?" Tanya Arthur. Sepertinya melupakan semua kejadian saat ia sedang mabuk pada malam sebelumnya."Apa yang terjadi? Sungguh konyol! Lain kali jangan terlalu mabuk lagi! Bila kemarin aku tak sedang bersamamu, mungkin kau sudah dalam masalah besar, bisa juga kau sudah menjadi mayat saat ini!" Jawab pria tua.Mendengar kata-kata pria tua, Arthur segera mengerutkan keningnya. "Apa maksudmu?" Tanya Arthur."Sudahlah, tak usah di bahas lagi! Dengarkan saja saranku untuk tak terlalu mabuk setelah ini!" Dengus pria tua.
Baca selengkapnya
28 - Rantai Hitam
"Fiuuuhhh…! Itu tadi hampir saja!" Gumam Arthur, seraya melepas jubahnya."Hehhehe… Ini pertama kalinya aku memakai jubah ini untuk menghindari sesama Hunter, dan ternyata hasilnya benar-benar keren!" Seru Arthur.Pada perjalanan Arthur sebelumnnya, ketika ia berjalan kaki menyusuri gurun, Arthur tak lupa menyempatkan untuk memeriksa lebih teliti beberapa item yang berhasil ia temukan di ruang rahasia reruntuhan Klan Macan Kumbang Illahi. Salah satunya adalah Jubah hitam pekat yang baru saja ia gunakan.Jubah tersebut ternyata memiliki fungsi yang sungguh ajaib, dimana di dalamnya tersimpan suatu energi Chi aneh yang bisa membentuk sosok bayangan yang tampak memiliki kesadaran sendiri.Aliran Chi berbentuk bayangan ini, akan dengan segera menyelubungi seluruh tubuh Arthur begitu ia mengenakan jubah, dalam sekejap menghilangkan hawa keberadaannya.Arthur sendiri, sudah beberapa kali mencoba menggunak
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status