All Chapters of Devil Bodyguard (INDONESIA) : Chapter 11 - Chapter 20
54 Chapters
Chapter 11
Ervin mengikuti ke mana Rena pergi. ia kini tengah menunggui Rena di depan toilet khusus perempuan. dan selama ia menunggu Rena di sana, ia sudah berhasil menjadi tontonan para cewek. sebenarnya bukan style Ervin yang menjadi perhatian para gadis-gadis itu, melainkan ketampanan pria tersebut.mereka seolah tak punya malu, memperhatikan Ervin sedetail mungkin bahkan sampai ada yang dada dada dengan Ervin, membuat pria itu risih seketika.ia kembali mengintipkan wajahnya, dan tepat saat itu Rena keluar."Na.." panggil Ervin yang langsung menghampiri Rena.melihat keberadaan Ervin di sana, Rena seketika terkejut, "Lo ngapain di sini?" tanya Rena sambil melirik ke sekelilingnya. dan sama dengan Ervin, Rena dibuat risih dengan tatapan para cewek-cewek di sekeliling mereka."Kenapa lihat-lihat mbak?" tanya Rena sinis."Itu pacarnya ya mbak?" ucap salah seorang cewek dengan nada centilnya.
Read more
Chapter 12
Rintik hujan satu persatu mulai turun membasahi tanah dan jalan-jalan yang kering setelah seharian diterpa panasnya cahaya matahari.Tak ada bintang dan tak ada bulan malam ini. Semuanya seperti ketakutan cahayanya akan redup karena dibasahi oleh guyuran hujan yang muncul dari langit.Walaupun malam ini terasa begitu dingin, Rena tak mempedulikan itu. Ia  tetap suka berdiri di teras kamarnya sembari menatap langit.Atap yang menutupi teras kamar Rena cukup menjorok ke depan, jadi ia tak akan basar sedikitpun walaupun hujan lebat.Rena termenung terdiam. Otaknya masih berpikir tentang Ervin yang menciumnya tadi siang dan kecupan itu masih begitu terasa di bibirnya sampai saat ini.
Read more
Chapter 13
Rena menutup pintu kamarnya dengan keras. Seperti ia tengah meluapkan kekesalannya. Ada banyak hal di kepala Rena saat ini yang berkecamuk, mulai dari sikap Ervin padanya sampai arti ciuman tadi siang.Ingin rasanya ia keluar lagi untuk membentak Ervin dan mengatai pria itu pecundang kelas kakap namun ia tak mungkin melakukan itu. Ia yakin papinya akan marah besar dan semakin lama menahan kunci mobilnya.Ia ingin bebas, sangat ingin bebas. Jadi ia akan bersabar sampai.ia mendapatkan kembali kunci mobilnya.Asik berputar dengan pikiran sendiri, Rena dikejutkan dengan ponselnya yang berbunyi.Namun ia mengernyit saat yang adalah nomor baru dan ia sama sekali tak mengenal nomor tersebut.Sedikit ragu, Rena mengangkatnya "Halo!" sapanya."Hy Ren. Ini aku Dinar.."Rena terdiam. Ia bisa bicara sedikitpun. Saat suara Dinar terdengar, ia langsung emosi."Ma
Read more
Chapter 14
Banyak yang bertanya kenapa Rena mendadak jadi pendiam. Khususnya sang papi. Bahkan papinya merasa jika Rena seperti itu karena dirinya.Seperti pagi ini. Rena terlihat seperti tak nafsu makan. Bahkan anak gadis semata wayangnya itu hanya mengaduk-aduk makanan dengan tak selera. Ia tak berminat melihat makanan yang ada di depannya. Padahal jika di lihat, semua makanan itu adalah makanan kesukaan Rena.Irman dan Mirna saling tatap. Wanita itu juga heran melihat tingkah anaknya. Mirna sampai menendang kaki sang suami yang ada di bawah meja makan.Egheem...egheemm..Irman berdehem membuat kegiatan Rena terhenti dan langsung menatap Irman tenang tanpa ekspresi.Irman semakin gugup saat sang anak hanya melihatnya sekilas lalu kembali mengaduk makanannya yang sudak tak berbentuk."Hmmm..sayang..." kali ini Mirna mencoba berkomunikasi dengan sang anak. Ia juga penasaran kenapa an
Read more
Chapter 15
dalam part ini terdapat kata-kata vulgar, jadi bagi yang tak biasa baca cerita dewasa, lewati dulu ya..^^ ***** Selama perjalanan menuju kampus, Rena lebih memilih untuk diam dan sibuk dengan kuku jemarinya. Ia tak terlalu berminat berbicara dengan Ervin yang ada di sampingnya.Sedangkan Ervin yang sedari tadi menyetir, melirik jam di pergelangan tangannya lalu melirik Rena sekilas. "Gue laper Na. Gue belum sarapan. Jadi lo harus temenin gue sarapan dulu.." ucap Ervin yang langsung membuat Rena menghentikan aktivitasnya."Tapi gue mau ke kampus. Urusan lo belum sarapan itu bukan urusan
Read more
Chapter 16
Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Walaupun ia menguap sedari tadi, tapi matanya belum mau terpejam untuk beristirahat dan bangun lagi esok hari.Dengan ukuran ranjang yang besar, Renata sudah melakukan aksi berguling ke sana dan kemari nyaris hampir satu jam.Setelah ia dijemput lagi oleh Ervin dari kampus, otak Rena masih belum bersih dari kenyataan yang ia dapatkan di dalam mobil Ervin. Dan bayangan foto-foto yang ia lihat berhasil merusak semua sistem otaknya.Rena mengeram kesal. Ia membanting guling yang ia pakai ke lantai dan langsung duduk dari posisi tidurnya."Apa-apaan sih ni otak. Susah banget merintahin mata buat tidur. Malah mikirin hal kotor.." rutuknya sambil memukul kepalanya kesal.
Read more
Chapter 17
Mentari pagi bersinar begitu eloknya. Hembusan angin serta kicauan burung yang terdengar dari peliharaan papinya membuat Renata serasa berdiri di tepian pematang sawah.Pasalnya memang rumah Renata memiliki taman yang luas dengan pohon cemara banyak tertanam di sana.Ia berdiri di balkon kamar. Melihat pemandangan asri yang dihasilkan dari taman milik maminya tersebut.Rena melirik ke bawah. Dari atas ia bisa melihat maminya berbicara dengan Mang Anton, ART yang ditugaskan mengurus taman milik mami."Pagi mami.." sapa Rena membuat wanits itu melirik ke atas."Oh. Pagi sayang. Udah bangun..?"Rena mengangguk, "Udah mi. Dari tadi..heh
Read more
Chapter 18
Rena terdiam saat ia mendengar suara Ervin tiba-tiba muncul di belakangnya. Dengan perlahan, ia memutar kepalanya ke belakang dan spontan ia terpekik saat Ervin menatapnya tajam."Lo... Lo ngapain di rumah gue..lo...""Siapa yang lo panggil burik? Ha?" tanya Ervin lagi dan kali ini dengan nada yang tak suka."Gue...gue nggak nyebut siapa-siapa kok..." jawab Rena mencoba santai. "Lagian lo kenapa pagi-pagi udah muncul di sini? Mau makan gratis lagi ya?" tuduh Rena namun tak ditanggapi oleh Ervin.Ervin berjalan mendekati Orang tua Rena dan bersalaman dengan mereka."Papi yang suruh Ervin ke sini.." ucap Irman menjawab pertanyaan Rena tadi.
Read more
Chapter 19
"Naaaaa.. Pesenan lo dateng tuh!!" teriak Ervin saat ia masih fokus dengan gamenya.Renata seketika menatap Ervin tajam, "Denger gue coeg! Nggak perlu lo teriak gitu..""Yeee, mama gue tahu lo masih di dapur."Rena tak merespon lagi. Ia langsung memilih berjalan menuju arah luar yang sedari tadi bel nya berbunyi."Siang Mbak. Mbak mesen ayam pedesnya?" tanya Mas mas yang antar makanan pada Rena."Oh iya mas. Dua paket kan?""Iya mbak. Ini totalnya.." Rena mengambil bon tersebut dari mas delivery dan meliriknya sejenak."Ya udah, bentar ya mas. Saya ambilin uangnya dulu.." setelah p
Read more
Chapter 20
"Kamu yakin mau pulang sayang? Aku belum puas sama kamu.." Silva merajuk dan bergelayut manja di lengan Ervin."Belum puas? Beneran belum puas?" Ervin mengedipkan matanya menggoda Silva membuat gadis itu merona malu.Silva yang merona langsung memukul dada Ervin, "Aku serius sayang.." manja Silva lagi."Aku pun serius honey. Aku harus kembali..""Tapi kan pacar kamu itu aku, bukan Rena. Sejak kamu jadi penjaga pribadi dia, kamu jadi jarang ketemu aku.." rengeknya.Ervin yang gemas langsung mencubit hidung kekasihnya yang masih bergelayut manja di lengannya."Mau gimana lagi sayang. Aku ngelakuin ini juga atas permintaan papinya Rena
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status