All Chapters of Devil Bodyguard (INDONESIA) : Chapter 41 - Chapter 50
54 Chapters
Chapter 41
Ervin menatap bundanya dengan tatapan horor.Apa? Suka?dengan Rena? Tak akan pernah. Ia tak akan pernah suka dengan Rena. Sampai kapanpun.Mungkin kekhawatiran yang ia rasakan dengan Rena selama ini hanyalah sebuah rasa kasihan saja. Bukan suka."Kenapa?" tanya Wanita itu pada sang anak."Bunda ada-ada saja. Gimana caranya suka sama Rena? Dia itu nyebelin ma, susah diatur.""Karena itu bunda berani bilang kamu suka sama dia.."Ervin kembali menatap bundanya horor. Ia geleng-geleng kepala lalu berjalan meninggalkan bundanya sendirian."Kok kabur?" tanya wanita itu pada sang anak."Bunda ngawur, makanya Ervin kabur..""Lah..kok ngawur? Bunda bener sayang nanyanya. Kamu bilang seperti itu sama bunda tadi, anak SD pun tahu kalau kamu sedang jatuh cinta..""Nah tu dia. Bunda ngawur lagi. Ervin nggak mungkin suka sama Rena..""Kalau nggak suka kenapa kamu khawatir gitu?"Ervin terhenti dari langkahnya, ota
Read more
Chapter 42
Di Hari Minggu yang tak terlalu cerah karena awan hitam mulai bersarang di atas sana. Ervin baru saja selesai bersiap-siap. hari ini ia bermaksud hendak pergi ke rumah Om nya yang ada di Bogor. Ia hendak menanyakan tentang perusahaan yang ditinggalkan Papinya untuknya, namun sampai saat ini belum ingin Ia kelola. Entah kenapa sejak berdebat dengan Bundanya beberapa hari yang lalu tentang Perjodohan Galang dan Rena, ia dibuat gusar setengah mati.apa lagi ia berfikir tentang saingan nya yang cukup tinggi di atasnya.Dan baru tadi malam kepikiran tentang mengelola perusahaan sang ayah yang selama ini digantikan oleh Omnya.sebenarnya nya om Akbar sudah dari dulu memintanya untuk mengelola perusahaan mendiang sang ayah, namun karena ia belum ingin diikat, Ia pun akhirnya menolak. Namun sepertinya kali ini ia tak bisa menolak lagi, karena satu dan lain hal Ia pun memutuskan untuk mengambil alih perusahaan tersebut.
Read more
Chapter 43
Ervin baru saja sampai di tempat tujuannya, dan ini sudah sore. Tentu saja ia sudah over waktu, tapi mau bagaimana lagi, selama diperjalanan, ia juga memutuskan untuk mampir ke suatu tempat.Ervin keluar dari mobilnya dan berjalan masuk ke dalam rumah om Akbar yang tak terlalu besar namun memiliki halaman yang luas."Permisi!" panggil Ervin dari luar saat ia sudah sampai di depan pintu rumah.Tak butuh waktu lama untuknya berdiri di depan pintu, karena setelahnya ia bisa melihat pintu terbuka dan memunculkan seorang gadis manis yang sangat ia kenal.Nama gadis itu Mutia. Dan Ervin selalu memanggilnya Mumut. Karena Mutia punya tubuh yang imut dan membuatnya gemas.Sebenxsarnya normal jika untuk gadis seusia Mutia, hanya saja Mutia tetap imut dimata Ervin."Ervin?" sapa Mutia sambil tersenyum lebar."Hai.. Mana om Akbar?" tanya Ervin tanpa basa-basi."Ya ampun, lo baru nyampe tapi nanyanya papi. Tanyain gue kek.." sungut Mutia ya
Read more
Chapter 44
Tetesan embun yang berjatuhan dari helaian daun seolah sudah merindukan tanah, namun apalah daya saat tanah menyambut, embun hilang seketika.Begitulah suasana yang bisa Rena istilahkan untuk dirinya saat ini. Pasalnya setelah seminggu penuh ia kebingungan dengan keberadaan Ervin yang menghilang, bahkan papinya sudah mengembalikan mobilnya, ia pun akhirnya menemukan titik terang.Ervin tengah mengelola perusahaan mendiang ayah pria tersebut. Dan dirinya tak dikabari sedikitpun.Rena menatap kunci mobilnya yang terletak di atas nakas tempat tidurnya. Kunci itulah menjadi awal mula Ervin menjadi penjaganya. Dan kunci itu pula sekarang yang memisahkan dirinya dengan Ervin.Helaan nafas berat kini terdengar. Rena merasakan dadanya sedikit sesak.  Entah kenapa ia seperti dipermainkan oleh keluarganya dan Ervin.Saat ia ingin bebas, ia dikekang dan kunci mobilnya ditahan. Lalu Ervin datang menjadi penjaganya, namun setelah hati dan dirinya nyaman de
Read more
Chapter 45
"Hallo, Ervin.."Seseorang menjawab panggilan Ervin."Tante, Rena mana tante?" tanya Ervin yang mengenali suara yang menjawab. Ia sangat bisa membedakan mana suara Rena dan mana suara orang lain."Rena ke kampus ,katanya ada bimbingan. Dia nggak bawa ponselnya.." jawab Mirna yang membuat Ervin mendadak khawatir."Perginya pakai apa tante?" Ervin berharap Mirna mengatakan dengan mobil Rena. Namun detik berikutnya harapan Ervin luntur karena Mirna mengatakan jika Rena pergi menggunakan angkutan umum."Baiklah kalau begitu tante. Nanti biar saya hubungi lagi Renanya.." ucap Ervin menutup kalimatnya."Nanti kalau Rena udah pulang, tante kasih tahu juga kalau kamu nelpon.." ucap Mirna. Ervin mengiyakan lalu mengucapkan terima kasih dan segera menutup ponselnya.Setelah ia kembali meletakkan ponselnya di atas meja, Ervin dibuat gusar seketika.Ia merasa bodoh. Sudah melupakan Rena. Bahkan ia tak mengabari Re
Read more
Chapter 46
Kupikir gadis cantik itu bahagia. Kupikir kehidupannya penuh cinta. Namum ternyata pikiranku semua salah. Kini kulihat bahu kecil itu semakin rapuh. *****Ervin berdiri di belakang Rena saat gadis itu masih betah diam dari keterkejutannya. Rena bahkan tak berbalik arah menatap siapa yang tengah berdiri di belakangnya. Saat ini yang Rena rasakan adalah, suara itu begitu mirip dengan suara pria yang ia rindukan. Pria yang sudah tak menghubunginya lagi. Pria yang membuatnya uring-uringan."Kau tak ingin melihatku?" tanya Ervin lagi.Namun Rena tetap betah diam.Ervin menghela nafas panjang. Ia berjalan mendekati Rena dan duduk di samping gadis tersebut, "Kau tak merindukanku?" tanya Ervin lembut.Rena menggeleng. Menggeleng kuat, namun tak melihat Ervin sama sekali.Ervin mengangguk pelan, "Baiklah! Sepertinya aku salah menyusulmu ke sini. Padahal aku merindukanmu.."Deg!Rena menegakkan kepalanya lalu me
Read more
Chapter 47
Rena keluar dari gudang disusul oleh Ervin. Pria itu tertawa melihat tingkah bodoh Rena. Melihat langkah Rena yang menunduk dan berjalan cepat membuat Ervin senyum-senyum sendiri.Ia yakin Rena malu karena ciuman panas mereka tadi. Tapi Rena penuh kejutan."Ren, tungguin pacar dong.. Duluan aja.." teriak Ervin."Ervin gila!" batin Rena. Sejak kapan mereka pacaran."Sayang! Tungguin dong!"Ervin berteriak keras membuat orang yang ada di sekitar langsung melirik ke arah mereka.Rena tak tahan lagi, ia berlari menuju parkiran dan langsung menghampiri mobil Ervin.Ia membuka pintunya namun terkunci. Ia segera melihat Ervin dan memberi kode untuk dibuka, namun Ervin justru tak mengindahkan. Ia berjalan mendekati Rena,"Bukain!!" perintah Rena.Ervin menggeleng, "Jadian dulu..!" pintanya mengucap syarat."Apaan
Read more
Chapter 48
"Mau makan apa?" tanya Ervin pada Rena sambil menarik satu buku menu dari dua buku menu yang di sediakan cafe di atas meja. Ia membuka buku tersebut lalu melihat susunan menu yang menurutnya menggugah selera.Rena mengikuti apa yang Ervin lakukan, "Hmmm,.." gumamnya sambil melirik satu persatu menu yang tertulis di kertas tersebut.Ervin memanggil pelayan cafe sambil menunggu Rena memilih."Iya, mau pesan apa mas dan mbaknya?""Ayam kremes sambal terasi satu, oh ya mbak, tadi di pintu masuk saya lihat ada promo tingkat level sambal terasi ya?"Ervin langsung mengernyitkan matanya menatap Rena."Oh iya mbak. Kita lagi uji coba menu baru. Tingkat kepedasan sambal terasinya. Jadi promo ini akan berlaku sampai satu bulan ke depan. Kakak berminat?" jawab Pelayan tersebut.Rena mengangguk, "Kalau boleh tahu, tingkatannya sampai berapa?""Sampai
Read more
Chapter 49
Renata berjalan menuruni tangga dengan raut wajah yang begitu cerah. Berjalan menghampiri meja makan di sudah diisi oleh mami dan papinya."Pagi papi sayang, pagi mami sayang.." serunya dengan sumringah.Tak menjawab sapaan Rena, Imran dan Mirna justru melongo menatap sang anak yang turun dari kamar sudah terlihat aneh."Kamu sakit?" tanya Mirna bingung.Renata menggeleng, "Nggak. Rena sehat kok Mi..""Kok senyum-senyum gitu. Kenapa? Ada kabar baik apa?" Mirna terlihat begitu penasaran.Renata menatap maminya sekilas lalu berpindah menatap papinya yang ternyata juga sedang menantikan jawaban dari pertanyaan mami."Rena punya pacar.." ucap Rena cepat dan pelan, namun masih terdengar oleh Mirna dan Imran."Waaaww, ternyata lagi jatuh cinta tooohh. Pantesaaan. Sama siapa?"Mirna berjalan mendekati sang anak dan duduk di kursi meja makan di sebelah Rena."Ih mami kepo..""Lhah? Nggak mau dikasih tahu nih? Percu
Read more
Chapter 50
Menyebalkan. Itulah satu kata yang bisa Rena ungkapkan untuk kekasihnya Ervin yang kini sedang duduk di kursi singgasananya.Ya.Rena saat ini berada di kantor Ervin. Setelah aksi kiss mark yang Ervin berikan padanya di mobil tadi, ia jadi tak bisa ke kampus lantaran posisi tanda itu ada di tempat terbuka di lehernya.Ingin rasanya ia mencekik Ervin namun ia tak ingin dijebloskan ke penjara.Lagi-lagi helaan nafas Rena mengganggu gendang telinga Ervin. Pria itu akhirnya memutuskan berhenti dari kerjanya sejenak."Kenapa lagi?" tanya Ervin gemas.Rena melirik kekasihnya itu dengan tatapan kesal, "bosan.." jawab Rena tegas."Yang minta ke sini kan kamu.."Rena menatap Ervin tajam,  "Gara-gara kamu aku ke sini. Harusnya kan sekarang di kampus.." rutuk Rena.Ervin tersenyum geli. Ia berdiri dari kursinya lalu berjalan mendekati Rena
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status