Semua Bab Olevey and the Devil King (Bahasa Indonesia): Bab 1 - Bab 10
56 Bab
1. Pemilihan Gadis Persembahan
 Seperti tahun-tahun sebelumnya, saat memasuki bulan kedua di setiap tahun, maka rakyat kerajaan Xilen akan sibuk untuk mempersiapkan perayaan persembahan bagi iblis yang dipercaya memberikan perlindungan bagi kerajaan Xilen ini. Rakyat kerajaan Xilen, memang menganut kepercayaan dua sisi. Kepercayaan ini membuat penganutnya menyembah Dewa dan Iblis dengan sama besarnya. Tentu saja, rakyat kerajaan Xilen mempersiapkan dua buah persembahan yang sama besar dan mewahnya untuk Dewa dan Iblis.Namun, kali ini adalah giliran persembahan bagi Iblis yang perlu diselenggarakan oleh keluarga Xilen. Perse
Baca selengkapnya
2. Batu Rubi
Dua minggu berlalu dengan cepatnya. Persiapan untuk persembahan bagi sang Iblis berakhir, dan hari ini tiba saatnya Olevey menjalankan tugasnya sebagai seorang gadis persembahan. Olevey menghela napas panjang untuk kesekian kalinya. Ia memandangan pantulan dirinya pada cermin, masih ada dua orang perias kerajaan yang kini tengah bertugas merias dirinya sesuai dengan standar yang biasanya digunakan untuk merias gadis persembahan. “Rambut dan wajah Nona sudah selesai kami rias, sekarang mari kami bantu untuk berganti pakaian dan menggunakan perhiasan,” ucap salah satu perias dan membantu Olevey untuk berganti pakaian.Olevey menahan napas saat dirinya harus menggunakan korset yang s
Baca selengkapnya
3. Menghilang
 Leopold mengepalkan kedua tangannya erat-erat saat melihat semua harta dan persembahan lainnya yang berada di lembar Darc masih tersaji dengan rapi tanpa ada satu pun yang hilang. Ah, Leopold salah. Ada satu hal yang hilang. Putra mahkota dari kerajaan Xilen tersebut melangkah menyusuri jalan setapak yang memang disediakan untuk menjalani jalanan yang akan dilewati oleh gadis persembahan serta rombongan yang membawa persembahan bagi sang Iblis.Leopold berhenti di sebuah gazebo cantik yang memang disediakan untuk para gadis persembah
Baca selengkapnya
4. Sang Iblis
 Keyakinan Leopold memang benar adanya. Tidak ada hal buruk yang terjadi pada diri Olevey. Gadis satu itu, kini tampak begitu tenang dalam tidur pulasnya. Olevey yang sebelumnya tampak gelamor dengan gaun mewah dan riasan full, kini tampak begitu polos selayaknya Olevey biasanya. Ia tampak mengenakan gaun berbahan sutra terbaik berwarna merah gelap. Rambutnya yang berwarna kecokelatan tergerai begitu saja di atas bantal empuk yang menyangga kepalanya. Benar, Olevey memang terbaring nyaman di atas ranjang luas yang memiliki empat tiang penyangga bagi kelambu merah tipis yang kini menggantung dengan anggun di setiap tiang.
Baca selengkapnya
5. Pemegang Kuasa
 Olevey membuka mata saat merasakan belaian hangat pada wajahnya. Sepasang netra emerald yang berkilauan seketika menyapa dunia yang terasa asing bagi pemiliknya. Tentu saja, Olevey masih mengingat kejadian di mana dirinya baru saja terbangun dan disambut dengan sebuah cekikan yang membuatnya kembali jatuh tak sadarkan diri. Itu benar-benar menegangkan, dan Olevey sendiri berpikir jika dirinya akan mati saat itu juga. Olevey mendesah dan memilih untuk bangkit dan duduk bersandar pada kepala ranjang. Ia mengulurkan tangannya untuk menyentuh lehernya yang sebelumnya dicekik dengan sekuat tenaga oleh pria pemilik netra sewarna rubi.
Baca selengkapnya
6. Undangan
 “Apa yang sedang Nona pikirkan?” tanya Jennet membuat Olevey berjengit.Olevey menoleh pada Jennet yang berdiri di sampingnya. Olevey menghela napas panjang sebelum mengalihkan pandangannya kembali pada padang hijau yang menghampar luas. Olevey terlihat linglung. “Sudah berapa hari aku tinggal di dunia ini?” tanya Olevey pada Jennet yang sudah resmi menjadi pelayan yang akan melayaninya di dunia iblis.
Baca selengkapnya
7. Pesta dan Kejutannya
 “Nona benar-benar cantik. Saya rasa, Nona pasti akan menjadi sosok yang paling cantik malam ini,” ucap Jennet pada Olevey yang barusan selesai ia rias.Apa yang dikatakan oleh Jennet memang benar adanya. Hanya dengan riasa tipis, dan aksesoris sederhana, Olevey sudah tampak begitu memukau serta luar biasa. Rasanya sangat mungkin jika Olevey akan menjadi gadis yang paling cantik di tengah pesta bulan perak nanti. Ya, Olevey dirias sedemikian rupa karena dirinya akan menghadiri pesta bulan perak sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Diederich sebelumnya. Tentu saja, Olevey tidak berk
Baca selengkapnya
8. Permulaan
 Olevey menatap langit-langit yang selama beberapa hari ini selalu menyapanya ketika bangun tidur. Namun, kali ini Olevey sadar jika dirinya tidak terbangun dari tidur malamnya yang nyaman. Olevey teringat apa yang terjadi tadi malam, dan rasa dingin menguasai telapak tangan dan kakinya yang sebenarnya masih terlindungi selimut tebal yang halus. Mungkin, Olevey memang tinggal nyaman selayaknya tinggal di dunia manusia. Hanya saja, Olevey melupakan fakta, jika dunia iblis dan dunia manusia jauh berbeda. Olevey terlalu terbuai dengan keindahan yang jelas-jelas hanyalah kamuflase untuk membuat manusia terbuai. Jelas, Olevey hampir saja menjadi salah satu manusia yang terbuai.
Baca selengkapnya
9. Akhir dari Takdir
 “Bulannya sudah berganti merah,” gumam Olevey sembari melihat langit malam yang dihiasi oleh bulan sempurna yang berpendar merah. Terasa sangat aneh bagi Olevey, menayksikan saat-saat bulan yang berganti berwarna semerah darah ini. Tentu saja, ini kali pertama bagi Olevey melihat bulan yang berwarna merah. Merah darah atau merah rubi? Olevey tidak bisa memisahkan dan membedakannya. Hanya saja, warna merah itu membuatnya teringat Diederich. Olevey tanpa sadar menyentuh bibirnya dengan jemari lembutnya. Olevey menggigit bibirnya saat teringat kejadian di mana Diederich dengan tanpa
Baca selengkapnya
10. Tanda
 Di sebuah ranjang luas dan mewah, Olevey terbaring. Wajahnya pucat pasi, dan napasnya telihat berat.  Keningnya dihiasi anak-anak rambut yang menempel erat sebab keringat dingin terus mengucur deras dan membuat rambutnya yang halus serta mengembang dengan indah, kini terlihat lepek. Olevey tampak begitu tersiksa dengan kondisinya yang tentu saja terasa tidak nyaman.Seorang pria berjubah tampak memeriksa Olevey dengan sihir yang berpendar biru gelap. Pria itu menarik tangannya dan menggeser tubuhnya. Ia membungkuk pada Diederich yang rupanya berdiri di dekat kaki ranjang. Diederich tampak cukup berbeda dengan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status