Semua Bab Olevey and the Devil King (Bahasa Indonesia): Bab 41 - Bab 50
56 Bab
41. Tidak Merasa Tenang
Pasukan penyihir dan pasukan berbaju zirah tampak berderap menyeberangi portal yang memang sudah berhasil dibuka paksa oleh para penyihir. Mereka semua dipimpin oleh seorang pria yang menggunakan zirah emas berkilau. Mereka menyeberang tepat pada fajar menyingsing. Mereka tampak bersiap untuk melakukan penyerangan. Para iblis yang tertarik dengan kebisingan dan kehadiran kaum manusia di dunia iblis, segera bermunculan.Namun, iblis yang muncul adalah iblis kelas rendah yang rupanya bisa dengan mudah disingkirkan oleh para penyihir yang memang menjadi tameng dan berdiri di barisan terdepan. Mereka berbagi tugas. Ada yang memang bertugas untuk menyerang, dan ada pula yang bertugas untuk memasan
Baca selengkapnya
42. Eve, Kau di Mana?
Olevey duduk dengan tenang pada kursinya dan menatap sesuatu yang terlihat seperti selaput berwarna merah pudar yang melingkupi kastel. “Slevi, sebenarnya benda apa itu?” tanya Olevey sembari menunjuk benda berupa selaput pelingkup kastil.“Ah, itu adalah barrier yang dibuat oleh Yang Mulia Raja. Seperti namanya, itu adalah pelindung yang dibuat untuk melindungi kastel. Atau lebih tepatnya untuk melindungi Yang Mulia Permaisuri dan calon penerus kerajaan,” jawab Slevi.“Apa mungkin, Derich membuat pelindung ini
Baca selengkapnya
43. Lepaskan
Olevey tiba-tiba merasakan firasat buruk. Lalu sedetik kemudian, Olevey tiba-tiba merasakan dadanya tertusuk sesuatu yang tak kasat mata. Olevey meringis dan merintih sembari meremas sumber rasa sakit yang menyiksanya. “Sa-sakit. Slevi! Slevi!” panggil Olevey, berharap jika Slevi mendengar panggilannya dan datang untuk membantunya yang tiba-tiba merasakan sakit yang sebenarnya tidak jelas penyebabnya ini.Namun, Slevi tidak muncul. Firasat buruk yang Olevey rasakan semakin menjadi saja. Masih dengan merasakan sakit pada dadanya, Olevey pun bangkit dari kursi dan menyenggol cangkir tehnya yang berada di atas meja. Olevey mengernyit saat melihat pecahan cangkir di atas lantai. Oleve
Baca selengkapnya
44. Dewi Kesuburan
Diederich mengepalkan kedua tangannya dan merasa begitu marah dengan apa yang terjadi di hadapannya ini. “Lepaskan istriku,” ucap Diederich penuh peringatan.“Maafkan saya Yang Mulia, tapi saya tidak akan melakukan apa yang sudah Anda perintahkan,” ucap sosok iblis betina yang tampak anggun itu seakan-akan tengah mengolok-olok Diederich.Tentu saja, Diederich semakin marah saja. Apalagi, saat melihat jika Olevey tidak bisa menghentikan tangisannya. “Aku bilang, lepaskan istriku, Hermosa!”
Baca selengkapnya
45. Hukuman
Peperangan yang masih berlangsung beberapa detik yang lalu, seakan-akan tidak pernah terjadi. Semuanya kembali seperti semula, atas belas kasih Dewi Kesuburan yang turun tangan menyelesaikan kekacauan yang terjadi. Dewi Kesuburan berdiri di tengah-tengah medan perang yang tidak lagi terlihat mengerikan. Saat ini, medan perang tersebut malah tampak indah dengan rumput hijan dan bunga-bunga yang bermekaran.Ia masih berdiri di dekat tubuh Olevey yang melayang dan tak sadarkan diri. Sosok cantik yang agung itu melambaikan tangannya dan membuat sebuah tempat tidur dari jalinan bunga dan tumbuhan yang bisa digunakan untuk menopang tubuh Olevey. Setelah memastikan jika Olevey berada dalam posisi ya
Baca selengkapnya
46. Mertua
Dewi Kesuburuan pun melangkah menuju Olevey dan menatap Olevey dengan penuh kasih. Tatapannya hangat, seakan-akan tengah menatap putrinya sendiri. “Aku akan menceritakan, kisah yang menjadi asal muasal Olevey terlahir ke dunia, dan berakhir menjadi pasangan hidupmu.”  Diederich mengernyitkan keningnya. “Awalnya,
Baca selengkapnya
47. Terima Kasih
Kecemasan dirasakan oleh seluruh iblis yang mendengar kabar bahwa hingga detik itu, permaisuri mereka masih belum sadarkan diri. Sementara, waktu persalinan tinggal menghitung hari. Bisa-bisa, aka nada nyawa yang perlu dikorbankan jika hingga waltu persalinan tiba, Olevey masih tidak terbangun dari tidurnya. Tentu saja, Diederich juga merasakan kecemasan yang sama. Malah, bisa terbilang jika Diederich yang paling merasa cemas. Kecemasan yang tentunya sangat wajar dirasakan oleh Diederich yang merupakan pasangan sehidup semati dari Olevey, dan calon ayah dari janin yang saat ini tengah tumbuh di dalam kandungan Olevey.“Apa masih belum ada tanda-tanda istriku akan terbangun?” tanya
Baca selengkapnya
48. Takdir Paling Indah (END)
Olevey mengernyitkan keningnya, saat mendengar kebisingan yang mengganggu tidur lelapnya. Meskipun enggan, pada akhirnya Olevey membuka mata dan terkejut saat melihat Diederich yang tampaknya tengah sangat kesal. Dalam pelukan Diederich, terlihat seorang bayi mungil yang tampan tengah menangis dengan kuatnya. Slevi, Exel, dan Zul juga terlihat di sana, dengan wajah yang cemas.Ketiganya terlihat tengah membujuk Diederich untuk memberikan sang bayi pada Slevi, serta membujuk sang bayi untuk berhenti menangis. Awalnya, karena rasa lelah yang memeluk sekujur tubuhnya, Olevey ingin kembali tertidur. Namun, melihat bayi tampan yang merengek menginginkan sesuatu, Olevey sama sekali tidak bisa memal
Baca selengkapnya
Ekstra Part 1: Senjata Pamungkas
Sudah tiga tahun lebih Olevey menjadi seorang permaisuri di dunia iblis yang jelas sangat berbeda dengan dunia manusia di mana dirinya terlahir dan tumbuh besar. Namun, karena merasa jika semua ini adalah takdir yang sudah digariskan oleh Sang Pencipta, Olevey sama sekali tidak memiliki pilihan lain, selain menjalaninya.Toh, kehidupannya di dunia iblis ternyata tidak seburuk yang ia pikirkan sebelumnya. Kehidupannya malah terasa lebih bebas dan menyenangkan. Apa mungkin, karena dirinya bisa bebas melakukan apa pun yang ia ingikan tanpa harus memperhatian tata krama bangsawan dan sejenisnya? Sepertinya karena itu. Olevey tersenyum merasa lucu dengan pikirannya sendiri.
Baca selengkapnya
Ekstra Part 2 : Beberapa Adik
 “Astaga, apa yang terjadi?!” tanya Olevey saat dirinya tidak percaya dengan apa yang ia lihat di hadapannya.Olevey terlihat sangat terkejut hingga tidak bisa mempertahankan keseimbangannya. Untung saja, Diederich berada di posisi yang tepat dan bisa menahan tubuh Olevey yang limbung. Dengan salah satu tangannya yang kekar, Diederich sudah lebih dari cukup bisa menahan tubuh Olevey yang terasa sangat ringan baginya. Diederich menyeringai saat melihat putranya yang juga tengah terlihat bingung dengan situasi yang terjadi. Keterkejutan keduanya terjadi karena penampilan Felix yang be
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status