Semua Bab Olevey and the Devil King (Bahasa Indonesia): Bab 21 - Bab 30
56 Bab
21. Ayah
 “Anda sudah terlambat Yang Mulia,” ucap wanita tua bertudung yang berdiri di sudut ruangan yang hanya diterangi oleh api di perapian.Leopold yang sebelumnya tengah membaca catatan yang diberikan oleh wanita tua itu mengernyitkan keningnya dan mengangkat pandangannya. “Apa maksudmu?” tanya Leopold sama sekali tidak beranjak dari duduknya.Saat ini, Leopold ada di salah satu istana peristirahatan yang jelas berada jauh
Baca selengkapnya
22. Leopold Bergerak
 Leopold tiba di kediaman Meinhard saat langit sudah benar-benar berubah gelap. Leopold datang tanpa pengawalan pasukan kerajaan, dan tanpa kereta kuda, dan tanpa menggunakan pakaian kebesarannya sebagai putra mahkota. Itu menandakan, jika Leopold memang datang atas namanya sendiri, dan lebih tepatnya datang dengan sembunyi-sembunyi menunggangi kudanya. Meskipun menggunakan jubah bertudung yang menutupi sebagian wajahnya, kepala pelayan sudah mengenalnya dengan baik dan segera membukakan pintu untuk menyambutnya.Tentu saja kepala pelayan keluarga Meinhard tersebut segera membawa Leopold menuju
Baca selengkapnya
23. Calon Permaisuri
 Olevey menghentak-hentakkan kakinya, berusaha menunjukkan jika saat ini dirinya tengah merasa begitu marah. Slevi yang mengikutinya dengan langkah cepat menyeimbangkan langkah Olevey yang memang terlihat sangat cepat. Meskipun lelah, teteapi Slevi tidak bisa menahan diri untuk mengulum karena Olevey yang terlihat begitu menggemaskan baginya. Olevey terlihat marah setelah sekitar tiga jam berada di dalam kamar mandi bersama Diederich. Tentu saja, sebagai seorang iblis yang sudah melakukan penyatuan, Slevi bisa menebak apa yang sudah dilakukan oleh Olevey dan Diederich di dalam sana.“Yang
Baca selengkapnya
24. Kesempatan Emas
 “Yang Mulia Putra Mahkota, ada seseorang yang ingin bertemu dengan Anda,” ucap ajudan Leopold.Leopold yang tengah mengerjakan tugasnya sebagai putra mahkota mengangkat pandangannya dan bertanya, “Siapa dia?”“Dia wanita tua yang mengenalkan diri sebagai Elgah.”
Baca selengkapnya
25. Usaha
 “Sakit,” gumam Olevey dan memejamkan matanya sembari meringkuk di tengah ranjangnya.Slevi yang mendengar gumaman Olevey tentu saja merasa panik, ia mendekat dan memeriksa kondisi Olevey. Benar saja, ia melihat wajah Olevey yang memucat dengan keringat sebiji jagung yang membasahi kening serta pelipisnya. Slevi berniat untuk menyentuh tubuh nyonya yang ia layani, tetapi Slevi tersentak saat dirinya malah kembali mendengar rintihan penuh kesakitan. Slevi tidak membuang waktu untuk angkat kaki dari kamar Olevey demi mencari bantuan.
Baca selengkapnya
26. Tidur Siang
Kabar duka menjadi penyambut pagi yang mendung, dan membuat semua rakyat kerajaan Xilen tidak bisa menahan diri untuk merasa sedih. Kabar duka tersebut datang dari keluarga kerajaan. Sang Raja, Karl de Hartman berpulang secara mendadak karena serangan jantung. Tentu saja, kepergian raja yang dicintai ini membuat semua rakyat merasa sedih. Semua orang menggunakan pakaian hitam yang menandakan jika mereka tengah berkabung. Bukan hanya rakyat, alam pun seakan-akan ikut berkabung atas kepergian sosok yang dikenal sebagai raja yang bijaksana tersebut. Langit mendung, hawa dingin, dan burung-burung yang tak terdengar berkicau, adalah pertanda alam berkabung atas kepergian sosok Karl.Di tengah itu
Baca selengkapnya
27. Gagal Melarikan Diri
 Olevey membuka matanya secara tiba-tiba dan langit-langit kamar berwarna gelap menyambutnya. Saat itulah Olevey merasa ingin mengumpat. Ia turun dari ranjang dan segera beranjak menuju balkon. Langit dengan bulan merah keemasan berpendar dengan indahnya, seakan-akan mengejek Olevey yang sempat melupakan misinya karena terbuai dengan tidur siang yang berlanjut hingga malam. Namun, Olevey sama sekali tidak membuang waktu untuk segera bersiap. Ia mengganti gaun tidurnya dengan gaun yang paling ringan yang bisa ia kenakan untuk misi melarikan dirinya.Malam ini, sesuai dengan perhitungan Olevey, adalah malam di mana p
Baca selengkapnya
28. Mari Lanjutkan (21+)
 “Tidak, jangan membuatku gila,” erang Olevey saat Diederich memberikan jilatan di daun telinganya dan membuat kedua lutut Olevey mau tidak mau terasa begitu lemas.Diederich yang mendengar hal tersebut tidak bisa menahan diri untuk tertawa hingga kepalanya mendongak. Tak lama, ia menunduk dan berbisik tepat di hadapan bibir Olevey yang terbuka, “Tidak, aku tidak membuatmu gila. Tapi mari menggila bersama. Mari menggila terbakar gairah.”
Baca selengkapnya
29. Penobatan
Diederich menyelimuti Olevey menggunakan sayapnya yang lembut dan lebar. Olevey jatuh tertidur karena terlalu lelah mengimbangi Diederich yang terus saja menariknya untuk menyelami kenikmatan demi kenikmatan. Setela hampir semalaman terus membuat Olevey terjaga, saat menjelang pagi Diederich pun membiarkan Olevey yang sudah merengek ingin tidur. Tentu saja, Diederich melepaskan Olevey begitu dirinya sendiri mendapatkan pelapasan terbaik yang sesuai dengan harapannya. Pelepasan menakjubkan yang hanya bisa ia rasakan jika mereguk kenikmatan bersama dengan Olevey.Diederich menatap Olevey yang berusaha mencari kehangatan. Saat ini, Olevey tampak begitu bersahabat dan butuh perlindungan. Berbeda
Baca selengkapnya
30. Tidak Ingin Melepaskan (21+)
Olevey menggigit ujung bantal, berusaha untuk tidak mendesah sama sekali saat Diederich terus bergerak memasukinya dengan dalam dan kuat. Tentu saja, Diederich sengaja menyentak miliknya dengan sentakkan yang kuat, demi mendengar erangan Olevey. Namun, sejak awal menyatukan diri, Olevey sama sekali tidak mau mengeluarkan sedikit pun erangannya yang manis. Diederich menyeringai, sepertinya ia perlu membuat Olevey terkejut dan melonggarkan pertahanannya. Diederich memeluk Olevey dari belakang lalu berbicara dalam hatinya, “Eve, mengeranglah. Aku ingin mendengar erangan manismu.”“Dasar Iblis tidak tau malu!”
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status