Semua Bab Janda Muda (Indonesia): Bab 41 - Bab 50
53 Bab
Season 2: Ingin Bercinta di Dalam Mobil
"Kamu yakin akan meninggalkan Mama sendirian?" tanya Kenanga mengerucutkan bibirnya. Sebenarnya dia tak setuju saat Arga meminta sekolah di Amerika. Dia masih kecil, belum bisa mandiri dan membutuhkan kasih sayangnya. Tapi, Arga bersikeras dan Saga juga mendukung. Dia bilang Arga akan belajar mandiri karena sekolahnya berada satu area dengan asrama. Namun, sebagai seorang ibu tetap saja dia kuatir. "Mama kan ada Papa!" jawab Arga melihat ke arah Saga dengan tatapan  permohonan agar menjaga ibunya dengan baik. "Kalau kau butuh sesuatu, jangan malu untuk menghubungiku. Oke?" "Baik, Pa."Saga memeluk putra sulungnya. Mencium kepalanya dan mengelus punggungnya. Dia tahu bahwa setelah kematian Bram, Arga menjadi lebih pendiam, lebih sering menyendiri. Saat melakukan tes kesehatan, untung saja dia sehat baik jiwa maupun raganya. Hanya saja, Arga mengatakan bahwa ia butuh waktu. Ia ingin hidup di tempat di mana dia tak memiliki kenangan bersama pa
Baca selengkapnya
Kepergok Mesum di Mobil
"Pria mesum!" "Apa salahnya mesum dengan istri sendiri? Bukan lelaki namanya kalau tidak mesum."Haaaah. Kenanga membuang napas pelan dan masuk ke dalam mobil. Seluas apapun sebuah mobil, tetap saja ia merasa tidak nyaman. Ditambah lagi perutnya yang sudah mulai buncit. Dia heran kenapa orang-orang senang sekali bercinta di dalam mobil. Apa tidak pegal? Apalagi kaki harus ditekuk-tekuk, mau selonjoran susah karena sempit, belum lagi jika mobil bergoyang-goyang dan dilihat banyak orang. Ya, Tuhan! Kenanga merasa malu sendiri membayangkannya. Dan entah sejak kapan suaminya memiliki fantasi yang aneh-aneh?Begitu Kenanga duduk di kursi dengan tidak tenang, Saga menyalakan mesin dan pendingin mobil pun mulai menyentuh kulit Kenanga. Wanita itu mendesah pelan, mengamati suaminya yang dengan gerakan pelan tapi pasti, Saga menyusul ke mobil dan duduk di sampingnya."Suamiku, di rumah masih banyak tempat nyaman untuk kita tidur," ucap Kenanga menatap sayu ke mata
Baca selengkapnya
Takdir Tuhan Tak Dapat Dielakkan
Kenanga baru saja selesai mengeringkan rambutnya ketika dia melihat Saga yang meringkuk di atas ranjang. Matanya terpejam dan terdengar suara dengkuran halus. "Sayang, kau sudah tidur? Sekarang kan baru jam delapan," ucap Kenanga sambil memoleskan krim malam di wajahnya. Biarpun mau tidur, penampilan Kenanga harus cantik. Tubuhnya harus wangi. "Sayang? Jangan bilang kau masih marah?" tanya Kenanga menyemprotkan minyak wangi ke arah tubuhnya yang terasa segar. Karena pria itu tak menjawab, Kenanga mendesah dan berjalan ke arah ranjang."Baiklah, kalau suamiku masih marah, lebih baik aku tidur di kamar Arga!" ucap Kenanga lagi pura-pura mengambil bantal dan mau tak mau Sagara membalikkan badan dan membuka matanya."Siapa yang marah?""Tentu saja kamu. Siapa lagi? Memangnya aku punya banyak suami?"Saga menarik tangan Kenanga dan memintanya duduk di tepi rajang. Perlahan dia menggeser tubuhnya dan menaruh kepalanya di atas paha Kenanga."Kau sangat h
Baca selengkapnya
Bertemu Teman Lama
"Banyak sekali pohon mangganya, Pak Man?" Kenanga kaget waktu melihat kebun belakang rumah terdapat banyak pohon mangga, strawberry dan juga anggur. "Pak Saga memindahkan semua pohon ini kemari, Nyonya. Beliau memilih pohon terbaik karena Anda suka makan buah.""Ehem!" Saga pura-pura batuk dan melirik Pak Man agar tidak banyak bicara."Saya ke depan, dulu. Ada pekerja baru yang akan menjaga rumah ini." Pak Man pamit meninggalkan teras belakang tempat di mana Maga dan Arga dulu sering bermain."Kapan kamu merancanakan ini semua?" tanya Kenanga menyandarkan kepalanya di bahu Saga. Mereka sedang duduk di anak tangga dan menikmati semilirnya angin. "Sejak rumah ini jatuh ke tanganku.""Nanga ....""Hmmmm?""Mari hidup bahagia selamanya. Saat Arga sudah dewasa nanti, dia akan mewarisi perusaan Sagara dan milik Bram. Aku telah mengatur semuanya demi masa depan anak-anak kita.""Kamu memang papa yang baik. Mereka beruntung kamu
Baca selengkapnya
Tidak Ada Tempat Untuk Perempuan Penggoda!
Saga langsung menepis tubuh Berlian, teman kuliahnya yang sekarang menjadi model ternama. Dan kebetulan, perempuan yang bisa dibilang usianya matang itu akan bekerjasama dengan perusahaan Sagara sebagai model. "Jaga sikapmu, Ber. Ada istriku di sini."Berlian merengut. Dia memang mendengar bahwa Saga telah menikah. Taoi, dia tak menyangka istri Saga terlihat biasa-biasa saja. Pakaian tidak modis, rambut tanpa stylish dan wajah polos dengan riasan alakadarnya. "Oh ... hai. Aku Berlian. Mantan pacar Gara!" Berlian mengulurkan tangannya dan Kenanga hanya tersenyum. Hmmpphh! Baru juga mantan pacar. Sudah bangga dan sombong!"Kenanga. Kenanga Ramdani. Istri dan juga ibu dari anak-anak Sagara Ramdani!" balas Kenanga menjabat erat tangan Berlian dan mereka pun saling bertatapan. Dasar wanita udik! Baru juga istri. Kapan pun bisa cerai!"Saya harap Anda bukanlah wanita murahan yang suka menggoda suami wanita lain," lanjut Kenanga lagi dengan s
Baca selengkapnya
Sekretaris Baru Saga
"Sudah puas?" tanya Sagara mencubit hidung istrinya begitu Berlian sudah keluar dari ruangan. Dengan perasaan senang, Kenanga tertawa dan memegangi tangan suaminya."Salah sendiri! Jadi perempuan kok genit dan suka menggoda suami orang!""Cemburu?" Saga tersenyum menggoda. Dia senang melihat istrinya yang protektif. Biasanya, laki-laki tak suka dicemburui. Tapi bagi Sagara, cemburu adalah micin bagi rumah tangganya biar makin sedap dan nikmat. Lagipula, sejak awal dia tahu kalau istrinya hanya pura-pura bermanja-manja untuk membuat Berlian kesal."Hummph! Siapa yang cemburu?"Sagara mengangkat tubuh istrinya dengan cepat dan diletakkan di atas pangkuannya. Makin hari Kenanga makin manja, menggemaskan, dan makin cantik. Semua tingkah lakunya terasa menyenangkan apalagi kalau sedang berada di depan cermin sambil melihat perutnya yang semakin buncit. Sagara tak pernah jemu melihat semua itu. Tak pernah marah jika di tengah malam ia terbangun karena Kenanga harus bua
Baca selengkapnya
Model Dadakan
"Pelan-pelan, Sayang," ucap Sagara mengulurkan tangannya begitu pintu mobilnya terbuka. Mereka telah sampai di sebuah gedung pencakar langit yang asing bagi Kenanga. Wanita itu turun perlahan sambil memegangi perutnya. Digenggamnya erat tangan Sagara dan mereka berjalan menuju lift yang ada di sudut parkiran basedment. "Mau ketemu klien?" "Kau akan segera tahu, Istriku," balas Saga melingkarkan tangannya di pinggul Kenanga yang terasa padat. Beitu angka menunjukkan lantai sepuluh, lift berhenti dan Sagara menuntun istrinya keluar dari lift. "Apa kamu sering kemari?""Ya, akhir-akhir ini." Sagara membukakan pintu yang terletak tepat di ujung koridor. Dari luar kelihatan tak perpenghuni tapi di dalam suasana begitu riuh. Begitu hidup. Dan hanya sekalimoihat saja Kenanga bis tahu bahwa ruangan itu adalah studio foto. Banyak pencahayaan dan model-model yang sedang bergaya di depan kamera. "Boooos!" sapa seorang pria dengan suara kemayu padahal da
Baca selengkapnya
Baju Penggoda Iman Suami
"Apa aku sudah boleh keluar?" tanya Kenanga polos ketika suaminya memasuki ruangan ganti. Dia tidak tahu apa yang sebenarnya telah dilakukan oleh Sagara.Saga mendengus pelan kemudian mendekati Kenanga yang duduk di sofa dan mengamatinya dengan wajah penih tanya."Bagaimana menurutmu baju ini?"Kenanga melihat ke bawah dan menyentuh kain satin yang melekat di tubuhnya. "Aku merasa baju ini terlalu seksi untuk baju hamil. Dan ini lebih mirip baju tidur untuk penganti baru. Terlalu terbuka dan terlalu merangsang. Apa kamu yakin akan menjual ini untuk ibu hamil?""Kenapa tidak? Nanga, kau tahu?" Saga membelai pipi istri dengan lembut lalu mengecupnya dengan mesra. "Wanita yang sedang hamil adalah wanita tercantik sedunia. Selain itu ....""Apa?""Aku ingin agar perempuan hamil di sana bisa secantik dirimu.""Kamu memang pandai merayu! Apakah aku sudah boleh keluar? Kru pasti sedang menungguku." Kenanga bertanya sekali lagi."Pemotretannya ditunda
Baca selengkapnya
Makan Es Durian
"Ga, bisakah nanti berhenti di depan gedung?" tanya Kenanga ketika mereka berdua di dalam lift menuju tempat parkir. Sagara mendekap istrinya ke dalam pelukannya dan mencium keningnya.  "Tentu saja. Ingin makan sesuatu?" "Ya. Aku kemarin aku lihat ada banyak yang jualan di sana.""Apa perlu aku meminta mereka untuk jualan di depan rumah kita?" Kenanga tertawa dan mencubit perut suaminya yang liat. Tak percuma laki-laki itu rajin berolahraga di gym pribadi miliknya. "Siapa yang akan beli? Kamu bahkan tak punya tetangga. "Minta pak Man dan yang lain untuk ngabisin.""Saga?""Hmmm?""Sudah menyiapkan nama untuk anak kita?"Sagara pura-pura berpikir dan menuntun Kenanga keluar dari lift. "Bagaimana kalau Magani dan Rinjani?""Sungguh?"Saga membukakan pintu mobil untuk Kenanga dan memasangkan sabuk pengaman dengan hati-hati. "Tentu, Sayang. Aku tak sabar lagi menunggu kelahiran mereka. Magani nama yang b
Baca selengkapnya
Serigala Berbulu Domba
"Saga, bagaimana kalau kita antar Dewi pulang? Bagaimanapun juga dia bekerja untuk perusahaanmu," tanya Kenanga penuh harap. Dia memandangi suaminya yang tepat berdiri di sebelahnya sambil menenteng tas kresek warna merah.Belum juga Sagara menjawab, Dewi membuka mulut. "Dewi gak mau pulang, Mbak! Dia pasti sudah menunggu Dewi. Dewi takut sekali, Mbak. Dewi sebatang kara di Jakarta, tidak punya siapa-siapa. Tolong Dewi, Mbak ...." Dewi merengek meminta belas kasihan. Wajahnya benar-benar dibuat memelas sehingga Kenanga dibuat tak tega melihatnya. "Kamu tenang saja, ya. Aku pasti bakalan bantu kamu," balas Kenanga sambil memeluk Dewi lalu mengajaknya masuk ke dalam mobil. Saga tidak bisa menolak permintaan istrinya. Dia hanya mendesah melihat tubuh Kenanga yang menghilang di dalam mobil sambil membatin. Oh, istriku. Kau ini baik atau bodoh?***Pintu gerbang terbuka secara otomatis begitu mobil Saga berada di depan rumah. Dewi yang melihatnya tak berhenti berdecak kagum ketika melihat
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status