All Chapters of Terjebak Cinta Suami Yandere (Indonesia): Chapter 121 - Chapter 130
168 Chapters
Bab 121 Sulit Bersembunyi darinya
Di hari Jumat pagi, Risa Abdullah datang ke kantor dengan gaya seperti seorang spionase. Wanita ini berusaha menuju lift tanpa ada yang bisa mengenalinya. Sayangnya, malah sangat konyol, wahai para pembaca! Dengan kacamata hitam, dan sebuah pashmina menutupi kepalanya, wanita berpakaian seragam sekretaris ini berjalan masuk dengan gaya yang jelas-jelas mencurigakan. Sesekali mengintip dari balik kacamata hitamnya, lalu berakting berpura-pura semuanya baik-baik saja. Tapi, setiap kali jalan beberapa meter, kakinya keseleo saking gugupnya takut tiba-tiba berpapasan dengan Shouhei. “Nona! Apa ada masalah?!” teriak penjaga keamanan ketika Risa hendak menempelkan kartunya pada palang menuju lorong lift berada, tapi kartunya malah jatuh terus ke lantai, tidak fokus terbaca oleh mesin barcode. “I-ini saya, Pak! Risa! Risa Abdullah!” terangnya bisik-bisik cepat, ketika penjaga mendekat dengan wajah kaget. “Waduh! Nona Risa sudah mau menjadi wanita sholeha, ya? Nona, roknya kependekan!” t
Read more
Bab 122 Sejak Awal Cinta Itu Memang Egois
Napas Risa Abdullah tersengal hebat luar biasa ketika keluar dari lift. Dia bersandar di dinding dengan lipstik kacau di wajahnya, dan pakaian bagian atas agak berantakan. Sementara Shouhei Shiraishi yang berdiri di sebelahnya sudah berkilau sangat bahagia. Dasi yang dikenakannya diperbaiki dengan gaya yang elegan. Di salah satu sudut bibirnya, terlihat jejak lipstik sang wanita, lalu dengan cepat diusap menggunakan punggung tangan. Risa Abdullah melotot kesal ke arahnya. Dengan gugup dan gemetar segera memperbaiki kancing bajunya yang terbuka oleh perbuatan tirani sang bos beberapa saat lalu. ‘Sialan! Baru juga dua hari tidak bertemu dan menolak panggilannya, kenapa dia menjadi buas seperti itu?’ batin Risa kesal setengah mati. Dia sama sekali tidak menyangka kalau lift yang akan dinaikinya akan menjadi perangkap sempurna dari pelampiasan pria itu. “Kamu baik-baik saja?” tanya Shouhei, sebelah kening dinaikkan santai. ‘Baik-baik saja kepalamu!’ maki Risa dalam hati, menatapnya s
Read more
Bab 123 Tiga Hati Sudah Terlalu Banyak
“Ke-kenapa harus begitu?” tanya Risa gugup ketika jam pulang kantor sudah tiba. Mata menatap gugup pada bos dinginnya di depan meja. Di sebelahnya, tampak sekretaris Renji hanya bisa tersenyum kikuk. Shouhei mengencangkan alisnya, berkata dalam dan tenang, “karena kamu adalah sekretaris yang menemaniku di awal pertemuan dengan Pak tua CEO itu, maka harus kamu yang ikut denganku sekarang.” “Tapi— ” “Ikut denganku,” titah Shouhei dalam dan kuat, wajah sudah menggelap kejam penuh ancaman. Risa Abdullah menciutkan diri, kedua kakinya gemetar hingga hampir jatuh dari posisi berdirinya. Baru juga diberi bekal makanan mewah, dia pikir bisa bersikap semena-mena lagi kepadanya? Dasar tiran! Lagi pula, bukankah orang yang terakhir kali ikut dengannya untuk mengurus masalah taman hiburan adalah sekretaris Jill? Kenapa sekarang malah bilang harus dia yang ikut? *** Walaupun Risa hendak protes dalam berbagai bentuk, dia tahu akan tetap kalah darinya. Maka dari itu, di sinilah dia seka
Read more
Bab 124 Kebenaran Isi Hati Andres
“Kenapa? Aku kira kamu akan berpura-pura tidak mengenaliku.” Andres tertawa mengejek dengan nada serak seksi nakalnya. “Dari mana kamu mendapat nomor ponselku, hah?!” bentak Risa setengah mendesis marah. “Sayang, jangan marah begitu. Kalau hanya sekedar mendapat nomor ponsel seseorang, lewat kekuatan orang dalam, apa saja bisa dilakukan, bukan? Oh, ya, itu tidak penting. Aku menelepon repot-repot begini bukan hanya untuk membahas soal bagaimana mendapatkan nomor ponselmu. Yang aku ingin bahas adalah tentang sandiwaramu saat kita bertemu terakhir kali. Heh, ternyata, setelah bersandiwara dengan bos sendiri, malah bertunangan dengan pria lain. Apa sekarang kamu sudah menjadi murahan yang melayani dua pria sekaligus? Menyesal karena kabur malam itu dariku?” “Diam! Tutup mulut kotormu itu! Aku tidak punya masalah denganmu lagi! Kenapa kamu tidak bisa melepaskan masa lalu, hah?! Bukankah ada banyak wanita cantik dan seksi di dekatmu? Untuk apa menggangguku lagi? Apa kamu dendam karena
Read more
Bab 125 Sekali Menjadi Miliknya, Selamanya akan Menjadi Miliknya
Risa Abdullah bernapas dengan nada memburu, dadanya naik turun oleh amarah, mata menatap layar ponselnya penuh kemarahan. “Ada apa?” Suara Shouhei mengejutkan Risa disertai dengan tepukan di salah satu bahunya. “Sho-Shouhei?” gugup Risa, menatapnya setengah berkaca-kaca. Wajah sembabnya terlihat jelas. “Kenapa kamu menangis? Siapa yang kamu ajak bicara barusan?” tanya Shouhei dengan kening berkerut tak enak dipandang. Risa menghapus air matanya dan menggeleng cepat. “Bukan apa-apa. Lupakan saja. Tadi hanya telepon tidak penting sama sekali.” Shouhei tidak setuju, tetap menatapnya penuh keseriusan. Kedua tangannya kini memegang kedua bahunya sekuat mungkin. “Siapa, Risa Abdullah? Katakan kepadaku. Apanya yang salah? Kenapa kamu harus meminta maaf?” Wajah kelam penuh intimidasi Shouhei sangat terlihat jelas bagaikan gunung es hitam di depannya, membuat Risa menelan saliva gugup. “Shouhei... sungguh. Tadi itu tidak penting sama sekali.” “Risa. Abdullah,” ejanya dengan nada meneka
Read more
Bab 126 Membelikan Risa 5 Pulau Pribadi
Risa Abdullah berpikir kalau acara bermain golf kedua pria beda generasi itu akhirnya selesai, maka mereka pasti akan segera langsung pulang ke rumah. Nyatanya tidak demikian. Keduanya lanjut dengan sesi makan malam bersama di sebuah restoran mahal sebuah hotel tidak jauh dari tempat golf sebelumnya. “Aku senang dengan konsep yang kamu berikan, Anak muda. Besok kita lihat saja bagaimana acaranya berlangsung meriah,” puji Pak tua CEO, menyisip teh hangatnya dengan wajah penuh senyum. “Tentu saja kami akan memberikan yang terbaik kepada klien terbaik kami,” balas Shouhei dengan penuh sikap dewasa dan bermartabat. Risa yang tengah menikmati makanannya usai stres gara-gara telepon Andres, dan juga ucapan Shouhei, hanya melirik kedua orang tersebut bercakap-cakap sejak tadi. Perusahaan mereka memang berjalan di bidang iklan, tapi juga memiliki bidang konsultasi dan penawaran ide bagi perusahaan terkait yang ingin mengambil paket khusus. Shouhei Shiraishi dengan mudahnya menawarkan hal
Read more
Bab 127 Terjebak di Menara Cinta Tertinggi
Keesokan harinya, Sabtu ini Risa Abdullah bangun sangat pagi.. Bahkan, meskipun kemarin banyak kejadian menyebalkan, malam harinya dia tidur dengan memeluk boneka-boneka yang diberikan oleh Shouhei, termasuk gantungan pewangi mobil berbentuk penguin yang dulu dimintanya gara-gara bersikap canggung. Semua benda-benda yang ada bersamanya semalam, membuat hatinya sedikit lebih tenang, dan bisa membuatnya tidur lebih nyenyak. Apalagi ketika teringat gombalan maut Shouhei yang akan membelikannya lima pulau pribadi. Risa merasa itu sangat konyol dan tidak masuk akal, tapi cukup menghiburnya. Wanita ini berpikir, ternyata Shouhei tidak sedingin es abadi, karena ternyata dia bisa bercanda juga. Namun, yang tidak Risa ketahui adalah Shouhei Shiraishi bukanlah pria yang suka bercanda, apalagi jika hal terkait janjinya kepada wanita yang dicintainya. Begitu turun dari lantai dua dan selesai berpakaian lengkap, Risa sangat berseri-seri hingga menarik perhatian ibunya. “Waduh, kamu sepertinya
Read more
Bab 128 Tidak Berdaya sebagai Seorang Simpanan
“Apa maksudmu berkata begitu kepada orang tuaku, hah?!” desis Risa galak ketika mereka berdua sudah berada di dalam mobil. Shouhei yang sibuk mengemudi dengan santainya menjawab, “aku rasa, tidak perlu mengatakan hal yang sudah pasti jawabannya apa.” “Kamu bicara apa, sih? Tolong singkirkan dulu status antara bos dan sekretaris di antara kita berdua! Ayo bicara antara sesama Tuan dan simpanannya!” Mendengar hal itu, mobil mendadak direm! Risa Abdullah kaget sampai berteriak marah, langsung memukul bahunya penuh emosi. “Kamu sudah gila betulan, ya? Kenapa mendadak mengerem begitu?!” koar Risa kesal, menatapnya super galak seolah ingin membakar Shouhei hingga menjadi arang. Anehnya, malah gelak tawa Shouhei Shiraishi yang muncul ke permukaan, membuat jantung Risa tertegun sangat kaget. “Soalnya kamu menyebut istilah ‘Tuan dan simpanan’. Padahal, aku sudah bertemu dengan calon ibu dan ayah mertua. Bukankah itu sangat lucu?” jelasnya dengan tawa indahnya. Risa memang sudah pernah m
Read more
Bab 129 Kemarahan di Seberang Lautan
Risa dan Shouhei akhirnya tiba di kantor setelah jam makan siang, dan sang bos segera berpisah dengannya untuk menghadiri rapat yang tertunda. Risa Abdullah hanya bisa melihatnya dari jauh dengan senyum dipaksakan ketika Shouhei tersenyum kecil menuju arah ruang rapat sementara dirinya sudah duduk manis di meja kerjanya. Dari jauh beberapa anggota tim sekretaris buru-buru mendekatinya dengan wajah penasaran. “Kalian dari mana saja, sih? Katanya, sang bos galak kita itu jarang sekali menunda rapat penting seperti itu. Apakah ada masalah di luar sana?” tanya salah seorang wanita kepada Risa, sudah bersandar di tepi meja sambil jongkok untuk mendengarkan kisah Risa dan bosnya. Maksudnya ‘masalah’ ranjang bosnya yang ganas dan tak kenal ampun itu? Risa memekik kesal dalam hati. Tapi, tidak bisa menyalahkannya sepenuhnya, karena dia merasa semuanya bukanlah kesalahan Shouhei. Itu gara-gara dia yang memulai api panas di antara mereka berdua di mobil sebelumnya hingga berakhir lebih pan
Read more
Bab 130 Mencoba Mempercayainya
Risa Abdullah tidak menyangka kalau mereka akan kembali ke taman hiburan. “U-untuk apa kita ke sini lagi?” tanya Risa dengan wajah bodohnya, menoleh bergantian antara outdoor taman hiburan di depannya dengan pria dingin bermantel hitam di sebelahnya. Shouhei Shiraishi hanya tersenyum lebar. “Setelah pukul tujuh lewat malam ini, bukankah akan ada pawai karnaval?” “I-iya, sih. Aku juga tahu. Tapi, buat apa kita ke sini?” Sang bos dingin merangkul kedua bahu sang wanita lalu menggiringnya berjalan menembusi kerumunan orang-orang yang mulai sangat antusias menunggu acara spektakuler malam ini. “Acara itu adalah salah satu poin yang ada di dalam proposal yang kita ajukan.” “Be-benarkah? Kenapa aku tidak tahu?” balas Risa dengan wajah lugu, mata mengerjap polos. Menatap wajah tampan di dekatnya seolah terhipnotis. “Tentu saja kamu tidak tahu karena aku mengubah sedikit isinya sebelum Pak tua CEO itu menyetujuinya.” “Oh, begitu rupanya.” Beberapa saat kemudian, mereka telah berada d
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
17
DMCA.com Protection Status