All Chapters of Suamiku Dingin!: Chapter 31 - Chapter 40
67 Chapters
Bukan Parasit
"Mau ke mana Steve?" tanyaku pada pria yang beraroma Lunny itu terlihat buru-buru. Jalannya sangat cepat dan aku mengikutinya ke kamar mandi dan menungguinya.  "Apa kau mau ikut mandi, Key?"  "Tidak!"  "Lalu kenapa kau menungguku di sini?"  "Apakah masalah buatmu melihat suamiku sendiri mandi?"  "Tentu saja masalah buatku. Kau tahu kan tidak ada tirai yang menghalangi tubuhku. Apa kau merasa sedang melihat tarian erotis di diskotik?"  "Hmmm ... bukan ide yang buruk. Meskipun kau sudah tua, badanmu tetap bagus."  "Apa kau menyebutku tua barusan?" Stevan menyipratkan air padaku. Buru-buru aku menjauh dan dengan cepat dia menyiram tubuhnya yang penuh sabun lalu mendekatiku.🐊  "Pakailah handukmu. Lihatlah lantainya bas
Read more
Teka-teki
Saat Stevan tiba di rumah sakit, aku meninggalkan mereka berdua. Aku tak ingin mengganggu kebersamaan kedua sahabat itu. Anna pasti merindukan dan ingin bercerita banyak hal pada Stevan. Aku berusaha menepis rasa cemburu. Dari jauh, wanita itu terlihat tersenyum dan wajahnya merona. Biarlah, mulai sekarang aku akan berbagi kebahagiaan dengannya dan lebih peduli pada Anna. Karena bagaimanapun juga kami sama-sama perempuan dan harus sama-sama saling memahami.  Aku pergi ke kamar mandi untuk membasuh muka. Wajahku terasa lengket dan pucat karena makeup yang kupakai luntur karena terlalu banyak menangis.  Setelai selesai dari kamar mandi aku pergi ke taman belakang rumah sakit dan ternyata ayah Anna ada di sana. "Om ...," sapaku ketika memutuskan duduk di sebelahnya.  "Anna sudah sadar. Om gak mau masuk?" tanyaku memulai pembicaran. Pria yang mengenakan kemeja kotak-kotak putih dan hita
Read more
James Patek
"Pergilah ke luar negeri," ucap seorang pria paruh baya. Badannya tinggi tegap dan kulitnya sedikit legam. Ia sedang berdiri di dekat jendela. Memandang ke arah luar yang memperlihatkan gedung-gedung pencakar langit serta kendaraan yang berlalu lalang. Sementara itu seorang pemuda yang diajaknya bicara hanya diam. Dia duduk di sofa sambil memandang ke arah tembok, namun pikirannya melayang entah kemana.  "Papa akan masuk ke dunia politik. Kalau lawan-lawan Papa menemukan hal tentangmu, semuanya bisa kacau! Pergilah sejauh mungkin. Papa akan memberikan uang sebanyak apapun yang kau mau."  "Baiklah." Pemuda itu menjawab lalu masuk ke dalam kamarnya. Ia berpikir, apakah sebaiknya ia berada di dalam tempat rehabilitasi saja? Di sana ada teman-teman yang sepertinya dan saling mengerti satu sama lain. Mereka semua memiliki alasan kenapa menggunakan barang haram tersebut. Merasa depresi karena terkucilkan, tak percaya diri
Read more
The Truth (Tamat)
Setelah kematian Lunny, James makin cemas dan curiga dengan Anna. Karena khawatir dengan apa yang akan terjadi, ia memasang sebuah cctv di kamar Anna. Ia yakin hal ini akan berguna suatu saat nanti. Apalagi sudah jelas wanita sinting itu memasukkan obat tikus ke dalam susu Awan. James juga yakin Anna lah yang membunuh Lunny kemudian membuang kepalanya di kebun.  "James, terima kasih karena mau menjaga Awan malam ini," ucap Keyla dengan lembut.  "Tidak masalah, Darling. Selesaikanlah urusanmu dengannya." James menunjuk ke arah Stevan yang tersenyum seolah-olah ialah yang akan memenangkan Keyla.  Setelah mereka berdua naik ke kamar, Awan mengajak Papanya tidur. "Awan ngantuk," rengeknya sambil mengusap matanya.  "Baiklah, superman! Ayo kita naik!" James menggendong Awan dan pura-pura terbang layaknya superman.  Karena
Read more
Suamiku Dingin (Season 2)
"Darling? Apa kamu sudah selesai menata kamarmu?" teriak seorang wanita yang tengah memasak untuk makan malam keluarganya. Meskipun hari ini dia baru saja pindah ke Paris, Keyla memutuskan untuk menyiapkan makanan sendiri daripada hasrus membeli. Selain itu, dua buah hatinya tidak terbiasa makan-makanan junk food. Bukan hanya tidak sehat karena terlalu mengandung banyak protein serta gula, tetapi sejak kecil Keyla memang membiasakan mereka memakan makanan rumahan yang diolah sendiri. Lebih sehat pikirnya. Kalau soal anak, Keyla tak mau serampangan. Buat anak kok main-main. Pokoknya, apapun yang masuk ke dalam mulut mereka harus yang terbaik! "Sebentar lagi, Ma," jawab Awan dari dalam kamarnya sambil membereskan buku-buku di meja dan ditata sedemikian rupa agar sedap dipandang mata. "Kalau sudah selesai, tolong bantu Mama mengangkat beberapa barang yang ada di luar pintu, ya. Gak berat, kok. Beberapa boneka milik adikmu,"
Read more
Perbedaan Usia
"Fleur. Turunlah ... kita sudah sampai di rumahmu." Darrel menggandeng Fleur yang sedang mabuk dan membawanya berjalan mendekati pintu utama rumah. Tubuhnya sempoyongan dan gadis itu beraroma alkohol yang sangat kuat. "Aku tidak mau pulang ke rumah! Aku ingin pulang ke apartemunmu!" Fleur memberontak dan menggoyangkan tubuhnya agar terlepas dari Darrel. Meskipun dalam bahasa Prancis fleur berarti bunga, tetapi Fleur bukanlah bunga. Apalagi bunga yang indah, menawan, dan harum. Dia adalah bunga yang sudah gugur. Kalau saja tak memiliki keluarga kaya dan terpandang, barangkali ia hanya akan menjadi bunga yang terbuang. Namun, karena orang tuanya memiliki kekayaan, kedudukan, Fleur adalah bunga yang dikeringkan lalu disemprot parfum untuk pengharum ruangan. "Bibik, tolong bantu nona Fleur masuk ke kamarnya," ucap Darrel begitu seorang pembantu membuka pintu untuknya. "Darrel! Bantu aku naik!" teriak Fle
Read more
Hati yang Kesepian
Keyla mematikan pendingin ruangan yang ada di kamarnya kemudian membuka jendela. Hampir pukul satu malam dan dia sama sekali belum bisa memejamkan mata. Padahal, Keyla yang paling getol menyuruh Awan dan Bintang tidur tepat jam sembilan malam agar tubuh mereka terbiasa dengan jam setempat. Perempuan itu menyandarkan tubuhnya di kursi yang terletak di balkon. Pemandangan kota Paris yang diimpi-impikan banyak perempuan untuk didatangi bersama kekasihnya, tak mampu menggoyahkan hati Keyla. Paris yang ditenggarai kota paling romantis nyatanya tak mampu menyelematkan Keyla dari hatinya yang disusupi kesendirian. Hati wanita itu diliputi rasa sepi dan rindu dengan sesosok pria yang biasa diajaknya bicara dalam hal serius maupun hal remeh yang sama sekali tidak penting. Hatinya diisi penyesalan. Seandainya saja ia mampu memberikan cintanya kepada James sebelum pria itu meninggal, barangkali tak sampai begini rasa sakit yang ditinggalkan. Ia jadi in
Read more
Pengirim Misterius
Pagi-pagi sekali Keyla pergi ke supermarket di dekat aprtemen miliknya. Karena supermarket itu buka 24 jam, dia tak perlu menyimpan terlalu banyak bahan makanan di dalam kulkas.Saat memasuki pasar modern, Keyla merekatkan jaket yang dipakainya. Barangkali karena usianya yang sudah lebih dari tiga puluh tahun dan telah melahirkan dua anak, dia tak lagi tahan terhadap ruangan ber-AC dalam waktu yang lama.Keyla mengambil keranjang belanjaan berwarna kuning yang terletak di pojokan, dekat pintu masuk. Etalase pertama yang dia kunjungi adalah tempat sayuran. Ia mengambil beberapa ikat bayam, jamur shitake yang masih segar, brokoli, wortel, dan juga paprika. Setelah itu Keyla pergi ke tempat daging segar. Mengambil dada ayam dan juga salmon berwarna orange kemerahan yang baru selesai dipotong oleh butcher.Hari ini adalah hari ulang tahun Awan, ia tak berniat untuk merayakannya karena Awan sudah tak lagi merayakan hal-hal semacam itu. A
Read more
Kerja Keras, Sayang!
Darrel masih merasakan sakit karena gigitan Keyla. Dia tak menyangka bahwa wanita itu memiliki gigi yang tajam setajam duri-duri bunga mawar yang siap menghujam tangan siapa saja yang mencoba untuk memetiknya.Ada noda merah yang tertera di dadanya. Darrel menyentuh dan pikirannya pun berkecamuk. Kalau saja perempuan itu tidak lari, Darrel tak akan melepaskannya meski Keyla meronta bahkan jika memohon ampun dan bersujud di kakinya.Darah Darrel seolah terpompa dengan cepat dan tubuhnya memanas padahal air dari shower membasahi seluruh tubuhnya. Darah pria itu seperti mengalir dengan cepat dan memenuhi copora cavernosa miliknya. Ia bahkan tidak ingat, kapan terakhir kali dia menggunakan senjatanya untuk bertempur di medan perang hingga dia terkulai tak berdaya. Wanita-wanita yang tidur dengannya selama ini hanya mencari kesenangan mereka sendiri. Mereka semua tak ada yang menantang, apalagi yang membuat dirinya bertahan lebih dari satu malam untuk be
Read more
Never Getting Old for Love
"Mama sudah berhasil?" tanya Awan di ujung telepon. Ia baru saja selesai makan malam bersama kakek, nenek, dan adiknya di hotel tempat mereka menginap."Bagaimana menurutmu, sayang?" Keyla mendengus kecewa dan kehilangan nafsu makan padahal cacing-cacing di perutnya sedang bergelimpangan kehabisan tenaga."Dari suara Mama, pasti gagal," balas Awan sudah menduganya bahwa rencana yang disusun Keyla akan gagal."Apa yang harus Mama lakukan sekarang? Apakah Kakek Nenekmu membicarakan soal Papamu?""Tidak. Mama tahu kan mereka orang yang tidak banyak bicara?""Yayaya ... persis sepertimu dan Papamu.""Whatever. Ingat, di pinggul sebelah kanan. Tatoo dengan huruf KA. Aku melihatnya saat kami mandi bersama.""Iya ... iya. Tidurlah, sayang. Sampaikan salamku pada adikmu.""Hmmmmm."Keyla menjatuhkan tubuhnya di kasur sete
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status