Semua Bab Penggoda Dalam Rumah: Bab 11 - Bab 20
53 Bab
Mendadak Romantis
POV DanuSabtu Minggu ini Arini di rumah saja, kata dia ingin menghabiskan waktu bersamaku. Entahlah, sejak kapan ia berubah mendadak romantis. Y. Untuk perubahan satu itu justru aku sangat suka.Ada satu hal yang masih sering tak kumengerti. Ia sering bilang, "Mas, jaga hatimu untukku, ya." Setiap hendak tidur dan pagi hari ketika kukecup dahinya sebelum berangkat kerja, ia ucapkan kata-kata itu.Kata-kata yang Arini ucapkan menyiratkan makna bahwa ia memintaku untuk setia pada hati yang telah terpatri. Kata-kata itulah yang kini menjadi kekuatan sugesti terhebat dalam diriku.Pradugaku mulai bermain, sepertinya Arini sudah mulai mencium gelagat tidak baik dari ibunya. Kuharap begitu, agar sesegera mungkin Arini bisa mengambil sikap.Siang itu, di depan televisi Arini bergelayut manja di bahuku. Tak ia pedulikan ibunya yang sedari tadi mondar-mandir dan terbatuk-batuk. Kulihat dengan jelas sudut ne
Baca selengkapnya
Kejutan
"Dek, tolong jangan percaya. Itu hanya jebakan yang sengaja dibuat oleh Ibu." Aku mencoba meminta Arini untuk mengerti, berharap ia mampu memilah siapa yang benar dan siapa yang salah.Tak pernah aku sangka kalau ibu akan menggunakan video rekaman itu di saat-saat Arini sedang begitu romantisnya denganku. Sepertinya ini adalah cara wanita licik itu untuk merusak hubunganku dengan Arini. Mungkin ia cemburu.Arini masih tak mempedulikan ucapanku, ia masih saja fokus dengan video dalam gawai itu. Sungguh ini membuatku ingin menghabisi wanita itu. Apalagi saat kulihat lengkungan bibir menghias wajah wanita barbar yang seolah menyiratkan ia sedang mengejekku."Arini, sekarang kamu lihat sendiri bagaimana suami memperlakukan aku. Aku ini hanya wanita tua yang lemah, dia pukul pun aku tak kuasa membalas." Wanita iblis itu kembali mengompori peri baik hati yang masih saja bersikap tenang dengan posisi duduk manisnya.Ah, Ar
Baca selengkapnya
Video Kejutan
Setelah berhasil menjebak Bu Hera dengan pertanyaan yang mampu menggiring pengakuan wanita licik itu, Arini langsung menghapus video rekaman yang dijadikan senjata wanita haus belaian tersebut.Sungguh lega hati ini melihat begitu cerdasnya Arini mengurai benang kusut akibat ulah ibu mertuaku yang kelakuannya sudah abnormal. Tak bisa kubayangkan jika Arini lebih percaya pada ibunya, aku tak akan pernah siap kehilangan wanita yang telah mengalihkan duniaku.Kini, perhatianku kembali tertuju pada sosok wanita yang membuatku berdecak kagum. Baru kali ini aku menyaksikan kecerdasan istriku, layaknya detektif Conan yang sedang membuka tabir misteri penuh alibi.Baru saja aku dibuat terperanjat oleh aksinya, sekarang aku dibuat penasaran oleh sebuah video yang ia kirim ke ibunya. Banyak tanda tanya besar yang berputar di otak memenuhi ruang rasa ingin tahu.Arini menyerahkan kembali gawai Bu Hera dan memintanya untuk memb
Baca selengkapnya
Posesif
Napasku kini teramat lega. Pasalnya, nenek lampir namun semlohai itu telah kehilangan muka di hadapan Arini. Aku bisa melenggang bebas tanpa harus takut dengan rayuan setan berwujud makhluk cantik nan menggoda.Setelah kejadian itu, ibu mertua lebih banyak diam dan mengurung diri di kamar. Dia keluar hanya untuk makan atau ketika butuh sesuatu. Tak ada lagi belahan dada rendah, tak ada lagi kerling nakal, apalagi desah manja.Kerling nakal itu justru telah berubah menjadi mata sendu yang menyiratkan kesedihan. Aku yang melihatnya sedikit tersentuh di sisi lain hatiku, meski aku laki-laki tapi hatiku tetaplah selembut salju yang mudah meleleh jika melihat orang bersedih."Dek, kasihan Ibu," ujarku ketika usai makan malam melihat ibu mertua langsung masuk kamar tanpa pamit."Semua hal ada resikonya. Biarkan dia merenungi setiap kesalahannya." Arini masih saja bersikeras dengan pendiriaannya, membiarkan ibunya dalam ke
Baca selengkapnya
Ayah Mertua
Panggilanku mengejutkan Arini dan Martin. Tapi aneh, kenapa hanya terkejut saja? Harusnya ada rasa takut yang tersirat di wajah mereka."Eh, Mas Danu. Sejak kapan di sini? Terus ... kenapa pakai baju ojol?" Arini memicingkan mata, seolah meminta penjelasan."Kapan aku di sini itu tidak penting, yang terpenting adalah ....""Oh iya, Mas. Ini kenalin, dia Bobby suami ke empat Ibu." Dengan tenang dan menunjukkan sikap ramah, ia memperkenalkan aku pada pria yang lebih tampan dariku itu.Apa? Bobby? Dia suami ke empat ibu mertuaku, itu artinya dia ayah mertuaku. Tidak mungkin, kenapa ayah mertuaku masih muda dan ketampanannya mengalahkan aku meski hanya selisih setingkat, sih.Aku menjabat tangan Bobby dan berusaha untuk bersikap wajar. Beruntung aku tidak langsung main gampar, jika tidak pasti hanya malu yang aku dapat.Arini mengajakku duduk, tepat di hadapan Bobby. Sedangkan Arini tep
Baca selengkapnya
Keceplosan
Hari ini matahari tak bersahabat. Mendung hitam bergelayut manja di langit, beberapa kali kilat menghias cakrawala dengan bias warna emas. Cuaca yang dingin membuatku ingin bermalas-malasan sembari berseluncur di dunia maya.Tengah asyik menikmati berita yang muncul di google, tiba-tiba perhatianku tertuju pada sebuah judul berita, "Selingkuh dengan ayah mertua hingga hamil." Segera kubaca tuntas berita tersebut, kejadian yang terjadi di salah satu kota di negeri ini membuatku khawatir saja.Kuhembus napas dalam-dalam, mencoba memejamkan kelopak mata untuk mengusir seluruh prasangka buruk yang mulai berlalu lalang menyergap hati. Dari dasar hati aku selalu berdoa, meminta kepada Tuhan agar menjaga hati seorang Arini untukku.Semenjak dari pertemuan dengan Bobby -ayah mertua yang tampannya ngalahin aku- perasaanku jadi nggak enak. Aku malah jadi was-was kalau pada akhirnya rencana Arini justru membuat ia jatuh cinta pada Bobby.Kemungkinan itu bisa saja terjadi, mengingat Bobby selain
Baca selengkapnya
Ancaman Mertua
Sorot bola manik itu begitu tajam menatapku seperti harimau yang hendak menerkam mangsa. Sikap tawa manja berubah menjadi dengusan kekesalan. Ya, Bu Hera marah besar.Beberapa kali ia memaksaku untuk bicara, namun aku memilih untuk diam dan mencoba mencari alasan. Ternyata membohongi wanita licik di depanku ini teramatlah sulit, buktinya semua jawabanku dibantah.Dengan amarah ia meninggalkan aku yang masih kebingungan mengendalikan situasi. Terdengar kedoran keras di pintu kamar Arini disertai dengan teriakan melengking Bu Hera. Aku segera berjingkat untuk melihat."Arini! Kenapa kamu menemui Bobby?" serang Bu Hera setelah Arini membuka pintu.Tentu saja Arini kebingungan dan tidak siap dengan pertanyaan itu. Ia terkejut, kemudian mengalihkan pandangan ke arahku. Kembali kudapati tatapan tajam, kali ini dari Arini yang dibarengi dengan gemeretak kepalan tangan. Lebih ngeri dari emaknya.Jangan tanya bagaimana rasanya di posisiku saat ini. Sungguh tak mengenakkan! Antara nggak enak ha
Baca selengkapnya
Rencana Rahasia
POV AriniSetelah mendengar celoteh Ibu dengan Mas Danu di dapur, ketenanganku sungguh terusik. Ada rasa sakit yang semakin dalam menyiksa batin.Lara dan air mata yang telah lama mengering, kini seolah tersiram air cuka kembali. Perih dan menyayat mengetahui kenyataan bahwa ibu yang dulu pernah kunanti kepulangannya, justru belum berubah. Bahkan penyesalan saja tak ada di hatinya.Aku sengaja pamit ke Mas Danu dengan alasan ada pelatihan sosialisasi tabungan baru. Padahal itu semua hanyalah bagian dari rencanaku.Dua hari sebelum rencana kepergianku, aku telah memasang beberapa chip penyadap suara yang dilengkapi dengan video perekam dan mikropon yang aku pesan dari teman. Chip itu aku tempel di tempat-tempat tersembunyi yang tak akan terlihat.Chip pertama aku pasang di dapur, di dalam buffet kaca menempel pada pegangan sebuah panci presto. Chip kedua aku pasang di kamar tidurku, tepat di bagian rak buku paling atas di sela-sela tatanan buku.Rak buku yang sengaja aku letakkan di su
Baca selengkapnya
Luapan Emosi
POV AriniAdakalanya sabar itu luas bak samudra, namun adakalanya kesabaran itu menipis terkikis oleh berbagai ulah yang teramat menyebalkan. Begitu jua dengan kesabaran yang kumiliki.Jujur, tingkah ibuku yang sudah melampaui batas kewajaran membuatku muak dan kesabaran yang selama ini aku miliki menguap tak bersisa. Hanya saja aku punya rencana lain untuk membuatnya benar-benar jera, syukur-syukur bisa menjadi jalan ia bertaubat.Jika menuruti nafsu, mungkin saja aku sudah mengusirnya sejak aku tahu gelagatnya yang tak sungkan memperlihatkan belahan dada dan mulusnya kaki atas pada suamiku. Ini sungguh tak wajar, kenyataan yang tak pernah kubayangkan selama ini.Aku tak mengerti kenapa ibu mempunyai sifat seperti itu. Ia begitu tega menghianati bahkan menghancurkan kehidupan suami yang sudah memberikan kehidupan layak, mengangkatnya dari kehidupan sebagai orang teraniaya.Dan sekarang ... bagaimana bisa ia juga tega akan menghancurkan kehidupan rumah tangga anaknya sendiri? Tak wara
Baca selengkapnya
Paranoid
POV DanuKuseka keringat yang membasahi dahi. Langkah gontai menuju sebuah kedai kecil. Kupesan segelas es teh untuk membasahi kerongkongan yang terasa kering. Terik matahari membakar kulit, menjadikan suhu tubuh naik dan gerah.Dua puluh menit aku berjalan menghabiskan waktu menunggu Arini pulang. Martin yang kutuju tak juga kudapati di tempat kost. Ia pergi dengan kekasih baru, katanya. Enak bener dia, tanggal merah untuk kencan dengan cewek.Tak seperti aku yang harus berjalan panas-panasan hanya demi menghindar dari ibu mertua. Seharusnya rumah itu bisa memberiku ketenangan, namun semenjak nenek semlohai itu hadir dalam kehidupan rumah tanggaku, semua jadi kacau.Rasa takut malam-malam ia datang menggerayangi tubuhku membuat bulu kuduk meremang. Ketakutan yang berlebih menjadikan aku phobia dengan yang namanya ibu mertua. Bikin paranoid saja itu nenek semlohai.Aku teguk es teh hingga tandas, kemudian minta diisi kembali. Pas sekali, ada gorengan risoles isi kentang kesukaanku. Ja
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status